Chereads / Merebut Istri Tuan Muda / Chapter 9 - Mendapatkan idea baru

Chapter 9 - Mendapatkan idea baru

Pertama saya harus mengkonfirmasi ini dengan Ayah. Sebagai orang tua, saya tahu dia memiliki lebih banyak pengalaman dalam memecahkan masalah hidup daripada saya.

Saya juga memberi izin kepada tuan muda Tony, dengan alasan bahwa saya akan menemui seseorang yang dapat membantu kami nanti.

Kemudian, sebelum meninggalkan rumah nenek saya, saya memberi tahu Bik Imah bahwa tuan muda memerintahkan saya untuk pergi menemui seseorang.

"Jika nyonya Wendi atau Santi mencari saya, tolong sampaikan pesannya, tuan muda," saya berkata pada bibi.

"Siap, Hazel."

Sebelum pergi, aku mengintip Santi dari balik tirai jendela yang tertutup oleh daun jendela.

Sebelum menarik kembali tirai, saya melihat sekeliling untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun di rumah yang akan menyaksikan kegilaan saya.

Setelah memastikan situasi terkendali, saya membuka daun jendela. Kedengarannya seperti Santi ada di sana, menangis.

Gadisku menangis sambil mengelus perutnya yang masih terlihat rata.

Setelah memegang perutnya, dia berbalik ke tempat tidur kecil milik putra sulungnya.

Santi terus menatap anaknya dengan wajah sedih.

"Ah, Santi, kalau saja aku suamimu, aku akan memelukmu sekarang. Ingin rasanya menghibur dan menenangkan hatimu."

"Jangan menangis, Santi."

"Sungguh, air matamu terlalu berharga untuk kamu buang."

"Aku masih disini yang selalu mencintaimu dari kejauhan."

Saya terus mengamati Santi dari balik jendela. Wanita itu menjadi lebih cantik, meskipun dia sedih.

Seseorang menepuk bahuku. Ketika saya berbalik, itu adalah tuan muda Tony.

Dia memberi isyarat agar saya tetap diam. Kemudian tuan muda itu mengarahkan saya untuk mengikutinya.

Saya juga mengikuti di belakang master baru. Mereka menyuruh saya masuk dan mengemudikan mobil.

Setelah roda empat yang saya kendarai beberapa meter meninggalkan rumah nenek Wendi, tuan baru Tony mengajak saya menuju suatu tempat.

"Hazel, sebaiknya kita pergi ke tempat kemarin. Kita akan berkunjung ke sana."

"Baiklah, tuan muda."

Tidak ada diskusi di sepanjang jalan antara kami berdua. Dari kaca spion, saya bisa melihat ekspresi wajah tuan muda yang terlihat diselimuti awan mendung.

Saya tahu tuan Tonny sangat mencintai istri mudanya Jika dia bisa memilih, saya yakin dia tidak akan mau berpisah dengan pasangan dan jodohnya.

Sesampainya di tempat biasa, kami berdua turun dari mobil.

Nampak tuan muda duduk bersandar di belakang mobilnya, menatap lurus ke depan.

"Hazel, kali ini aku akan jujur ​​padamu."

"Maksudmu tuan muda?"

"Ya. Aku akan memberitahumu identitas asliku."

"Sebenarnya, Nenek dan aku adalah vampir."

"Kami berusia ribuan tahun."

"Aku memintamu untuk menyelamatkan Santi karena nenek mengincar nyawa Santi dan putraku perwira."

"Saya tidak ingin hal buruk terjadi pada istri dan anak-anak saya."

"Mengapa tuan muda berani mengungkapkan rahasia sebesar itu kepadaku?"

"Tidakkah tuan muda takut aku akan mengkhianati dan membocorkan rahasia anda dan keluarga keluargamu?"

"Aku punya firasat aku bisa memercayaimu, Hazel."

"Terutama saat aku melihatmu mengamati Santi dan anakku."

"Tanpa saya minta, Anda telah melakukan pekerjaan Anda dengan kemampuan terbaik Anda."

"Jadi tidak ada alasan bagiku untuk meragukan kesetiaanmu kepadaku."

"Mengapa tuan muda tidak pergi saja dari kediaman nenekmu?"

"Bukankah lebih baik jika seorang istri tetap dalam perlindungan suaminya?"

Diam sejenak.

"Bukannya aku tidak ingin selalu bersama pasanganku, Hazel."

"Sumpah, aku mencintai Santi lebih dari apapun di muka bumi ini."

"Santi adalah hadiah kedua saya setelah

Nenek."

"Mereka berdua adalah orang yang aku sayangi."

"Aku tidak bisa memilih di antara keduanya."

"Santi masih memiliki Perwira dan calon bayi kami. Mereka akan aman di bawah pengawasanmu."

" Aku bisa mohon bantuan untuk menghibur Santi saat dia sedih."

"Sementara Nenek hanya memilikiku."

"Jika saya meninggalkan nenek saya, dia akan hidup sendiri di hari tuanya."

"Aku ingin menghindari menjadi cucu durhaka."

"Bagaimana dengan Laras?" bertanya.

"Dulu Laras adalah satu-satunya wanita yang kucintai. Tapi sejak Perwira, posisi Laras tergeser oleh keberadaan Santi."

"Sebenarnya, aku tidak mencintai Laras lagi."

"Hanya saja aku tidak punya keberanian untuk menyakitinya."

"Aku juga tidak tahu berapa lama aku akan mempertahankannya sebagai pasanganku."

Saya kagum mendengar ekspresi pikiran tuan muda. Setidaknya, meskipun dia tidak lagi mencintai istri tuanya, dia tetap memperlakukan Laras sebaik mungkin.

Jarang seorang suami sebaik tuan muda. Seringkali saya melihat fenomena dimana pasangan tidak memiliki rasa persahabatan terhadap pasangannya.

Suami akan merusak pikiran istri dengan maksud menyakiti istri, membenci pasangannya, setelah pasangan tidak tahan, ada gugatan tersendiri yang diakhiri dengan ketukan palu. Dan setelah menunggu berbulan-bulan, akta cerai pun keluar.

"Seberapa lama tuan muda akan menyerahkan Santi kepadaku?"

Tuan baru sepertinya menghela nafas sebelum menjawab pertanyaanku.

.

"Aku belum tahu, Hazel."

"Sungguh, saya masih bingung tentang seberapa lama saya bisa tinggal berjauhan dari Santi."

"Apakah tuan muda takut aku akan memalingkan hati Santi dari anda?"

"Ha ha ha…."

"Leluconmu sungguh lucu, Hazel."

Tuan muda itu tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Mungkin dia mengira aku bercanda.

"Aku serius dengan pertanyaanku, tuan muda," kataku pada diri sendiri.

Lima menit berlalu, setelah tawa tuan muda mereda. Saya kembali mengajukan pertanyaan.

"Mengapa tuan muda tertawa?"

"Apakah pertanyaanku terlihat lucu?" Aku bertanya, tidak mengerti.

Tuan muda lantas membalikkan tubuhnya ke arahku, lalu dia memegang kedua bahuku sambil menatap mataku.

"Aku percaya padamu, Hazel."

"Bagiku, kamu bukan hanya pengawal."

"Aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku sendiri." kata tuan baru.

"Aku yakin tidak mungkin seorang adik laki-laki akan mengkhianati saudaranya!"

Meskipun pria, hati Hazel terpengaruh oleh ekspresi yang baru saja dikatakan tuan mudanya.

Hazel menduga sang ayah pasti tidak menyangka dengan ucapan tuan baru Tony barusan. Ternyata tuan muda itu sangat menghargai keberadaannya.

Hazel ragu-ragu melanjutkan niatnya untuk meluluhkan hati Santi.

Hazel membenarkan ucapan tuan muda Tony. Tidak mungkin saudara kembarnya yang lebih muda mengkhianati kerabatnya.

Hazel bertekad untuk menjaga Santi dan Perwira sebaik mungkin, begitu keadaan memungkinkan.

Sementara itu, di tempat yang berbeda, tuan Tony yang tidak berpengalaman sedang tenggelam dalam pikirannya. Apa yang harus dia lakukan agar dia bisa mengeluarkan pasangan dan putranya dari rumah nenek secepat mungkin?

Waktu yang dinanti-nanti nenek akan segera tiba.

Tuan muda Tony tidak bisa memaafkan dirinya sendiri jika nyawa istri dan anaknya hilang.

Akhirnya, tuan muda Tony mendapat ide baru. Tony akan membuat rencana seolah-olah Santi dan Perwira diculik saat bepergian.

"Tidak ada waktu. Aku harus memberitahu Hazel ini segera," kata Tony pada dirinya sendiri.

Jari-jari pria itu mengetik perintah yang ditujukan kepada bodyguard sekaligus sahabatnya itu.

Hazel membuka informasi yang masuk. Dia telah membaca chat tersebut berulang kali.

"Apakah harus seperti ini?" Hazel bertanya pada dirinya sendiri.

Hazel dan tuan muda Tony terus berkomunikasi melalui ponsel untuk meminimalkan kecurigaan dari nenek.

Menurut rencana mereka. Besok adalah waktu yang tepat untuk bertindak.

Besok, nenek Wendi akan disibukkan dengan berbagai keperluan ritual.

Malam ini, tuan muda Tony akan menghabiskan malam bersama Santi, Perwira dan calon bayi mereka.

Tuan muda Tony terus menatap istri dan anak-anaknya. Bahkan malam ini, Tony juga meminta Santi untuk menidurkan putra sulung mereka tanpa campur tangan babysitter.