"Aduh, Pelan-pelan dong, Santi."
"Mas Anton payah nih, masa digoyang dikit udah lemes."
"Iya, habis mijit sekali rasanya. Apalagi kalau sambil goyang. Milikmu enggak ada duanya pokoknya."
Puluhan belati seakan menghujam hati Liani saat ini saat mendengarkan mereka yang sedang beradu cinta. Ternyata, pijet yang mereka maksud berakhir dengan perselingkuhan. Dan mereka melakukannya di rumah ini? Benar-benar sudah gila.
Liani yang sudah tidak kuat batin pun berlari menuju lantai dua. Dia tidak perduli kalau suara sandalnya yang beradu dengan lantai itu di dengar oleh mereka. Toh, keberadaannya di sini sudah tidak dianggap.
Tatkala melewati depan kamar Wira yang terbuka, Liani berhenti kala suara bass sedang memanggilnya. Liani pun menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Wira yang hanya menggunakan boxer itu. menampilkan ke seluruhan tubuhnya yang maskulin. Permukaan kulitnya yang berotot tampak berkilau kecoklatan di siram cahaya lampu, terlihat sangat eksotis.