uh..apa ini kakak.."
"ini kalung yang aku berikan untuk mu bukalah"ucap atvena
Alexander terkejut dan melirik atvena"hm..Kakak..kalung ini kalung wanita , bagaimana bisa aku memakai ini..tapi tidak masalah ini pemberian kakak..aku akan menerima nya"ucap Alexander.
"hehe..ini hadiah dari kakak..aku akan menjaganya"ucap batin Alexander.
tiba tiba atvena berkata"itu bukan untuk mu,aku memberikan nya untuk calon istri mu Alexander"ucap atvena menatap Alexander dengan intens.
Alexander terkejut "apa? untuk..calon istri ku"ucap Alexander.
"itu benar ..jadi untuk siapa lagi jika bukan untuk calon istri mu"ucap atvena dengan mengetuk jari tangannya nya ke meja.
mendengar itu genggaman tangan Alexander hampir meremukkan kotak Kalung itu,dalam lubuk hatinya dia sangat sedih.
"ha..haha... b-benar kah ini sangat indah"ucap Alexander menatap kalung itu dengan tajam.
"ada apa keponakan ku..apakah kau tidak senang,,"ucap ayah atvena .
"hah?tentu saja aku suka paman!ini adalah pemberian kakak sepupu bagaimana aku tidak menyukai nya"ucap Alexander dengan sedikit panik.
ayah atvena tersenyum kecil dan menatap atvena.
"baiklah.. putri ku ada sesuatu yang ingin ayah katakan...karena kakak mu ada urusan bisnis di Jepang,dan ibunya sedang berlibur dengan nenek mu , Mungkin ini sedikit terburu buru ,dan juga..ada Alexander di sini jadi ayah ingin mengatakan tentang perjodohan ,,ini tentang pernikahan mu"ucap ayah atvena menatap wajah putri nya yang mendengar nya dengan memasang wajah datar .
Chiris dan Alexander sangat terkejut mendengar nya dari pada chiris .
Sangat aneh, Chiris terkejut karena tuan nya sang jenderal akan menikah,di pikiran nya ketika sang jenderal yang dia layani menikah. maka setelah menikah apakah jenderal dapat berperang atau tidak.
sedangkan Alexander kebingungan dari pada terkejut raut wajah nya sangat marah ,sedih dan menderita.
"menikah?hm..jika tentang pernikahan maka ak--"
perkataan atvena dipenggal oleh Alexander"tidak!!"
"? huh??"ayah nya dan atvena memiliki reaksi yang sama terhadap Alexander.
"jangan!kakak kau tidak boleh menikah!!"teriak Alexander hingga suara nya memenuhi ruangan.
"Alexander..."ucap ayahnya.
atvena berjalan menuju Alexander
"kenapa aku tidak boleh menikah,jika aku menikah melalui pernikahan itu a akan memperkuat keluarga,aku juga akan mengunjungi keluarga setiap tahun nya"ucap atvena menatap Alexander.
"tidak!kau tidak boleh menikah! keluarga kiraxus bukannya sudah kuat,kenapa kakak harus menikah!"ucap Alexander menangis.
melihat itu atvena menatap tajam dan berkata dengan dingin"itu tidak akan menjadi perbedaan bukan?aku kakak sepupu mu maka aku bisa menikah bukan!dan penambahan ku sangat cantik,,jadi aku bisa menikah dengan siapa pun yang aku ingin kan!jadi urusan mu apa tentang pernikahan ku!?"ucap atvena dengan dingin dan menatap mata Alexander
ayah atvena terkejut"a-atvena.."
"pokoknya berbeda!aku tidak ingin kau menikah dengan siapapun!!"ucap Alexander.
atvena terkejut karena Alexander mengatakan itu,dia bahkan memanggil atvena dengan sebutan kau.. mendengar itu atvena semakin marah
"ha..apakah pernikahan ku harus diputuskan oleh dirimu!"ucap atvena dengan dingin.
melihat itu chiris sadar bahwa atvena sedang marah.
"ha.."Alexander terkejut dan tidak bisa berkata kata
tiba tiba dengan penuh kemarahan Alexander mencampakkan kotak yang berisi kalung itu ke dinding dan pergi.
Alexander berpikir dan berlari"kenapa.. kenapa!kau menjadi kakak... sepupu ku"perbedaan "ini aku tidak bisa mengatakan nya ! sangat sakit!!"Alexander pergi dengan sangat cepat samar Samar atvena melihat air matanya.
ayah nya dan chiris tidak bisa berkata kata melihat dan mendengar perkataan Alexander.
"ayah..chiris..apakah kalian bisa pergi sebentar dari ruangan ini,aku ingin menenangkan diri"ucap atvena berbaik badan.
"baiklah..anak itu sudah besar perilaku nya masih saja seperti anak anak"ucap ayahnya menggelengkan kepalanya dan pergi.
tap..tap..
"chiris kau juga"ucap atvena
"saya mengerti tuan...jika anda perlu sesuatu anda bisa memanggil saya"ucap chiris menundukkan kepalanya