"Hubby! Mau kemana?" tanya Dinda yang mendapati Alex sedang mengganti pakaiannya ala mafia. Pria itu terlihat menakutkan.
"Ini bukan urusanmu. Minggir!" sergah Alex. Dinda langsung terpelanting ke tembok. Terlihat Alex yang meliriknya dengan tatapan tajam. Pria itu sama sekali tidak punya perasaaan. Jahat sekali.
Dinda meringis di atas lantai sambil memegang kepalanya. Pintu yang dibanting mengagetkannya bersamaan dengan tangisnya yang keluar. Kesabarannya sudah habis. Dia sudah lelah diperlakukan seperti sampah. Sampai kapan dia terus mengiba akan kasih sayang dari orang yang sama sekali tidak menginginkan kehadirannya.
Tidak ada jalan lain selain dia kabur dari sini. Memulai kehidupan baru mungkin akan jauh lebih baik. Terlebih lagi dia tidak mau kalau sampai janinnya terganggu akibat stress dengan perlakuan Alex. Dia ingin kehidupannya dengan calon bayi itu baik-baik saja. Meski, tanpa kehadiran seorang ayah. (Akan dibuat sekuelnya yang berjudul Puaskan aku, Mas).
***