Sudah beberapa hari ini, Tari mengurung diri di dalam kamar. Tentu saja, hal itu membuat Andini dan Daud resah. Terlebih dengan tatapan kosong, Tari sering menggigau nama Dante. Sedangkan sampai detik ini, Daud belum mendapatkan informasi apa-apa mengenai anak itu.
Selesai sarapan, Andini membuka pintu kamar Tari ditemani oleh Daud. Dia membawa semangkuk bubur ayam yang akan dia suapkan kepada Tari.
"Aku enggak laper, Mbak," ucap Tari ketika Andini menyodorkan sesendok bubur. Andini menarik kembali sendok itu sambil menghela nafas. Dia menoleh ke arah Daud yang merasakan hal yang sama. Pria itu mendekat, kemudian berkata dengan suara yang bijak.
"Mau sampai kapan kamu terus begini, Tari. Kami tahu kamu sangat mengkhawatirkan Dante. Tapi, kamu enggak boleh menyiksa dirimu terus menerus."