"Cheryl!!! Kita harus ke ruang rapat sekarang juga, ada rapat dadakan dengan divisi inti!!!" Datang-datang Lila heboh sendiri, sedangkan Cheryl hanya menoleh dengan tenang.
"Baiklah," balas perempuan yang baru saja menyelesaikan dokumennya, pagi-pagi ia diberikan banyak tugas oleh sang atasan.
"Cepatlah, kita sudah telat!" Lila menarik tangan Cheryl dengan panik, keduanya kini tengah berjalan menuju ruang rapat A, ruang rapat yang biasanya seringkali digunakan oleh divisi analisis untuk mendiskusikan projek khusus mereka.
"Pasti ini tentang projek baru itu, kalau tidak salah projek climate change. Yang paling penting, aku ingat bahwa divisi Bella memenangkan projek ini dengan projek daur ulang miliknya yang begitu fantastis," pikir Cheryl selagi berjalan.
"Pagi Pak Direktur," sapa salah satu karyawan, mengalihkan pandangan Cheryl. Terlihat Xavier dengan pakaiannya yang rapi, tengah berjalan dengan tegap. Keduanya berpapasan namun tak saling memandang.
"Pak Direktur-" Ada satu hal yang menarik dari Xavier yang cukup familiar bagi Cheryl.
"Aku seperti pernah melihat sapu tangan itu .... " Tidak hanya itu, aroma parfumnya pun seperti ia kenal. Namun ia hiraukan semua itu, dan memilih untuk fokus pada rapat nanti.
***
"Jadi bagaimana?" tanya ketua divisi Cheryl, Jacob.
"Bagaimana kalau kita ubah saja?" usul Cheryl.
"Menurut saya, projek daur ulang yang sudah kita buat terlalu mainstream. Melihat saingan kita yang begitu ketat, aku tidak yakin ide kita ini bisa menarik perhatian Pak Direktur," lanjut Cheryl berpendapat.
"Hmmm ... ada benarnya juga." Jacob yang dulunya keras kepala dan teguh pada pendirian, mendadak saja mendengarkan Cheryl di kehidupan kali ini, sungguh perubahan yang drastis.
"Jadi, apa kau ada ide?" tanya Jacob.
"Tentu saja ...." Cheryl yang sudah merencanakan hal ini dengan matang, menjelaskan ide fantastisnya yang ia cari-cari berdasarkan banyak referensi, mulai dari film yang ia tonton, novel, sampai buku ilmu pengetahuan.
Mendengar itu, Jacob dengan senang menerima usul Cheryl. "Hei, itu ide yang bagus! Kenapa aku tidak kepikiran?"
Voting pun dimulai. Sebanyak 60% setuju dengan usul Cheryl.
"Ide yang bagus! Kau dapat dari mana, tuh?" tanya Lila selepas rapat mendadak tadi.
"Ada deh!"
"Dasar pelit!" ejek Lila.
Tepat setelah itu, Cheryl kini berpapasan dengan Bella yang baru saja selesai rapat dengan divisinya.
"Ryl!" sapa Bella.
"Hai," balas Cheryl.
"Bagaimana rapatmu? Lancar, kan?"
"Lancar, kok. Bagaimana denganmu?"
"Tadi ada sedikit perdebatan, jadi ... ya begitulah."
"Pulang nanti mau makan bersama?" tanya Bella.
Cheryl ingat apa yang akan terjadi setelah itu, selama makan Bella tanpa seizin Cheryl membawa Aaron, padahal waktu itu status Cheryl dan Aaron sedang berpacaran, bukankah seharusnya Cheryl yang berbuat demikian?
"Boleh," jawab Cheryl. Ia sengaja mengiyakan walau sudah tahu apa yang akan ia lihat untuk ke depannya nanti. Sebab respon yang ia berikan berbeda dari yang sebelumnya.
"Mau kuajak Aaron sekalian?" tanya Cheryl dengan sengaja. Bella terdiam sejenak, dengan cepat ia balas dengan senyuman hangat, namun ketika ia sudah berpaling dari Cheryl senyum hangat itu luntur.
"Kenapa tidak boleh?" balasnya.
Cheryl balas kembali dengan senyuman hangat palsunya, menyindir Bella secara tidak langsung tanpa Bella sadari.
"Sampai jumpa di sore nanti, Bel!" ucap Cheryl melambaikan tangannya.
***
Sesuai dengan yang terjadi di masa lalu, ketiganya berkumpul di restoran makan yang sudah seringkali mereka kunjungi sejak magang, tempat yang menimbulkan nostalgia, namun bagi Cheryl meninggalkan kenangan buruk.
Berbeda dengan dahulu, kini Cheryllah yang datang bersama dengan Aaron, bukan Bella. Bahkan Aaron duduk bersebelahan dengan Cheryl, padahal di kehidupan lalu dengan Bella.
"Sudah kupesan makanan yang selalu kalian pesan," ucap Bella.
"Terima kasih!"
"Ah, jangan lupa botol sojunya," lanjut Cheryl.
"Tentu saja! Hal itu tidak bisa dillewatkan!" balas Bella dengan girang. Selama berbicara, Bella selalu saja mengeluarkan auranya kepada Aaron, menggoda Aaron secara natural. Aaron mulai tersipu, sesekali ia melirik Bella. Lantas bagaimana perasaan Cheryl? Tentu saja biasa saja, ia sendiri sudah tidak memiliki perasaan dengan Aaron, ia hanya ingin sedikit bermain-main dengan Bella.
Makanan beserta soju yang dipesan sudah sampai, ketiganya bersulang terlebih dahulu untuk mengikuti projek baru climate change.
Selagi memulai santap makanan, tangan Bella terlihat sedang bersiap untuk melancarkan 'aksinya' untuk menggoda Aaron, Cheryl yang tahu betul apa yang akan ia lakukan, ia pun bertindak dengan maksud untuk mempermainkan Bella.
"Ah! Ada sesuatu di wajahmu, Ron," ucap Cheryl sambil mengelap sesuatu di dekat bibir Aaron. Hal itu sontak mengejutkan Bella, seolah Cheryl sudah mengetahui intensinya. Cheryl mengikuti seluruh yang Bella sempat lakukan dulu, mulai dari dialog sampai ke tindakan.
Gagal dengan rencana awal, Bella hendak lanjut ke aksinya yang kedua. Namun sayangnya juga harus digagalkan oleh Cheryl. Cheryl dengan sengaja menumpahkan sojunya ke pergelangan tangan Aaron, melapnya dengan cepat. Dua kali Cheryl melancarkan 'aksi' yang seharusnya ia lakukan. Mulai merasa janggal, Bella pun angkat bicara, "Cheryl, kau ini menarik sekali."
"Hm?" Sambil mengunyah makanan, pandangannya teralihkan pada Bella.
"Kau itu menarik, dan aku rasa itulah alasan kenapa Aaron memilihmu. Kau beruntung sekali," ujar Bella dengan senyum tawa bahagia palsu namun terlihat tulus.
"Hahaha …! Bisa saja kau, Bel." Aaron tertawa canggung, sebab sebelum datang ke sini, Cheryl sudah berdiskusi dengannya kalau ajakan ini bukan berarti apa-apa, sebab hanya makan antar teman dekat. Jadi, ia mengundang Aaron hanya sekedar formalitas.
"Hahahaha! Mulutmu itu luar biasa," sindir Cheryl dengan tawaan kecil.
Walau berhasil memasang topeng dengan baik dan menipu Aaron, namun Bella tidak bisa menipu Cheryl. Di balik senyum tawa hangatnya, tersimpan rasa iri, amarah, dengki dan dendam. Itulah Bella, wajah asli yang selama ini ia sembunyikan dengan rapi. Panas, berkali-kali Cheryl berhasil menaikkan emosinya, namun dengan terpaksa ia harus menahannya demi 'image' yang sudah ia ciptakan, 'perempuan imut dengan sikap yang hangat'.
Malam itu Cheryl rasanya senang, berhasil jahil sedikit kepada Bella. Namun tidak lama firasatnya tidak enak.
Keesokannya …
"CHERYL!!!" teriak Lila dengan panik.
"Ada apa? Tenanglah sedikit, Lil-" Cheryl memutar kursi yang ia duduki ke arah Lila untuk mendengar penjelasannya.
"A-a- I-i- P-P- … I-itu …." Lila panik tak karuan, hingga Cheryl tidak bisa menebak apa yang ia coba katakana.
Melihat itu, Cheryl bangkit berdiri. "Tenangkan dirimu dulu, baru bisa bicara dengan jelas."
Tidak lama, seorang pria berjas hitam seperti biasanya datang ke ruangan mereka.
"Cheryl ketua divisi A, mohon ikut dengan saya ke ruang kerja Pak Direktur, ada hal penting yang harus dibicarakan," ucap Jhonson dengan tubuhnya yang tegap tanpa ekspresi wajah yang jelas.