Liani tergopoh-gopoh berjalan di lorong rumah sakit. Menuju ruangan VIP di mana mertuanya sedang dirawat. Widi hanya mengantarkanya sampai di depan rumah sakit, karena Ayu sangat tidak menyukai Widi. Menurutnya, dia hanyalah wanita berandalan.
Sesampainya di depan suatu ruangan, dia memastikan nomor kamarnya sesuai. Lantas mengetuk pintu beberapa kali, sebelum akhirnya masuk.
"Mama," lirihnya. Terlihat seorang wanita paruh baya tengah terbaring lemah di sampingnya ada Marni yang menghubunginya tadi.
Meski sudah separuh abad, tetapi paras cantiknya itu seakan menolak tua. Dia terlihat seperti masih berumur tiga puluhan. Hanya saja penyakit jantungnya yang membuatnya terpaksa terbaring tidak berdaya dengan wajah yang pucat.
"Liani, kemari sayang," sahut Ayu dengan suara lemah. Liani lantas berhamburan ke di sisinya. Terlihat Marni berdiri, memberi ruang mereka untuk berdekatan.