"Kenapa harus aku Ayah?" Aku mecapak barang yang ada disekitarku bahkan tanganku terkena pecahan tidak aku hiraukan. "Tidak ada jalan lain Alexa, Ayah mengerti perasaanmu tapi tidakkah bisa kamu melakukan ini untuk keluarga kita? Ayah mohon." Kata ayahku sambil berlutut padaku.
"Kita bisa membatalkannya, beritahu mereka yang sebenarnya terjadi. Mereka pasti mengerti." Kataku sambil merangkuh Ayahku. "Mereka sudah tau segalanya Alexa dan keputusannya sudah deal. Putri Ayah yang cantik ini akan menjadi penggantinya." Ayahku berkata sambil mengusap air mata yang terjatuh dipipiku.
"Kenapa hidupku tak seadil itu Ayah? Semua kesalahan Kak Alena kenapa selalu aku menanggungnya, kenapa ayah." "Alexa putri ayah yang habat, Daren pria yang baik dia pasti bisa menjaga kamu sayang dia tidak akan menyakiti kamu. Percayalah." Kata ibuku sambil mengecup puncak keplaku.
"Aku bersedia Ayah. Tapi dengan satu syarat." "Apa itu putriku?" "Pernikahannya harus secara tertutup." Kataku meninggalkan ayah dan ibuku. Alexa gadis yang selalu ceria, bahkan kini hanya merenung dikamarnya. Ya memikirkan nasibnya kedepan dan pernikahan yang tinggal dihitung hari.
"Nona, Fia datang berkunjung apakah nona mengijinkannya masuk?" Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan. "Ada yang mau dibawakan nona?", "Tidak. Terima kasih bi."
Aku masih pada posisi yang sama memalingkan wajah disaat Fia mendekat padaku. "Ini bukan seperti Alexsa yang kukenal." Ujarnya
"Tapi inilah aku."
"Kak Daren bukan pria buruk, dia teman kakakku. Aku pernah betemu dengannya beberapa kali walau hanya sekilas. Dia tampan tidak bahkan sangat tampan."
"Dia pria yang arogan Fia. Dia tidak sebaik itu. Jika dia benar benar mencintai Kak Alena dia tidak mungkin tetap melanjutkan pernikahan denganku.
Dia tidak mengerti cinta. Bagaimana bisa dia memutuskan hal sebesar itu dan memutuskan menikah denganku bahkan kami tidak pernah mengenal."
"Alexa." Kata Fia lalu meraih tanganku menggenggamnya erat. "Aku tau ini berat, aku gak bisa berbuat banyak tetapi aku janji akan selalu ada untukmu disaat kamu membutuhkan aku."
Aku memeluknya pelukan hangat yang selalu nyaman. Dia adalah sahabat terbaik yang kupunya sahabat ku satu satunya. "Terima kasih Fia karena selalu ada untukku." "Aish, cengeng banget kamu." Katanya sambil menghapus air mataku. "Semua orang melakukan hal sama sepertimu. Ayah, Ibu, kamu juga. Aku seperti gadis lemah sekarang."
"Ayolah kenapa jadi sedih gini sih. Ayo senyum. Ini baru Alexa Hinston yang kukenal." Kami tertawa melupakan kesedihan. Ini bukan akhir yang buruk dan juga bukan cerita buruk. Aku akan memulainya membuat kisah ini sebaik mungkin. Aku kan berusaha semampuku. Sebaik yang aku bisa.
"Ale, Daren datang menemuimu." Ibuku datang memberi tahu, "Iya Bu, sebentar."
"Semangat alexa, aku tunggu disini ya." "Jangan kemana mana aku akan kembali."
***
Alisnya tebal, rahangnya tegas, wajahnya kaku. Dalam bayanganku mungkin dia seperti pria 30 tahunan yang perutnya buncit dan pendek. Ternyata dugaannya salah.
Daren Diwangga dengan tampilan sederhana berbalut kemeja putih yang dipadukan dengan jeans dia tetap terlihat berwibawa. Kalau dilihat lebih rinci, tidak ada yang menarik darinya. Hanya saja wajahnya yang tampan membantu point penilaianku. Gayanya sedikit angkuh seakan dia membiarkanku memandangnya secara terang terangan dan menilai dirinya sepuasnya.
Apa dia berpikir setampan itu sehingga mempunyai kepercayaan diri yang tinggi itu? "Sudah selesai nona?" Alisku tertaut, "hm, tidak terlalu buruk hanya saja." Aku mendekat selangkah padanya mendongak sedikit agar bisa menatapnya, aroma maskulin langsung tercium di indra penciumanku. "Kita tidak cocok."
"Itu bukan point utama pengantinku Alexa Hinston." Dia memundurkanku selangkah darinya "Oh benarkah? Berarti aku juga bisa mempunyai kriteria pasanganku." "Terkecuali dirimu, kamu harus menanggung semua kesalahan Alena padaku. Jelas jelas pihak yang dirugikan disini siapa?
"Kamu kira aku tidak dirugikan? Akulah yang dirugikan Pak Daren Diwangga." kataku tegas. "Pak? Umurku baru 31 tahun kamu kira aku bapakmu? Terserah saja aku ingin memberi sebuah perjanjian tergantung jika kau mau memenuhinya." Dia menyodorkan sebuah map kepadaku.
Pihak 1 Daren
Pihak 2 Alexa
1. Pihak 2 tidak boleh ikut campur urusan pihak 1. Begitu pula sebaliknya.
2. Pihak 2 harus menjadi istri yang baik dan harus memenuhi setiap kewajibannya pada pihak 1.
3. Pihak 2 tidak boleh berhubungan dengan pria lain selama masih berhubungan dengan pihak 1.
4. Pihak 1 dan 2 tidak boleh terlibat dalam perasaan apapun.
5. Pihak 1 dan 2 akan bercerai setelah menjalani 1 tahun pernikahan dan akan senjadi asing setelahnya.
"Ini tidak ada yang menguntungkan untukku. Point 2 apaan ini. Istri yang baik?" Dia mendekat padaku membisikan sesuatu "Ya sekalipun itu urusan ranjang." Dia tersenyum menyerigai.
Mataku melotot tak percaya "setelah satu tahun selesai bukan? Tidak masalah. Aku menerimanya" aku menandatanganinya dan memberikan kepadanya.
"Semudah itu? Lagian kamu dan Alena tidak jauh berbeda. Apa kamu tahu kemana kakakmu pergi?" tanyanya. "Jika aku tahu mungkin dia yang berdiri didepan Bapak bukan aku."
"Panggil aku Daren jika itu terlalu muda setidaknya panggil kakak."
"Baiklah Kak Daren aku mengerti."
"Jadilah gadis penurut, sampai jumpa di hari pernikahan kita Ale."
"Tunggu."
"Ada apa?"
"Bisa kutanyakan satu pertanyaan?"
"Katakan."
"Kenapa harus aku yang menggantikannya? Bukankah banyak wanita diluar sana yang lebih cantik dan lebih baik dari aku?"
Dia tersenyum. Astaga senyumnya membuat detak jantungku tidak bekerja dengan normal. "Kamu sangat ingin mengentahuinya?"
"Y-ya." Kataku gugup.
"Setelah kakakmu menghianatiku kamu kira aku akan diam saja? Apa dia berpikir pernikahan ini hanya mainan buatnya? Jika dia tidak mencintaiku ataupun ada pria yang dicintainya dia bisa bilang tapi kamu lihat bukan? Kabur? Itu bukan jalan orang dewasa Alexa. Setidaknya aku tidak ingin terjatuh sendiri dirimu juga. Karena kamu adiknya."
Aku terdiam. Yang dikatakan pria ini benar seharusnya Kak Alena bisa membicarakannya dengan pria ini mungkin dia mengerti tapi cara yang dipilihnya memang salah sangat salah. Jika aku jadi dia aku pasti juga melakukan hal yang sama. "Tetapi kenapa aku yang Kak Daren libatkan? Meskipun aku adiknya bukan berarti semua dilimpahkan padaku."
"Cara menemukannya dirimu Ale. Kamu kuncinya."
"Aku?"
"Disaat keluarga tidak menganggapnya lagi kamu pasti tetap akan membuka hatimu dengan lebar meskipun dia telah menyakitimu."
"Kenapa berpendapat seperti itu?"
"Karena dirimu Alexa Hinston."
***
"Gimana? "Setelah bertemu dengannya, tidak ada salahnya menikah dengan Daren." "Kamu serius? Bukankah tadi dirimu yang terlihat menyedihkan menjadi pengantin pengganti dan sekarang dalam sekejap berubah? Pesona Daren Diwangga membuatmu hilang akal."
"Dia mengatakan kenyataan yang harus kuterima Fia, dia mengatakan kebenaran." "Baiklah baiklah. Aku balik dulu ya ada urusan soalnya."
"Hati hati ya aku gak bisa ngantar nih."
"Ok. Aman kok."