Alex mematung saat pintu kamar terbuka. Tidak ada jalan lain bagi dirinya melarikan diri. Sebentar lagi Adam yang akan memergokinya dan terjadi pertengkaran hebat di sana. Dia sudah terima dengan segala resiko yang ada dan siap untuk menghadapinya.
Namun, ketakutannya tidak terbukti. Pintu itu memang terbuka dengan sendirinya tanpa ada seseorang yang berniat untuk membukanya. Alex bisa bernafas dengan lega. Dia melihat ke arah Tari tangannya sudah gatal ingin menyentuh. Tetapi dia lebih baik menahannya. Dia pun beringsut keluar dari kamar itu sembari membawa bayang-bayang kemolekan Tari yang begitu menggoda.
Tidak berapa lama, Adam datang dengan membawa bungkusan makanan dan juga beberapa minuman. Dia terheran karena pintu kamar yang terbuka lebar. Dahinya mengernyit. Dengan perasaan heran, dia masuk meletakan makanan di atas meja dan kemudia bertanya kepada Tari.
"Sayang," tanya Adam
"Mas, kok selimutku disikap sih?" sahut Tari yang membuat Adam mengernyitkan dahi.