Tak berselang lama, dokter dan petugas medis yang menangani co-pilot itu pun keluar dari ruang gawat darurat itu dan berkata kalau kondisinya sekarang tidak begitu buruk, dan diharuskan untuk beristirahat lebih lama di rumah sakit ini selama beberapa hari. Mereka yang dirasa sebagai kerabat itu langsung diperbolehkan masuk.
"...."
Pertemuan itu, adalah pertemuan yang canggung.
Sang co-pilot tengah tertidur tapi, mereka merasa ... sebaiknya menunggunya bangun.
"Editor, editor ... apakah di sini adalah hal yang tepat?" tanya Cynthia dengan cemas, karena dia belum mengambil barang-barangnya di bandara.
"Ah~ tak masalah sepertinya, kita percayakan pada Rika."
"Rika?"
"Ya, pramugari kenalanku tadi. Aku juga sempat memberikan nomorku padanya." Jelas Fitria, karena Rika yang memintanya sih.
"Oh, begitu, ya."
Beberapa menit kemudian, saat mereka menunggu di dekat co-pilot ini, suara perut kerocongan Fitria terdengar.
Lalu ....