Chereads / Kamu Adalah Penggantinya / Chapter 28 - Presiden Fu, Kamu Mengambil Karakter Protagonis Wanita Yang Lemah

Chapter 28 - Presiden Fu, Kamu Mengambil Karakter Protagonis Wanita Yang Lemah

Dia menatapku, lalu mengalihkan perhatiannya ke angka yang berubah.

Setelah menunggu lama, dia masih tidak memberiku jawabannya. Membuat perasaanku campur aduk, hingga membuatku tidak bisa mengatakan apa-apa.

Ruang lift sempit, jadi sebisa mungkin aku tetap berada di sudut. Ketika kami hendak mencapai lantai pertama, lift yang turun dengan kecepatan konstan tiba-tiba berhenti bekerja.

Setelah mendengar suara alarm yang melengking aku baru menyadari bahwa lift rusak.

Aku tercengang. Kenapa bisa liftnya rusak di saat seperti ini!

Fu Hansheng tetap terdiam. Dalam kegelapan, aku menyalakan ponselku dan menghubungi staf pemeliharaan dengan cepat. Setelah beberapa saat, aku mendengar ada langkah kaki di luar.

Staf pemeliharaan sedang memperbaiki lift.

Dalam kegelapan, suara nafas berat terdengar sangat jelas. Aku menyorotkan senter ke wajah Fu Hansheng. Aku melihat wajahnya pucat, ada lapisan tipis keringat di dahinya.

"Kamu kenapa?"

Aku menyadari ada sesuatu yang salah, lalu segera pergi membantunya. Dia meletakkan tangan langsung di bahuku, dan segera menopangkan berat tubuhnya padaku.

"Fu Hansheng, apa kamu menderita klaustrofobia?" Dia menjawab dengan terengah-engah, "Hm."

Heh, pria ini sungguh lemah.

Saat ini, aku tidak bisa meninggalkannya seperti itu. Aku menepuk bahunya lalu berkata tanpa daya, "Kalau begitu kamu tetap dekat denganku. Aku akan menemanimu."

Setelah aku mengatakan itu, aku melingkarkan tangan di pinggangnya.

Suara berisik di luar menutupi nafas berat Fu Hansheng.

Untuk menghemat energi, aku menempelkan tubuhku ke dekat sudut dinding lift. Posisi seperti itu terlihat seakan-akan Fu Hansheng menekanku ke dinding dan aku meringkuk di pelukannya.

Seperti kata pepatah, ada perbedaan antara pria dan wanita. Ketika dua tubuh begitu berdekatan, tidak dapat dihindari bahwa mereka akan mengalami sesak napas dan perasaan tercekat.

Tepat pada saat aku sudah tidak bisa menahannya lagi, terdengar suara 'ding', pintu yang tertutup pun akhirnya terbuka.

Staf pemeliharaan di luar bahkan tidak punya waktu untuk mengatakan sepatah kata pun saat melihat situasi yang ada di dalam lift, mereka dengan cepat memberi ruang bagi kami.

Wajah Fu Hansheng masih sangat pucat.

Aku dengan susah payah menopangnya sepanjang jalan sampai ke mobil. Aku berhasil membawanya ke kursi belakang dengan segenap kekuatanku. Saat aku hendak pergi, dia menarik lenganku.

Aku tidak siap dan langsung jatuh ke atas tubuhnya.

Dia tidak sepenuhnya sadar sekarang. Seperti seekor anjing kecil, dia menggosokkan kepalanya ke arahku terus-menerus. Saat aku mendorongnya menjauh, dia menempel ke arahku lagi dan lagi.

Butuh waktu beberapa saat hingga akhirnya aku bisa menyingkirkannya.

Ketika kami sampai di rumah, aku membantu Fu Hansheng kembali ke kamar tidur dengan bersusah payah. Saat aku melemparkannya ke tempat tidur, aku melihat ke langit-langit dan menarik nafas lega.

Pria yang berbaring di tempat tidur itu sangat tampan. Matanya tertutup dan tidak bergerak. Aku maju, ketika aku melihat lebih dekat, aku menemukan bahwa bibirnya pecah-pecah.

Aku pergi untuk mengambilkan air dengan penuh kebaikan. Setelah masuk, ponsel Fu Hansheng di sakunya tiba-tiba berdering.

Sepertinya itu adalah alarm, tampaknya tidak akan berhenti sama sekali.

Aku membungkuk, mendekatkan wajahku ke saku Fu Hansheng, dan mengulurkan tangan untuk mengambil barang di sakunya...

"Apa yang mau kamu lakukan?"

Suara dingin Fu Hansheng terdengar dari atas kepalaku.

Aku menghela nafas lega, "Ponselmu berdering."

Dia menatapku seolah aku akan melakukan sesuatu yang tidak pantas padanya. Sebelum aku menarik kembali tubuhku, dia tiba-tiba maju ke arahku.

Dadaku sesak. Aku melihat ke bawah dan melihat bahwa kancing kemejaku terbuka, memperlihatkan banyak area kulitku.

Yang paling penting adalah cupang yang dia berikan sebelumnya belum memudar. Dan itu terlihat sangat menantang.

Ekspresi Fu Hansheng tenang matanya pun menjadi gelap. Dia mengulurkan ujung lidahnya dan menjilat bibirnya yang kering.

Wajahku tiba-tiba berubah menjadi keruh, "Uh, apa yang mau kamu lakukan padaku? Aku masih suci, dan aku selalu percaya pada cinta suci!"