Adam terpaku. Keberadaan Maya di kamarnya sama sekali tidak terduga. Semenjak kapan dia masuk dan berdiri mematung di sana.
Sedangkan Maya masih tetap dengan posisinya. Wanita yang tampak lucu karena memakai pakaiannya yang kebesaran itu menatapnya dengan pandangan kosong. Namun, tatapanya kemudian beralih ke bawah yang membuat Adam tersadar. Cepat-cepat Adam membungkus pinggangnya hingga menutup sempurna.
"Maya! Kenapa kamu masuk kamar orang tanpa permisi!" hardik Adam. Wanita itu kembali mendongak menatap Adam. Terlihat matanya yang mulai berkaca-kaca.
Hampir saja dia terlupa bahwa Maya dalam kondisi depresi. Tidak seharusnya dia membentak Maya seperti itu. Adam menyugarkan rambutnya yang berantakan lalu beranjak mendekati Maya.
"Maaf, saya tidak bermaksud untuk membentakmu," ujar Adam sebelum air mata Maya tumpah ruah. Dan memang terbukti bahwa wanita itu tidak menangis. Adam menghela nafas. Kemudian, dia membimbingnya untuk duduk di pinggir ranjang.
