"Tolong, buatkan saya kopi," ucap Wira di ujung telfon. Terdengar suara merdu yang membalas. Tidak salah lagi itu adalah suara Dinda.
Setelah memastikan Jesica terlelap, dia langsung mengambil laptopnya. Mengerjakan laporan mengenai kinerja perusahaan untuk disampaikan kepada Pemegang saham. Dia mengerjakannya di kamar itu. Sembari mengerjakan, juga bisa mengawasi ibundanya.
Wira melepas bajunya dan meletakannya di punggung sofa. Suhu ruangan yang lebih tinggi dari biasa, membuatnya kegerahan. Kemudian, baru dia bisa tenang mengerjakan laporan.
Suara ketukan terdengar, Wira menghentikan kegiatannya dan mengendap menuju pintu. Dia menyimpan suara lantangnya supaya tidak mengusik ibunya yang sedang terlelap.
Seorang gadis bak bidadari berdiri di ambang pintu. Dinda terlalu cantik memakai pakaian seperti itu, batin Wira selalu, kalau bertemu dengan Dinda.