Zain, adalah seorang mahasiswa jurusan teknologi masa depan. Alasannya mengambil jurusan tersebut bukan karena passion dirinya. Melainkan hanya karena ia menyukai anime. Terlebih ia sangat menyukai anime bertemakan isekai atau dunia lain. Zain berharap bisa menciptakan benda yang dapat membawanya ke dunia isekai yang menurutnya memang nyata.
Sejak tadi, Zain pun mencecar Wusena dengan banyak pertanyaan. Semua pertanyaan yang Zain lontarkan adalah pertanyaan-pertanyaan yang hanya bisa dijawab Wusena jika memang benar ia dari masa lalu atau seorang yang menyukai pelajaran sejarah seperti dirinya.
Zain pun merasa sangat girang saat Wusena menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Belum lagi Wusena berbicara dengan bahasa yang sangat baku dan kaku. Sepertinya Wusena benar-benar berasal dari masa lalu.
"Drrrrt~"
Tiba-tiba suara perut Wusena memotong pertanyaan-pertanyaan yang ingin dilontarkan Zain.
"Eh Tuan Pendekar anda lapar?"
"Ah iya begitulah. Setelah mengetahui apa yang terjadi kepadaku badanku sangat lemas dan kepalaku sangat pusing," balas Wusena.
"Begitu kah! Kalau begitu mari kita ke kamar kostku! Selama anda di masa ini, anda boleh tinggal di kostku selama apapun yang anda mau!"
"Kost? Apa itu?"
"Ah itu semacam tempat tinggal."
"Hmm begitu."
Wusena pun dibawa oleh Zain orang yang kebetulan ia tolong ke kamar kostnya.
Sesampai di kamar kost Zain, Wusena tampak sangat terkagum dengan isi kamar Zain. Semua benar-benar berbeda dengan apa yang ia yang ketahui tentang sebuah tempat tinggal.
"Silahkan Tuan Pendekar, buat senyamannya. Anggap saja rumah sendiri."
Zain segera bergegas ke dapur kecilnya untuk menyiapkan makanan kepada tamunya yang datang dari masa lalu. Zain tampak sangat menikmati perannya ketika menolong Wusena.
"Siapa ini? Apakah ini Ratu kalian di Jakarta?" tanya Wusena ketika menunjuk sebuah poster gambar anime sexy di dinding kamar Zain.
"Ah tidak tidak. Dia anime."
"Anime, apa itu?"
"Ah itu... Kartun."
"Kartun?"
"Ah nanti saja kita lanjut tentang itu. Intinya dia itu istriku. Aku akan segera menemuinya di isekai."
Wusena pun termangu-mangu dengan polos. Dalam hati ia kagum dengan Zain, masih muda tapi sudah memiliki istri yang cantik. Wusena pikir Isekai adalah sebuah tempat tidak jauh dari Jakarta.
Tidak butuh lama Zain pun telah menyiapkan banyak hidangan di atas meja rendah yang tidak jauh dari kasurnya. Cukup cepat karena semua yang disiapkan Zain adalah makanan instan.
"Hmm aromanya sangat sedap," ujar Wusena yang telah disuguhi semangkuk mie instan rebus dengan banyak sekali toping di atasnya.
"Makanlah Tuan Pendekar kau pasti suka."
"Zain, kau telah aku anggap teman mulai sekarang. Panggil saja aku Wusena."
"Wusena? Benarkah!! Jadi kita berteman!!!"
Zain sangat girang bukan main. Wusena mengangguk membuat Zain semakin girang.
"Baiklah Wusena. Selamat makan!"
Zain sontak terbelalak. Wusena sepertinya sangat kelaparan. Ia begitu lahap memakan mie instan yang Zain sajikan. Apakah memang sebegitu enaknya?
Dalam sekejap piring yang di depan Wusena pun telah kosong.
"Wu..sena, makanmu sangat cepat."
"Begitulah seharusnya seorang pendekar Zain. Jika kami makan begitu santai, maka musuh akan dengan cepat menusuk kami dari belakang."
Zain termangu-mangu. Ternyata bukan soal mie buatannya yang enak.
"Omong-omong Zain, makanan ini sangat enak. Boleh aku minta tambah?" celetuk Wusena malu-malu.
"Ah sudah kuduga! Tidak ada yang tidak suka mie instan!"
Zain kemudian dengan suka rela membagi mie bagiannya untuk Wusena.
Wusena kemudian melahap mie tersebut lagi dengan cepat bahkan Zain belum menyelesaikan makanannya yang telah dibagi.
"Zain, omong-omong apakah kau bisa membantuku pulang ke masa waktuku?" celetuk Wusena tiba-tiba.
Zain tersentak kemudian menghentikan makannya sementara. Ia sejujurnya sangat senang bertemu dengan Wusena. Ia seperti bertemu dengan tokoh anime favoritnya. Tapi sepertinya Zain pun cukup mengerti mengapa Wusena sebegitu inginnya pulang walau di masa ini teknologi dan segalanya lebih baik.
"Sebentar aku pikirkan. Beberapa waktu ini memang ada sebuah perusahaan yang cukup terkenal membuat suatu kegegeran. Mereka mengatakan hendak menciptakan mesin waktu," jelas Zain.
"Mesin waktu?"
Zain mengangguk. "Iya mesin. Sebuah alat yang dapat membawamu ke waktu mana pun. Mesin tersebut sangat canggih, walau hanya berbentuk sebuah bola. Begitu lah mereka menjelaskannya."
"Mesin waktu! Berbentuk bola!"
Wusena sontak berdiri dari duduknya.
"Ada apa Wusena? Kau tampak sangat terkejut."
"Itu dia! Sepertinya benda yang aku pegang beberapa saat yang lalu adalah sebuah mesin waktu yang kau maksud!"
"Eeee. Benarkah? Kupikir itu hanya rumor."
"Zain! Apakah kau kurang jelas melihatku? Aku berasal dari masa lalu!"
Zain pun langsung tersentak. Benar juga. Jika Wusena dapat datang kemari itu berarti mesin tersebut sudah diciptakan secara diam-diam. Bahkan mungkin sudah ada yang memakainya.
"Zain, cepat jelaskan kepadaku tentang orang yang membuat mesin waktu tersebut. Aku harus mendapatkan mesin waktu itu lagi agar dapat pulang."
Zain pun dengan cepat mengangguk. Dengan segera ia rapikan meja makannya dan membuka sebuah laptop.
Zain pun mulai menjelaskan bahwa yang menciptakan mesin waktu tersebut kemungkinan Future Corp. Sebuah perusahaan yang terakhir kali memproklamasikan bahwa mereka akan menciptakan mesin waktu.
"Kalau begitu ayo Zain! Ayo kita ke tempat yang kau sebut perusahaan itu!" ucap Wusena sudah sangat semangat.
"Eeeh? Se..sekarang?"
"Yah. Tunggu apa lagi?"
Mata Zain sontak berbinar-binar. Ini akan menjadi petualangan pertamanya bersama seorang pendekar. Tetapi yang mereka hendak datangi adalah sebuah perusahaan raksasa yang bahkan dunia segan terhadap perusahaan tersebut. Mana mungkin mereka akan mempersilahkan mereka masuk begitu saja dan mengambil produk terpenting mereka.
Dengan segera Zain membuka lemari bajunya. Ia mengambil sebuah jubah anime yang sangat ia idolakan. Kemudian ia memakainya. Lalu ia mengambil sebuah pedang yang sangat cantik yang sebelumnya hanya terpajang di kamarnya. Pedang tersebut adalah senjata dari tokoh anime yang ia idolakan juga.
"Sejak tadi aku ingin bertanya, pedang itu sangat cantik? Dimana kau mendapatkannya?" ujar Wusena.
"Di Amazone."
"Amazone?"
"Tidak ada waktu menjelaskan Wusena, ayo kita berangkat merebut mesin itu dan membawamu pulang," ucap Zain yang sudah sangat gagah dengan memakai baju cosplaynya.