"Bang."
Suara lembut menelisik telinga Adam sampai pria tampan itu membuka matanya. Terlihat si cantik Dinda yang memandangnya sambil melempar senyum.
"Dinda."
Adam langsung bangkit tidurnya dengan posisi duduk mensejajari istrinya wajah mereka saling beradu.
"Abang semalam di mana? Aku nungguin tau," ucap Dinda manja. Meski ada sedikit kecewa, namun dia mencoba positif thinking jika suaminya tidak akan macam-macam. Suaminya kan orang baik.
"Maafkan Abang Sayang. ada keperluan mendadak. Maafkan Abang karena tidak mengabari kamu terlebih dahulu," balasnya sambil merangkul pinggang Dinda dan mengeratkan di tubuhnya. Aroma harum semerbak tercium di tengkuk mulus itu. Menjadikan gairah Adam meningkat.
"Terus, bagaimana dengan malam pertama kita?" tanya Dinda. Padahal semalam dia sudah memastikan mahkotanya keset dan wangi. Tapi, Adam malah pergi begitu saja.
"Sekarang saja bagaimana? Sebut saja pagi pertama?"