" Memang seperti itu kak Bening. Maaf membuat paman emosi dan terimakasih sudah menolong Nara paman" ucap Nara dengan menundukkan wajahnya
" Panggil saya Candra jangan paman saya ini belum menikah. Sudah Nara kamu istirahat pulihkan dulu kesehatanmu saya cari makan siang dulu saya lapar. jangan kemana kemana jangan kabur " perintah Candra menyelimuti Nara
Sampai di kantin rumah sakit Candra bertemu dengan suster yang membantunya memasangkan oksigen makan nasi rames bersama tak lupa memesankan untuk Nara kepada semua orang yang di tolong nya selalu berbuat baik.
" Mas Candra, wanita tadi itu pacarmu apa?" tanya suster dengan penasaran
" Bukan sus, Nara namanya dia tadi kejambretan hingga asmanya kambuh. Sudah ya sus saya duluan habis ini saya mau ada meeting di perusahaan Gemilang Abadi." jelas Candra membawa satu bungkus rames dan teh hangat
Taaaaap
Taaaaap
Menyusuri lorong banyak orang menyapanya dengan hormat dengan membalas senyuman Candra bergegas ke ruangan dimana Nara di berada, sesampai di ruangan dengan Nara yang masih tidur baru saja Candra meletakkan bungkus makanannya tiba saja ponselnya berdering membuat Nara terbangun
"Iya haloo"
"Selepas Azan ashar kita berada di caffe Latazan "
"Iya oke... terimakasih "
"Kamu udah bangun maaf ponsel saya buat kamu bangun Nara " ucap Candra dengan melepaskan oksigen yang menempel
" Ooo gak papa santai saja kak Candra" jawab Nara dengan menyandarkan
" Panggil saja langsung Candra gak usah pakai kepala saya tidak suka dengan itu. Udah kamu makan cepat nanti saya antar kamu pulang" protes Candra memberikan makanan
Sembari menunggu Nara makan Candra berganti pakaian yang agak resmi tapi juga tidak santai di kamar mandi dekat dengan Nara berada. Nara yang sudah selesai dengan menunggu Candra duduk meletakkan kepalanya di kasur tiba saja Candra keluar dari kamar mandi beda dengan penampilannya membuat Nara melihat ke arah Candra dan lalu meletakkan kepalanya lagi yang masih pusing
"Ayo saya antar kamu pulang" ucap Candra mengambilkan tas Nara
" Terimakasih Candra tapi saya bisa lakukan ini sendiri" jawab Nara melepas rangkulan Candra
Nara yang berlajan dengan masih sempoyongan membuat Candra mendekati Nara dengan jalan yang sangat mengkhawatirkan sesekali Nara berhenti dengan melihat isi rumah sakit dengan jelas. Hingga tiba di parkiran mobil Nara dengan menundukkan kepalanya di pintu mobil yang belum terbuka. Main bopong saja Candra menuju kursi penumpang di depan dengan Candra menjadi supirnya.
" Sudah biar saya yang antar. kamu pulang kemana?" tanya Candra dengan memanaskan mobil Nara
" Saya mau meeting di antarkan saya ke kantor Germilang Abadi "seru Nara
Ngeeeeeeeeng
Selama perjalanan Nara perbanyak untuk tidur kepalanya masih sakit dan juga sesak dadanya kembali lagi namun tidak sesakit tadi. Hingga tiba lah di kantornya dengan Nara sudah siap untuk turun dari mobilnya, Dengan sesekali menggeleng geleng kepalanya berjalan menuju ruangannya dengan membawa tas uangnya.
" Nifa, kasih ke direksi keuangan lalu kita meeting. Dimana kita meeting?" seru Nara dengan duduk di sebelah Nifa
" Jadwal hari ini kita ada di caffe depan bu caffe Latahzan. Saya bawa berkasnya sekalian bu " jawab Nifa sembari membawa dokumennya
Taaaaaaap
Taaaaaaap
Taaaaaaap
Nara dengan berusaha berjalan tegap namun sesaknya yang masih bersamanya setelah turun dari mobil. Begitu kagetnya Candra 4 kursi dari Nara saat melihat Nara berubah pakaian layaknya pemilik perusahaan meskipun dengan wajah yang sama masih pucat.
Dengan rasa gemetar saat melihat Nara duduk di kursi direktur utama dengan memberi senyuman pada Nara begitupun dengan Candra yang membalas senyuman. Nara mulai dengan presentasinya di jelaskan degan sedetail mungkin apa yang di kembangkan perusahaan bergerak bidang property. Candra mendengarkan dengan seksama sesekali melihat Nara yang sudah sangat pucat membuat Candra berbisik pada sekretaris Nara untuk membawanya duduk.
" Ibu, sembari duduk saja! sepertinya sedang tidak sehat hari ini !" bisik lirih
" Iya terimakasih....Nara kuat kook sebentar lagi selesai"?jawab Nara
Nara melanjutkan presentasinya kembali setelah 10 menit berlangsung membuat Nara langsung mengambil obat yang ada di sakunya untuk di minum dengan buru buru langsung di minumnya seketika membuat Nara pingsan di tempat dengan asmanya yang begitu berdebar debar.
Pyaaaaaaaar
"Bangun bu bangun sadar bu Nara. Akan saya tekefonkan bu Bening" seru Nifa mengambil tekefonnya
" Tidak usah biar saya yang bawanya kerumah sakit. Katakan saja kalau Nara masuk rumah sakit kembali karena dia yang memaksa. Kalau begitu saya permisi " ucap Candra dengan membopong Nara
Dengan berlari Candra mengambil kunci dari sakunya menuju rumah sakit. Dengan cepat membawa Nara sembari memegang oksidasi di mobilnya milik temannya yang tertinggal hingga tiba di rumah sakit dengan memasukkan Nara ke kamar pribadi Candra dengan berlari yang di ikuti suster menuju kamarnya. Tiba saja ponsel Nara berdering berkali kali Candra yang sibuk dengan Nara enggan untuk menjawabnya. Hinga dokter spesialis dalam dan jantung menemui Candra untuk memeriksa Nara hingga akhirnya selesai di nebu.
" Mas Candra begini ini memang pasien saya sudah lama. Dia setiap kelelahan seperti ini kemarin baru saja kemari katanya capai karena mengurus hari pengajian mamanya yang terakhir dan hari ini katanya kakeknya mau datang yang kemarin Nara cerita" jelas dokter Defan melepaskan stetoskopnya
" Kok saya tidak pernah melihatnya dia periksa kemari ya ! saya tadi menolongnya habis kejambretan di jalan veteran tadi pagi. dan sore ternyata Nara sebagai pemilik perusahaan Germilang Abadi " jelas Candra mengusap tangan Nara
Di tunggunya sembari melihat Nara yang masih pingsan dengan seksama hingga telefon Nara berdering namun Candra enggan untuk mengangkatnya dalam fikirnya Bening nanti akan memarahinya lagi. Setelah telefonnya berakhir membuatnya mematikan datanya agar tidak mengganggu istirahat Nara.
Dengan tidur di kursi meluruskan kakinya tangan bersedekap tiba saja tangan Nara jatuh mengenai tangan Candra yang membuatnya bangun kaget di lihat Nara yang masih pingsan. Di genggam tanggan Nara untuk bersandar namun membuat Nara bangun dari pingannya
" Nara di rumah sakit lagi? " tanyanya dengan beranjak duduk
" Iya kamu aman kok sama saya. Sudah
kamu minum dan makan buah serta obatnya " seru Candra menyodorkan makanannya
" Makasih Candra kamu sudah menolong Nara untuk kesekian kalinya . Makasih dan maaf yang bisa Nara katakan pada kak Candra. Sejujurnya hari ini kakek pulang ke Indonesia tapi Nara tak kuat untuk kesana" ucap Nara memakan buah