Keesokan harinya, mereka pergi ke sebuah hotel untuk melakukan pertemuan. Sebuah perjodohan yang sudah direncanakan.
Tari hanya menuruti langkah kedua Andini dan Daud. Degub jantungnya tidak menentu seperti ditabuh genderang. Mempersiapkan mental untuk bertemu dengan anak rekan bisnis Daud yang katanya mau menerima dirinya apa adanya.
Namun saat akan melangkah menuju elevator. Tari terdiam. Daud dan Andini tercenung.
"Kenapa Tari ?" tanya Daud. Seketika dia terhenyak saat mendapatkan tatapan berair dari Tari .
"Aku tidak mau dijodohkan," ucap Tari penuh permohonan. Daud mendengus pelan.
"Kenapa? Kamu masih teringat dengan si brengsek Adam?" serang Daud dengan tatapan nanar. Tari langsung bungkam. Segera dia menghapus airmatanya. Entah kenapa dia begitu penakut terhadap Daud. Lagi-lagi dia harus menahan perasaannya sendiri di hadapan mereka.