Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Berlin Assassin

🇮🇩VLADSYARIF
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.6k
Views
Synopsis
Menegakkan keadilan dengan melakukan pembunuhan berantai terhadap para penjahat. Berlin Assassin membunuh para penjahat untuk menegakkan keadilan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Mangsa Pertama, Karl Osulf

Pagi hari yang indah dan sejuk. Maria kemudian membereskan kamarnya dan pergi menuju kamar mandi. Meskipun kemarin terjadi pertempuran di dekat rumahnya, tetapi suasana Desa Dorf Stern tetap damai seperti tidak pernah ada ancaman. Orang-orang di sekitar juga tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Suasana seperti ini sudah biasa, selama ada Knight, Polisi dan Tentara. Sebuah Negara aman dari ancaman Demon dan Musuh Negara, seperti Teroris, Gangster dan sejenisnya.

"Ibu, Ayah ke mana?" tanya Maria.

"Oh, Rafael pergi menuju University of Berlin. Mulai hari ini Ayahmu mengajar sebagai Dosen Ilmu Fisika," jawab Wanita berparas cantik, berambut biru dongker pendek tersebut.

"Aku pergi dulu, Ibu."

"Yah, hati-hati."

Maria kemudian pergi menuju Halte Bus. Setelah sepuluh menit menunggu di Halte Bus, akhirnya Bus yang di tunggu tiba juga. Kemudian dia memasuki bus tersebut dan duduk di kursi paling belakang. Bus pun berjalan menuju ke Kota Berlin dan akhirnya berhenti di Halte Philip der Gross Gymnasium. Dia kemudian turun dari bus tersebut dan berjalan masuk menuju ke sekolah menengah atas yang dia impikan.

"Permisi, aku ingin mendaftar sebagai Murid tahun ajaran baru. Kira-kira di mana lokasi pendaftarannya?" tanya Maria kepada Penjaga Sekolah.

"Silahkan masuk dan pergilah ke Ruang Kesiswaan yang terletak di lantai dua, sepertinya kau adalah murid yang pertama daftar ke sekolah ini. Karena hari ini seluruh Gymnasium di Jerman mulai pembukaan pendaftaran murid baru," jawab Sang Penjaga Sekolah yang merupakan seorang Pria Jerman bermata hijau, berambut pirang cepak.

"Terima kasih, juga," balas Maria.

"Ya, sama-sama. Semoga kau bisa menjadi bagian dari kami."

Kemudian dia pergi menuju Ruang Kesiswaan yang terletak di lantai dua.

Maria lalu mengetuk pintu Ruang Kesiswaan sebanyak tiga kali, "Permisi."

"Silahkan masuk saja," ucap Seorang Guru di dalam ruangan, kemudian Maria memasuki Ruang Kesiswaan.

"Bisa perkenalkan Namamu?" tanya seorang Guru Laki-laki.

"Namaku Maria Catherine Olivia. Aku lulus Realschule dua bulan yang lalu. Tiga puluh Desember nanti usiaku enam belas tahun," jawab Maria sedikit berbohong. Maklum, Maria itu Vampir kloningan yang baru berusia sembilan tahun, meskipun fisik dan penampilannya seperti Wanita Dewasa.

"Apakah kau seorang Yakuza?" tanya seorang Guru tersebut yang memperhatikan Maria dari atas sampai ke bawah.

Maria hanya mengenakan celana pendek di atas lutut dan mengenakan baju lengan pendek berwarna Biru Tua serta Battlevest layaknya Thrash Metalhead. Maria layaknya seorang Yakuza, karena seluruh betis dan lengannya dipenuhi dengan Tato.

"Aku bukan Yakuza dan juga bukan Hashiri Nio. Di Planet asalku, para Vampir Wanita diwajibkan untuk mentato seluruh tangan, badan dan betisnya. Jadi tato ditubuhku ini karena adat istiadat, bukan untuk gaya seperti orang-orang yang hidup di negara-negara sebelah. Mohon dimaklumi, Bapak dan Ibu Guru yang aku hormati."

"Oh, begitu. Aku baru tahu. Jadi kau ini berasal dari sebuah Negara di Planet Hades. Baiklah, kami memberikanmu keringanan."

"Terima Kasih, Sir."

"Pasti kau seorang Knight kan, Maria."

"Yes, Mam," ucap Maria tegas.

"Tidak usah kaku seperti Sousuke Sagara. Ini bukan Full Metal Panic."

"Baiklah. Aku disini cuma ingin menyerahkan persyaratan masuk dan formulir pendaftaran Philip der Gross Gymnasium," ucap Maria sambil menyerahkan sebuah MAP berisikan dokumen-dokumen.

"Karena kau adalah pendaftar pertama. Maka kau sudah langsung diterima di Philip der Gross Gymnasium. Tetapi ingat! Kau harus ikut tes masuk pada tanggal tiga puluh Juni nanti," ucap Ibu Kepala Sekolah. Karena di meja Ibu tersebut ada sebuah tulisan "Headmaster"

"Siap dan Terima Kasih, Ibu Kepala Sekolah."

"Silahkan berkeliling-keliling Philip der Gross Gymnasium. Sekolah ini adalah Gymnasium nomor 1 di Jerman, loh," ucap Ibu Kepala Sekolah.

"Aku permisi dulu."

Kemudian Maria membungkuk dan bersalaman dengan Bapak Guru dan Ibu Kepala Sekolah lalu keluar dari ruangan tersebut.

"Maria akan ditempatkan di Kelas B," ujar Kepala Sekolah.

"Yah, Wanita seperti dia cocoknya ditempatkan di kelas tersebut," tegas Guru disamping Kepala Sekolah.

Maria kemudian berjalan meninggalkan Philip der Gross Gymnasium menuju sebuah taman. Setelah berjalan selama sepuluh menit, di taman tersebut dia melihat seorang Lelaki yang tinggi badannya setinggi dirinya, dan rambutnya berwarna coklat yang sedang dikepung oleh tiga belas orang seusianya. Maria lalu bersembunyi di balik sebuah pohon dan memperhatikan situasinya.

"Wow, sepertinya aku akan olah raga," ucap Pria tersebut dengan santainya.

"Jangan sombong kau, Maximilian."

"Aku sarankan lebih baik kita selesaikan masalah kita dengan bermain Game / Catur. Aku saja sudah cukup untuk menghabisi kalian, jika kalian ingin cara fisik."

"Kurang ajar kau!" teriaknya sambil melayangkan Tinju ke pria tersebut, tetapi Max menahan tinju tersebut dengan tangan kanannya dan tangan kirinya mendorong siku orang tersebut hingga tangannya patah.

"Aaarrrrggghhhh!" teriaknya kesakitan karena tangannya dipatahkan oleh Pria berambut coklat tersebut.

"Serang."

Mereka semua maju untuk menyerang Maximilian.

Max kemudian melompat dan menendang kepala seorang berambut abu-abu hingga terpental sejauh sepuluh meter dan pingsan ketika kepalanya menghantam tiang besi lampu taman. Seorang pelajar mengarahkan tendangan ke arahnya, tetapi kakinya ditahan kemudian lehernya dipukul oleh Max dengan keras sehingga pelajar tersebut muntah darah. Max menangkis setiap serangan dan menjatuhkan setiap musuhnya dengan memukul dan menendang lehernya serta mematahkan tulang mereka.

Maria yang memperhatikan perkelahian tersebut dari jauh sangat kagum akan kemampuan bela diri Max. "Dia sangat keren," ucap Maria dalam hati.

Meskipun Max dikeroyok oleh tiga belas Orang, tetapi seluruh orang tersebut babak belur, muntah darah dan patah tulang setelah dihajar oleh Max.

"Kalau aku jadi kalian, lebih baik kita tanding Catur / Game. Aku melakukan ini sebagai peringatan agar kalian jangan macam-macam denganku."

Kemudian Max pergi meninggalkan tempat tersebut.

Sepertinya Gadis Vampir itu mengawasiku lagi. Sepertinya dia orang baru, mengingat aku tidak pernah merasakan kehadirannya sebelumnya, ucap Max di dalam hati.

"Dia menemukanku. Sepertinya kemampuan sensornya hebat juga."

Seseorang menepuk pundak Maria hingga dia kaget.

"Hoy," ucap seorang Perempuan setinggi seratus tujuh puluh empat cm berambut coklat panjang sebahu.

"Siapa kau?" tanyanya.

"Sepertinya kau sedang memperhatikan saudara sepupuku."

"Tidak, aku hanya menonton orang berkelahi dari jauh," jawabnya santai namun nada bicaranya sedikit dingin.

Kemudian dia memberikan sebuah catatan kertas dan foto pada tangan kiri Maria.

"Ini pekerjaan untukmu dan jangan bunuh bawahannya. Aku yakin kau bisa menyelesaikannya. Aku memiliki jaringan informasi yang kuat, terpercaya, dan luas. Untuk uangnya, akan aku kirim dalam bentuk cek. Lakukan yang terbaik, Aku pergi dulu. Sampai jumpa nanti," ucapnya pergi meninggalkan Maria.

Skip Time

Karl Osulf adalah salah satu Bandar Narkoba di Kota Malmö, Kerajaan Divania. Dia adalah salah satu Bandar Narkoba terkenal di Scandinavia. Harga Kepalanya adalah satu juta Mark. Selain itu juga dia juga memiliki hubungan dengan Irgun, Yakuza, dan Bozkurtklar serta House of Rothschild dan House of Rockafeller.

[Bozkurtklar artinya Serigala Abu-abu (Grey Wolves), adalah Sayap Militer dari Partai Fasis Turki, MHP. Untuk sebuah Organisasi Sayap dari sebuah Partai, Grey Wolves itu tergolong edan. Mereka menjalankan Aksi Pemboman, Perdagangan Narkoba dan aksi-aksi lainnya layaknya sebuah Organisasi Mafia. Tujuan Grey Wolves adalah Pan-Turkism, yaitu bersatunya seluruh Bangsa Turki yang membentang dari Turki, Azerbaijan, Asia Tengah hingga Provinsi Xinjiang, China.]

[House of Rothschild adalah Keluarga Bankir Yahudi Eropa. House of Rockafeller adalah Keluarga Konglomerat Yahudi di Amerika dan masih memiliki hubungan darah dengan House of Rothschild.]

"Kirim lima kg benih Golden Lust ke Filipina. Disana kau akan bertemu dengan Romero Gonzales Sang Penguasa Sulu, Borneo Utara dan Sulawesi Utara," ucap Osulf sambil menyerahkan paket tersebut kepada bawahannya, Gilad Stern.

"Sesuai permintaanmu, Tuan Osulf. Tapi aku baru tahu jenis ini," ucap Gilad, seorang Yahudi berambut hitam model Slick Back.

"Golden Lust. Narkoba jenis ini membuat penggunanya selalu merasa ingin melampiaskan hasrat seksualnya. Ketika kau mengkonsumsi ini, itu akan membuatmu melakukan hal-hal seperti masturbasi atau berhubungan seks dengan siapa saja baik itu Perempuan atau Laki-laki. Efek samping Narkoba ini adalah membuatnya menjadi seorang Masokis. Ini adalah cara nikmat dan jalan pintas untuk menikmati Surga Dunia."

"Kau memang jenius, Tuan Osulf. Permisi, Tuan, Aku pamit terlebih dahulu untuk menyelesaikan tugas yang kau berikan."

Kemudian Gilad meninggalkan Osulf yang tengah menikmati Alkohol di ruangannya bersama Para Wanita Penghibur yang cantik dan montok.

Malmö, Divania

Maria berjalan menuju sebuah kafé dan memasuki café tersebut dan duduk di pojok café. Seorang Wanita penghibur menghampiri Maria dan memeluk tangan kanannya dengan erat sehingga dada besar wanita penghibur tersebut menjepit tangan kanannya.

"Maukah kau bercinta denganku. Aku akan memuaskan hasratmu," goda Perempuan penghibur tersebut.

"Tidak," lanjut Maria, "Apakah kau tahu Karl Usolf?"

Nia kemudian mendorong Maria dengan keras, dan kali ini ekspresi Nia ketakutan.

"Kumohon tolong jangan sebut nama itu."

Kemudian Maria memeluk Nia dan membelainya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Jangan khawatir, kau tidak perlu takut dan cemas. Aku akan melindungimu dan membuatmu kembali meraih cahaya. Bisa kah kau memberikanku informasi tentang Karl Usolf, walaupun hanya beberapa kata," bisiknya, lalu Maria mencium leher wanita penghibur tersebut.

"Karl Usolf, dia adalah Iblis yang menguasai Kota Malmö. Dia adalah Seorang Gangster paling ditakuti di Selat Kattegat. Dia memiliki jaringan yang luas dan dia juga memiliki hubungan dengan Gangster Palestina yang bernama Irgun, dan Gangster Turki, yang bernama Bozkurtklar. Selain itu juga dia dekat dengan Militer Divania karena dia adalah salah seorang Knight," ucap Nia ketakutan.

[Irgun adalah salah satu Organisasi Teroris Yahudi yang didirikan di Palestina tahun 1931. Mereka kerap melakukan aksi pemboman, penggantungan dan serangan mortar yang membabi buta kepada Rakyat Palestina dan Militer/Polisi Inggris. Korban Aksi Teror Irgun bukan hanya Orang Arab, tetapi juga Yahudi dan Orang Inggris.]

"Oh, begitu."

"Selain itu dia adalah Anak Laki-laki satu-satunya dari Pemilik Kattegat Corporation, Harold Usolf. Dia memiliki banyak anak buah, banyak juga Knight muda yang menantang Karl Usolf bertarung, tetapi mereka menghilang tanpa jejak. Itu saja yang aku tahu."

"Apa kau tahu di mana rumah atau markasnya?"

"Yang jelas dia selalu berada di Kattegat Corporation atau Malmö Park."

"Terima kasih atas informasinya." Maria kemudian memberikan sepuluh keping emas kepada Nia, "Ambillah, itu dari Afrika Selatan untukmu karena telah memberikanku informasi yang berharga," ucap Maria sedikit berbohong.

"Terima kasih."

Maria kemudian bergegas pergi untuk menghabisi Karl Usolf.

"Tunggu, kau mau ke mana?"

Maria kemudian pergi ke lantai tertinggi hotel alexis. Ketika dia telah tiba di lantai teratas, Maria mengeluarkan Katananya yang tersimpan di gulungan, mengenakan seragam militer, mengenakan kacamata ala pembalap Mototrail dan mengenakan Topi Militer.

Dari lantai teratas Hotel Alexis, Maria melompati gedung-gedung tinggi di Kota Malmö.

Kattegat Corporation Office

Pria berambut botak itu sedang membaca laporan dari anak buahnya.

"Dr. Karl, ini laporan dari Irgun dan Bozkurtklar. Mereka puas akan Golden Lust. Omset hiburan malam yang mereka kelola meningkat secara cepat berkat Golden Lust. Mereka juga mengkombinasikan Golden Lust dengan Narkotika jenis lain untuk mengurangi efek sampingnya, sesuai yang kau sarankan. Itu semua berkat penelitianmu, Dr. Karl."

"Tidak juga, ini adalah kerja keras kita semua. Selain itu juga bersiaplah, kita kedatangan tamu tak diundang. Raikonnen, katakan kepada teman-temanmu untuk bersiap-siap. Dia datang dari arah laut," perintah Dr. Karl Usolf yang merasakan kehadiran Maria dari jarak jauh.

"Siap, Dr. Karl. Ngomong-ngomong apakah dia seorang Knight?"

"Begitulah."

Tiga ratus meter dari Kattegat Corporation Office

Maria tiba-tiba diam ketika sedang berlari di atas laut, dia merasa bahwa Karl Usolf telah menyadari keberadaanya.

"Ternyata ada juga Manusia yang bisa merasakan keberadaanku dari jarak tiga ratus meter seperti ini. Aku harus segera bergegas untuk menghabisinya sebelum Matahari terbit."

Maria kemudian berlari dengan cepat menuju Kattegat Corporation.

Seluruh anak buah Karl Usolf telah bersiaga di Kattegat Corporation dengan memegang Light Saber dan handgun-nya masing-masing. Para Sniper yang bersembunyi telah menembak ke arah Maria, tetapi Maria berhasil membelah peluru-peluru yang mengarah kepadanya dengan Katananya yang kuat dan tajam, sehingga peluru-peluru tersebut terbelah menjadi dua bagian..

"Terus tembak dia. Jangan sampai mendekati dermaga."

Maria dengan cepat menghindari dan membelah peluru yang menghujaninya. Kemudian dia melompat dan berlari menuju ke barisan Gangster. Mereka menghujaninya dengan tembakan, tetapi Maria bergerak dengan cepat layaknya kilat, kemudian dia menendangi dan memukuli barisan Gangster tersebut. Satu per satu Gangster tersebut terpental jauh sejauh sepuluh meter setelah dihajar oleh Maria. Dia berhadapan dengan Gangster bersenjatakan Light Saber.

"Serang!"

Gangster tersebut menyalakan Light Saber dan maju untuk menyerangnya. Maria saling beradu pedang dengan para Gangster tersebut.

Seorang Gangster maju menyerangnya, Katana dan Light Sabernya saling beradu.

"Kenapa Katanamu tidak putus? Seharusnya putus karena Light Saber bisa membelah Baja."

"Katanaku dibuat dengan Logam dan Mineral khusus. Light Saber-mu hanyalah mainan anak-anak," ucapnya, kemudian Maria mendorong Gangster tersebut dan menendang dengan tendangan depan yang keras sehingga membuatnya terpental jauh dan menghantam ketiga temannya.

"Ice Element: Frozen Breeze."

Maria kemudian menebaskan Katananya sehingga para gangster tersebut berubah menjadi patung es akibat kekuatan elemen es-nya yang dia alirkan pada Katana-nya.

Para Sniper menembakinya, tetapi Maria berlari dengan cepat untuk menghindari tembakan musuh-musuhnya. Maria menembakkan chakra es-nya ke segala penjuru, "Ice Element: Ice Light Arrow." Chakra Es tersebut bergerak mengincar para sniper layaknya Missile yang mengunci targetnya. Para sniper tersebut membeku menjadi es setelah terkena tembakan chakra Maria.

Setelah membekukan para Sniper, kini Maria bergerak dengan cepat menuju sebuah tempat terbuka di Kattegat Corporation. Di tempat tersebut kemudian berdiri tiha Unit Günter, yaitu Mecha Humanoid setinggi 18 meter buatan Republik Federasi Ostrogoth.

"Tempat ini akan menjadi kuburanmu," ucap Pilot Günter satu.

"Kami tidak akan membiarkanmu hidup," ucap Pilot Perempuan Günter dua.

"Habisi mereka," ucap Pilot Günter tiga.

Satu unit Günter kemudian melompat dan bersiap untuk membelah Maria dengan Light Sabernya. Maria menahan serangan Light Saber Günter tersebut dengan pedangnya. Günter tersebut mencoba untuk menekan Maria dan dia menahan serangan musuhnya dengan sekuat tenaga. Satu Günter lainnnya menembak ke arah Maria, tetapi Maria melakukan teleportasi sehingga tembakan tersebut mengenai Günter milik temannya.

"Bodoh. Kalau nembak hati-hati," ucap Pilot Günter satu dengan penuh amarah sehingga jatuh dan tidak berfungsi lagi.

"Jangan tembak temanmu, Idiot. Apa kau lupa akan ideologi yang selalu diajarkan oleh Dr. Karl Usolf," ucap Günter dua.

"Maafkan aku, aku tidak mungkin melukai temanku sendiri. Aku tidak tahu jika dia melakukan teleportasi."

"Kira-kira di mana dia," ucap Günter dua. Layar pada kemudi Günter dua tiba-tiba rusak sehingga membuat pilotnya terkaget.

"Hoy, ada apa ini!" teriak Pilot Günter dua sambil memencet-mencet sembarang tombol yang ada di ruang kendali Mecha-nya.

Günter dua jatuh setelah Maria potong kedua kakinya dengan Katananya.

Pilot Günter tiga melangkah mundur sedikit semi sedikit karena ketakutan. "Aaaarrrrggghhhh." Kemudian Günter tiga menghujani Maria dengan peluru. Lagi-lagi Maria bergerak secepat kilat dan menembakkan chakra es ke Günter tiga"Ice Element: Frozen Breeze," sehingga Günter tiga membeku beserta pilotnya.

Setelah mengalahkan tiga unit Günter. Kemudian Pria berkepala botak dan berbadan tinggi muncul dan sambil bertepuk tangan.

"Wah-wah. Hebat sekali kau bisa mengalahkan bawahanku tanpa membunuh mereka. Aku yakin sebenarnya kau ingin membunuh mereka. Tetapi, aku turut berterima kasih karena kau tidak membunuh mereka," ucapnya dengan tenang.

"Aku kira kau tidak begitu peduli dengan mereka," balas Maria ketus.

"Meskipun aku Mafia, aku tidak seburuk yang kau pikirkan. Meskipun mereka bawahanku, aku memperlakukan mereka layaknya teman sendiri."

"Ice Element: Ice Arrow."

Dari belakang Karl Osulf muncul beberapa lingkaran dan dari lingkaran tersebut menembakkan tombak-tombak es besar yang mengarah ke arah Maria. Dia lalu berlari utnuk menghindari segala jenis serangan tombak-tombak es yang dilancarkan oleh Karl Osuf.

"Jangan kabur, bocah. Aku akan menghabisimu!" Karl Osulf berlari mengejar Maria.

Maria menembakkan chakra es-nya untuk membekukkan Karl Osulf, tetapi Karl Osulf menahan tembakan chakra es tersebut dengan perisai es-nya. Maria terus berlari ke arah laut dan Karl Osulf terus mengejar dan menembaknya dengan, "Ice Element: Ice Arrow."

Maria kemudian menebaskan Katananya, "Wind Element: Slashed Anihillation." Tombak-tombak Es yang ditembakkan oleh Karl Osulf hancur menjadi serbuk akibat serangan tebasan katana Maria yang dilapisi dengan kekuatan elemen angin yang kuat. Karl Osulf kemudian melompat untuk menghidari tebasan angin yang kencang dari Maria.

"Jika aku terkena, aku bisa mati tercabik-cabik."

Kemudian Maria sudah berada didepan Karl Osulf untuk memotong lehernya. Karl Osulf menahan serangan Maria dengan pedangnya. Kemudian mereka berdua saling beradu pedang. Mereka menunjukkan kemampuan berpedang mereka yang be

Karl Osulf mengarahkan pedangnya ke arah lurus untuk menusuk perut Maria, tetapi Maria menangkis pedang musuh-nya dan melakukan tendangan Dollyo chagi ke arah Dada Karl. Karl menahan tendangan Maria dan mengaliri Maria dengan Elemen Listrik selama 5 detik "Lightning Element: Lightning Shield."

[Dollyo chagi dan Yop chagi adalah Teknik Taekwondo.]

Maria teriak kesakitan dan setelah itu Maria jatuh. Setelah itu, Karl mencoba untuk menusuk Maria, tetapi Maria menahan Pedang Karl Osulf dengan tangannya yang diselimuti dengan Es.

"Jadi kau masih bertahan setelah serangan Listrikku dan kau menyelimuti telapak tanganmu dengan Es. Kau kuat juga, yah, bocah."

"Tidak juga."

Kemudian Maria melakukan tendangan Dollyo chagi ke lutut Karl Osulf. Karl kemudian melompat dan tiba-tiba Maria hilang dengan teknik teleportasinya.

"Kemana dia?"

Satu detik kemudian Maria muncul dibelakang Karl dan melancarkan Yop chagi dengan keras sehingga Karl Osulf terlempar terguling-guling sejauh lima belas meter.

"Ouch."

Kemudian Karl Osulf bangkit dan, dia merasa ada yang menusuk jantungnya. Dengan kemampuan Elemen Anginnya, Maria menusuk Jantung Karl Osulf.

"Riwayatmu telah TAMAT."

Kemudian Maria menggerakkan tangannya ke samping sehingga dada Karl Osulf terbelah dan kemudian jasadnya tergeletak. Maria mencengkram jantung Karl Osulf dengan keras yang dialiri elemen angin sehingga jantung tersebut tercabik-cabik menjadi potongan yang kecil-kecil.

Maria kemudian mengeluarkan ponsel-nya dan memfoto Jasad Karl Osulf. Setelah itu, dia mengirim foto tersebut ke pihak Jerman. Dengan keterangan, "Karl Osulf telah berhasil dibunuh. Aku akan segera kembali ke Jerman dengan cepat."

Maria lalu membuka sebuah portal dimensia dan memasukinya untuk pulang ke rumahnya di Berlin.