Mirna tidak bisa menahan kesedihannya. Selama proses pengadilan berlangsung, Mirna hanya berharap semoga ibunya tidak divonis dengan hukuman berat. Dia tidak peduli dengan kesalahan-kesalahan ibunya. Yang dia harapkan ibunya bebas dan berkumpul dengannya seperti yang dulu.
Meski memori kelam masa kecil masih membekas, bagaimana seorang Santi yang memperlakukannya dengan begitu sadis. Namun entah kenapa dia selalu memaafkan hal itu dan berharap semoga Santi bisa berubah menjadi ibu yang baik, Karena sampai detik ini dia haus akan figure seorang ibu.
Pengadilan menjadi sangat menyeramkan. Ketika semua kesalahan Santi diungkap. Mirna menutup mulutnya, tidak menyangka kalau Santi melakukan deretan kejahatan itu. Telinganya mendengar pasal-pasal yang mengatur tentang itu, hatinya sungguh sangat trenyuh.
Sampai vonis itu dijatuhkan.