"Dante!"
Daud dan Andini saling berpandangan. Mereka yang sedang sedari tadi bercengkrama di ruang tamu duang VIP itu lantas beranjak ke dalam dan mendapati Tari yang sedang terduduk dengan dahi yang dipenuhi oleh keringat. Nafasnya terengah-engah menandakan bahwa dia telah bermimpi buruk.
"Minum dulu Tari, tenangkan dirimu," ucap Andini sambil menyodorkan segelas air putih dari atas nakas. Dia trenyuh dengan kondisi Tari. Bukan sekali dua kali, dia mendadak bangun dan langsung berteriak nama Dante. Obat penenang sepertinya tidak akan mampu meredam kekhawatiran Tari terhadap Dante.
Tari mengabaikan Andini. Dia menoleh ke Daud. Sejurus kemudian dia memegang lengan Daud sambil berkata,
"Tolong antarkan aku ke sana. Aku takut Dante disiksa lebih parah." Mata berkilau penuh permohonan. Daud diam. Bahkan, sampai detik ini dia belum mendapatkan info lebih lanjut dari Adam. Kalau sampai Daud dengan gegabah membawa Tari ke sana, justru akan sangat membahayakan.