Berselang dua hari,
Sampailah di penghujung bulan madu mereka. Sebenernya Tari masih belum rela jika momen kebersamaan mereka cepat berakhir. Namun, realita menariknya kepada kehidupan yang sebenernnya. Asistennya sudah memberi tahunya mengenai beberapa pekerjaan yang harus ditangani. Dan juga dia pasti sudah sangat rindu dengan anak semata wayangnya, Prawira.
Adam tampak berdiri di depan cermin rias sambil mengenakan jaket kulitnya yang terlihat sesak. Tubuh Adam yang besar dan berotot bagai beruang kadang membuat Tari tersenyum sendiri. Membuatnya selalu ingin memeluknya dengan manja setiap waktu.
Adam mengernyitkan dahi saat melihat dari pantulan cermin. Tari yang tiba-tiba menubruk tubuh bagian belakangnya dan memeluknya dengan erat.
"Ada apa, Sayang?" tanya Adam dengan lembut sambil memegang tangan lembut Tari yang melintang di dadanya.
"Enggak, apa-apa, Mas. Pengen peluk saja," balas Tari yang membenamkan kepalanya dengan nyamannya. Adam hanya tersenyum tipis.