Jantung Mi Xiaomi masih berdebar kencang saat membaca nama ini.
"Ji Nanfeng jauh lebih tampan daripada dulu. Aku akan menunjukkan padamu fotonya yang kuambil secara diam-diam."
Qin Yuanyuan mengirim sebuah foto.
Pria di dalam foto itu tengah mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, rapi dan pas. Wajahnya masih terlihat tampan dan hangat, rambutnya halus, dan kaki jenjangnya. Dia paling menarik dari yang lainnya.
'Ya.'
'Dia lebih tampan dan matang dari sebelumnya.'
"Gadis yang bersamaku di bandara juga kenal dengan Ji Nanfeng. Dia bilang setelah pindah dari sekolah kita dulu, Ji Nanfeng diterima di Sekolah Kedokteran Harvard saat dia kelas dua SMA. Sekarang dia menjadi profesor termuda di Sekolah Kedokteran Harvard. Komunitas medis memujinya sebagai ahli saraf jenius karena telah menemukan terobosan baru di bidang saraf dan otak."
Qin Yuanyuan mengirim pesan suara pada Mi Xiaomi. Dia bicara dengan nada berlebihan dan penuh kekaguman.
Ahli saraf?
Mi Xiaomi menyentuh kepalanya yang mulai sakit lagi. Dia mengeluarkan botol obat dan menelan satu pil.
Selang dua puluh menit kemudian.
Sakit kepalanya berangsur hilang.
Dia menyadari bahwa ketika dia sedang sakit kepala, bayi-bayi di dalam perutnya bersikap baik dan tidak bergerak. Mungkin mereka ikut merasakan rasa sakit ibunya juga.
"Tidak apa-apa, ibu sudah tidak apa-apa. Kalian bisa bermain lagi." Kata Mi Xiaomi sambil mengusap lembut perutnya.
Janinnya seperti memahami kata-katanya. Mereka mulai meninju dan menendang perutnya lagi. Hal itu membuat perutnya terus berubah bentuk aneh. Sungguh ajaib.
Selama bayi-bayinya bisa terlahir dengan sehat, Mi Xiaomi tidak akan peduli pada Ji Nanfeng. Mau setampan dan sehebat apapun dia, kecuali kalau dia bisa menyembuhkan tumor otaknya.
Namun, kemungkinannya sangat kecil.
Dokter Chen bilang, tumornya tumbuh di bagian terpadat dan terlemah dari otak yang hampir mendekati titik vital. Jika diangkat melalui proses pembedahan, maka tingkat keberhasilannya hanya sekitar 1%.
Dokter Chen pernah mendatangi ahli saraf paling ternama di negara M. Ahli itu pun juga mengatakan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan lagi.
Ji Nanfeng hanya orang baru di dunia kedokteran. Memangnya dia bisa dibandingkan dengan para ahli saraf hebat lainnya?
Jadi Mi Xiaomi lebih baik pasrah dengan nasibnya.
***
Ye Xiao merasa galau lagi baru-baru ini.
Dia terus terbayang-bayang oleh wanita hamil itu. Bahkan ketika dia bermimpi indah, wanita hamil itu lah yang pasti jadi pemeran utamanya.
Wanita hamil itu jelas gemuk karena kehamilannya. Dengan dagu ganda yang jelek dan perut yang membuncit. Dia terlihat seperti penguin raksasa. Dia tidak begitu cantik dan tidak memiliki daya tarik seksual yang kuat. Akan tetapi entah kenapa, bahkan sehelai rambutnya pun dapat menjadi godaan yang fatal bagi Ye Xiao.
Kenapa?
Kenapa?
Kenapa?
Ye Xiao telah menghabiskan satu bungkus rokok. Dia masih belum menemukan apa arti obsesinya ini.
"Lao Si, Nenek memintamu pulang malam ini untuk makan malam bersama."
Ye Xiao menerima telepon dari kakak sulungnya, Ye Ying. "Pulanglah lebih awal. Jangan membuat Nenek menunggu lama."
"Ingin menyuruhku melakukan kencan buta lagi?" Tanya Ye Xiao retoris.
"Kamu sudah dewasa, sudah pantas untuk menikahi seorang wanita. Jangan terlalu pilih-pilih. Yang penting adalah dia bisa memberikan keturunan, agar Nenek tidak selalu memikirkanmu." Ucap Ye Ying menasehati layaknya seorang kakak tertua pada umumnya.
"
"Kakak, apa kamu menikahi Kakak Ipar hanya untuk memberimu keturunan?" Tanya Ye Xiao.
"Aku menyukai wanita, sedangkan kamu tidak. Setidaknya, berpura-puralah menyukai wanita. Semua akan baik-baik saja jika kamu menikah. Jangan membuat Nenek membicarakan pernikahanmu sepanjang hari dan menyalahkanku karena tidak becus mengurus pernikahanmu." Ye Xing bersikeras membujuknya.
"Kakak, aku yang akan menjelaskannya sendiri pada Nenek. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu."
Ye Xiao melanjutkan, "Sudah ada wanita yang kusukai saat ini."