"Kapan kamu akan memberikan kontrak kerjasamanya?" tanya Maya dengan suara lantang. Adam tertegun dengan perubahan sikap Maya setelah membaca pesan di ponselnya tersebut. Dia yang semula berkata lirih penuh desahan sekarang bersikap tegas. Sepertinya ada sesuatu yang belum dia ketahui.
"Secepatnya," sahut Adam pendek. Terkesan acuh. Maya mendengus kesal. Adam menganggapnya sebelah mata karena Maya yang mengiba kepuasan darinya. Namun, dia tidak mau karena hal itu, Adam bisa memperlakukannya dengan seenaknya.
Beberapa saat kemudian, Pelayan membawakan pesanan mereka. Adam yang sudah keroncongan langsung menyantap makanan tersebut. Dia lupa kalau telah berbohong mengenai dirinya yang sudah makan di kantor.