Sudut pandang Mulan.
"Mas, sekarang kita gimana? Aku takut, Mas."
"Ini semua gara-gara kamu yang ceroboh."
"Terus bagaimana Mas?"
Pria asing itu tidak menjawab. Aku menjadi resah. Seandainya aku bisa bersabar sedikit. Aku bisa membunuh Akbar dengan pelan-pelan, tapi aku sudah terbawa nafsu. Langsung saja kusuntikkan racun itu dengan dosis tinggi.
"Obat yang kamu suntikkan di mana?"
"Astaga, Mas. Aku lupa. Masih di bawah lemari."
Pria asing itu gusar. Memukul stir kemudi. Agaknya dia marah denganku yang begitu ceroboh. Tentu kalau obat itu sampai diketahui oleh Nyonya Adel. Tamat Riwayatku.
"Itu barang bukti! Bisa-bisa nanti kamu di penjara atas tuduhan pembunuhan berencana. Bahkan bisa saja kamu dihukum mati, kalau sampai Akbar benar-benar meninggal."