"Jangan ngambek dong, Sayang. Nanti cantiknya luntur," ucap Wira yang merayu istrinya. Tadi begitu masuk ke rumah, Liani langsung berlari ke kamar. Sebagai suami yang memahami suasana hati istrinya, Wira langsung menyusulnya.
"Aku sudah menduganya, Mas. Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Lihatlah Mirna! sikap brutalnya hampir menyamai ibunya!" sergah Liani dengan wajah manyun. Entah karena insting wanita yang begitu kuat, sampai-sampai dia bisa memprediksi kehadiran Mirna, seorang yang pernah dia anggap anak oleh Wira. Sampai kapanpun, dia tidak akan memungkiri hal itu. Tidak ingin Santi beserta keturunannya terus membayangi keluarga itu.