Di pegunungan dipenuhi bebatuan yang besar dimana-mana, Ganyu melihat Panji sedang berjalan pelan dan melewati bebatuan yang sangat besar, sambil melihat Ganyu yang berada di atas gunung yang tinggi dan dijadikan sebagai tempat latihan. Lalu, Panji melihat Ganyu berhenti berjalan hingga mengeluarkan panah untuk memperlihatkan kepada Panji cara memanah yang baik membuat Panji merasa senang hingga melihat Ganyu siap membidik anak panah di busurnya lalu, satu panah mengenai sasaran bidik hingga Panji senang dan berdiri sambil menemui Ganyu yang senang telah mengenai bidiknya yang ada ditengah.
"Kak, boleh aku mencobanya?",ujar Panji ingin mencoba memegang panah Ganyu
"boleh",Ganyu dengan jawab yang halus sambil memberikannya panah ketangan Panji sambil memberi tau tentang panah dengan baik dan benar kepada Panji,"begini Panji caranya.....", ujar Ganyu memberi tau tentang cara memanah dengan benar
Panji melihat Ganyu sambil memegang tangan Panji yang siap memegang anak panah dan alat pemanahnya, lalu pemanah tetap berpegang dengan kuat termasuk anak panahnya hingga mendorong panah kebelakang yang ditemani sebuah tali untuk memperkuat tenaga dalam membidik sasaran tepat. Hingga, anak panah terlepas membuat Panji heran melihat sasaran ke tempat membidiknya, hingga Ganyu mengambil anak panah lagi bahkan Panji tetap memegang ujung tombak panah dengan erat termasuk tulang alat pemanahnya agar tidak melesat kesuatu tempat. Lalu, Panji melepaskannya ke depan hingga mengenai tempat membidik namun, anak panah yang dilontarkan Panji ke bawah hingga Panji melanjutkan dalam latihan memanah dari Ganyu.
"pegang yang erat sayang",ujar Ganyu dan melihat Panji sedang diuji latihan memanah,"apakah panahku terlalu besar?",tambahnya
"mungkin Kak, aku bisa memegang panah punya Kakak",jawabnya dengan ragu-ragu untuk memegang dan siap melepaskan anak panah,"ini dia",wuuuuuusssshhh..... trap anak panah mengenai sasaran tempat musuh berada,"huh, ternyata butuh proses rupanya",ujar Panji yang masih belum puas dalam latihan,"boleh beberapa kali saja Kak?",Panji dengan giat latihannya dan konsentrasi ke arah sasaran tujuan dalam memanah
"fokus Panji sayang, jangan sampai kendor",Ganyu merespon kepada Panji dengan baik, sambil melihat pegangan panah sampai anak panah dengan benar,"nah begitu Panji, sekarang lepaskan",lanjutnya
"ini dia",ujar Panji didalam hati dan melepaskan anak panahnya kedepan namun, kenyataannya anak panah bergerak ke arah samping dan meleset,"yaaah, Kak kenapa meleset",Panji dengan sedih melihat anak panah berjalan kesamping hingga menatap Panji ke Ganyu rauk muka sedih
"tidak apa-apa, mungkin hanya angin. Kakak merasakannya juga kok",mencoba mendekati Panji sambil memegang anak panah dan busur hingga memperlihatkan teknik pemanah selanjutnya sambil tampil didepan,"baiklah Panji, kalau ada angin seperti tadi, Kakak sudah merasakan arah angin sekarang dari kanan ke kiri. maka dari itu",menarik anak panah kebelakang sambil menggerakkan panah ke arah kanan,"panah ke arah yang sama, paham?",ujar Ganyu ke arah Panji yang sedang diam dan memperhatikan sambil melepaskan anak panahnya hingga mengenai tempat membidiknya
"waaah, baiklah Kak jadi kalau anginnya dari kiri maka panah ke arah kiri",ujar Panji dengan mengetahui gerakkan angin dari arah kiri sambil melihat Ganyu memberi panah ketangan Panji,"baiklah akan aku coba",ujar lagi sambil mencoba membidik dengan pemanahnya saat angin muncul dari arah kiri
"hati-hati, jika anginnya sangat kencang, kau harus membidik panahnya sangat jauh ke samping sekali termasuk arah sangat sudut kesamping sekali dengan angin yang pendek",memberi tau kepada Panji tentang carangan menggerakkan panah dengan bala bantuan angin
sang anak panah mulai dikeluarkan dari busurnya dan mengenai tempat sasaran empuk tepat disamping kanan, Panji melihat anak panah yang dikeluarkannya sangat tepat bahkan, Panji akan meneruskan latihannya sampai Ganyu tidur dan santai melihat Panji sedang latihan memanah namun, Ganyu mencoba menahan rasa kantuknya di pagi hari. Lalu, Panji tidak puas untuk memanah ke arah sasaran tersebut walaupun tempat membidiknya banyak anak panah bahkan, Panji tidak tau beberapa anak panah yang dikeluarkannya. Namun, beberapa kemudian, saat panji siap untuk mengeluarkan anak panah yang dimilikinya, tiba-tiba muncul pisau kecil di tombak anak panah bercahaya biru hingga Panji melepaskan anak panah tersebut ke arah tempat membidik hingga mengeluarkan bayangan jarum es seukuran dengan anak panah yang panjang dan menghilang begitu saja serta, tempat pembidiknya berubah menjadi es ,membuat Ganyu kaget dan terbangun dari tempat tidurnya sambil melihat Panji menemukan kekuatan baru walaupun belum stabil dengan kekuatan cryo yang dimilikinya. Lalu, Ganyu melihat kejadian tersebut, tempat pembidiknya menjadi beku es hingga Panji kaget melihatnya.
"apa yang terjadi Panji?"ujar Ganyu heran sambil melihat alat pembidiknya berubah menjadi es,"apakah ini kekuatanmu",tambahnya
"aku..... aku tidak tau tapi, pada saat mengeluarkan anak panah tiba-tiba, tempat pembidiknya menjadi beku Kakak",jawab Panji dengan heran sambil melihat panah sang Ganyu, lalu melihat Ganyu mengambil alat panahan sambil melihat kondisi panah miliknya
"Hmm, kau tidak apa-apa kan?",ujar Ganyu sedang khawatir dengan Panji yang telah latihan pemanah setelah melihat kondisi pemanah miliknya tidak hancur sama sekali
"aku tidak apa-apa Kak, aku hanya latihan sampai aku bisa",ujar Panji dengan sikap tatapan kosong ke arah Ganyu,"tapi alat panah Kakak juga tidak apa-apa kan?"tambahnya
"tidak apa-apa Panji, kau harus stabil kekuatanmu. Biar Kakak yang menstabilkan kekuatanmu agar kau tidak asal-asalan dalam mengeluarkan jurus Cryomu",ujar Ganyu dengan wajah yang telah menghapus kekhawatiran apapun kepada Panji
"sekarang, latihan apa Kak?",ujar Panji dengan sikap ingin tau latihan berikutnya kepada Ganyu dengan cara terburu-buru dari pembicaraannya,"ayo Kak! apa lagi! apalagi!",tambahnya dengan ucapan yang terburu-buru
"sekarang, Kakak akan memperlihatkan jurus Kakak ya tentang pemanah",ujar Ganyu yang sedang serius bercampur santai sambil memegang tombak pemanah hingga memegang busur dengan anak panahnya untuk siap diluncurkan,"lihat Panji! Kau harus tenang",memberi tau tentang cara memanah dengan dikeluarkan jurus es nya, dimana Ganyu melepaskan anak panahnya ke tempat sasaran dan tak lama kemudian keluarlah es mencair dan membeku agar benda yang ada didepannya terjebak serta sulit untuk dikeluarkan."beginilah Panji",tambahnya,"sudah tau tekniknya?"melirik ke arah Panji yang terkesan dengan adanya kekuatan Cryo
"wooow, aku belum pernah coba kekuatan yang dimiliki Kakak",ujar Panji dengan menggeleng sedikit dan heran melihat kekuatan Ganyu yang dikeluarkannya,"lalu, bagaimana caranya dengan mengendalikan kekuatan itu Kak?"tambahnya sambil ingin tau
"Tarik anak panahmu Panji",ujar Ganyu sambil memperagakkan kepada Panji tentang mengeluarkan kekuatan Cryo,"lalu lepaskan anak panahnya Panji",tambahnya sambil melihat Panji melepaskan anak panahnya hingga mengeluarkan anak panahnya mengenai tempat membidik sambil mengeluarkan beku es berbentuk anak panah yang panjang,"wooow" tambahnya serta dirinya heran melihatnya
"Hmm, bagus Panji jangan tapi tergesa-gesa mengambil nafasnya ya Panji. harus tenang agar kau kekuatanmu tidak melukaimu",memberi nasehat kepada Panji,"ayo lagi Panji",lanjutnya sambil melihat Panji sedang mencoba latihan dengan kekuatan yang dimilikinya
Panji melanjutkan dalam latihan pemanahan, bahkan Panji akan ingat ucapan yang dikatakan Ganyu tentang, mengeluarkan kekuatan yang dimilikinya, hingga siap untuk digunakan. Panah yang sudah dipegang, lalu anak panah di Tarik kebelakang dengan busurnya hingga Panji mencoba untuk menarik nafas dengan pelan hingga melepaskan anak panahnya kedepan. Ganyu melihat, anak panah yang sudah melekat ke tempat pembidik hingga menembus serta mengeluarkan es serta membeku di dalam membidik pemanah.
"bagus Panji sayang, lanjutkan"ujar Ganyu dengan bicara pelan kepada Panji
Begitu Panji mencoba mengeluarkan satu anak panah, tiba-tiba anak panah berhasil mengenai tempat pembidik, kedua tangan Panji terkena siraman es didalam tangan yang menggerakkan panahnya. Hingga kedua tangan Panji tidak bisa bergerak, Ganyu melihatnya dan menyuruhnya pergi ke sungai untuk melelehkannya membuat Panji merasa aman saat kedua tangannya sampai di dalam air, es di tangan Panji mulai meleleh.
"haaah, untunglah aku tidak apa-apa",ujar Panji yang merasa aman dari bekukan es dikedua telapak tangannya
"Itulah Panji, jangan tergesa-gesa dalam memanah dan Kakak lihat kedua tanganmu gemetar",ujar Ganyu memberi tau kesalahan Panji dalam latihan memanah,"nanti bisa membeku dari luar Panji",lanjutnya sambil melihat pemanah miliknya yang masih utuh dan disimpan
"haaah, sekarang latihan apa Kak?",Ucap Panji ke arah Ganyu yang sedang berdiri dan melihat kedua tangannya mulai bergerak serta es Cryo menghilang begitu saja dengan tatapan Ganyu yang lemah lembut
"tidak Panji hari ini latihan cukup sampai disini, sepertinya Kakak lapar",ujar Ganyu yang lemas karena, latihan bersama Panji,"Panji sayang, bawa makanan tidak?",tambahnya ke arah Panji yang sedang mengeluarkan kotak makanan
"bawa Kak, bentar sepertinya aku bawa makanan apel, nasi dan sayuran Kak"jawab Panji ke Ganyu hingga mengeluarkan kotak makanan dan membawanya untuk makan bersama,"yuk kita makan",duduk bersama Ganyu melihat pemandangan di pagi ke siang hari
Mereka asyik makan bersama, membuat Ganyu senang bisa makan bersama Panji yang selalu membawa makanan setelah latihan memanah, begitu awan yang biru, semua burung terbang mencari makanan untuk anak burungnya, lalu muncul bango biru tepat di udara. Panji melihat bango biru yang berada didalam mimpinya menjadi kenyataan hingga mendarat dan menatap Panji dan Ganyu yang sedang makan membuat Panji kebingungan melihat burung bango yang sedang diam berdiri dan menatap dirinya dengan tatapan mata yang tajam
"kau memang hebat Ganyu, kau telah melatih dia",ucap Retainer yang tatapan tajam ke arah Ganyu dan Panji,"aku tidak akan menyakitimu nak, aku melihat kau sangat ingin tau segalanya tentang negeri ini dan kau ingin dilatih sama Ganyu yang cantik ini",tambahnya
"aaah, aahh",jawab Panji yang sedang kebingungan dan memikirkan tentang jawaban yang akan dijawab kepada sang burung bango tersebut,"aku..... yaaah, Kak Ganyu memang...",tambahnya
"jangan menyembunyikan perasaanmu kepada Ganyu nak, dia orang yang baik. Latihanmu sangat semangat",ujar sang burung bango, Retainer yang bersikap kepala dingin,"dan aku tau itu Panji, suatu saat nanti kau bukan ahli katepel tetapi, kau ahli pemanah sama seperti Ganyu lakukan walaupun kekuatan elemenmu sama tetapi kaidah gerakkan dan jurusnya ada yang beda dengannya",tambahnya sambil terbang ke udara meninggalkan Ganyu
"Kakak dia burung bango yang ada didalam mimpiku semalaman",ujar Panji kepada Ganyu dimana Panji menjelaskan tentang munculnya burung bango biru didalam mimpinya,".... dia tidak jahatkah Kak",tambahnya sambil melahap nasi dengan tempe
"tidak sayang, dia ada guruku, dia tau segalanya tentang sikap seseorang, termasuk aku maupun yang ada di daerah kota Liyue",jawab Ganyu dengan lemah lembut sambil menatap Panji yang telah menelan makanan didalam tenggorokkannya,"apakah kau sudah makan?",lanjutnya sambil berdiri dan menatap Panji yang telah memakan nasi tempe
"sudah Kak aku sudah makan dan kenyang, sekarang kemana Kak?",ujar Panji dengan sikap senang ke arah Ganyu yang sedang kecapean
"ke kota sayang, mau jalan-jalan sama Kakak?"ujar Ganyu dengan wajah melihat Panji dengan kebingungan hingga wajah Ganyu membalasnya dengan senang sambil memegang tangan Panji kesuatu tempat
Mereka meninggalkan tempat latihan di atas gunung, bahkan Panji dan Ganyu melihat kawan-kawan Ganyu yang sedang bertarung melawan makhluk kuning layaknya manusia setengah kepala singa. Panji melihat Ganyu berlari sambil mengeluarkan panah dan siap untuk bertempur melawan monster tersebut sekitar lima monster yang sedang menyerang kawan-kawan Ganyu, Panji khawatir dengan melihat mereka dan mencoba untuk maju dan menghajar manusia kepala singa dengan katepelnya. Ganyu mencoba mengeluarkan bola ke udara yang besar dan mengeluarkan beberapa batu es salju di udara ke arah manusia dengan kepala singa hingga berhasil dilumpuhkan. Panji melihat aksi yang dilakukan olehnya namun tiba-tiba, muncul dua manusia kepala singa yang mencoba menyakar lengan Panji hingga baju Panji robek membuatnya marah sambil mengeluarkan katepel serta mengeluarkan bola salju dan mengenai satu makhluk manusia kepala singa hingga menembus keperutnya. makhluk manusia kepala singa, membeku hingga Panji mencoba untuk menjatuhkannya hingga pecah, kawan-kawan Ganyu heran melihatnya setelah bertarung melawan makhluk tersebut.
"hah, mereka siapa lagi?"ujar Panji didalam hati melihat kawan-kawan Ganyu menuju ke arah dirinya yang sudah bertempur melawan manusia kepala singa sambil menatap mereka ketika kawan-kawan Ganyu mendekatinya,"siapa kalian?",ucap dengan sedikit ketakutan melihat mereka
"jangan taku Panji, mereka adalah teman-temanku",Ganyu memberi tau kepada Panji agar tidak takut kepada mereka,"mereka sama sepertiku tapi, beda provinsi",lanjutnya
"ooh, begitu rupanya",ucap dengan sikap heran dan mengerti dari Ganyu sambil menatap mereka dengan sopan,"hai Kakak",ujar Panji dengan sapa kepada mereka dengan sopan
"namaku Albedo salam kenal Panji",ujar Albedo dengan ucapan salam kepada Panji
"namaku Jean dari monsdtad salam kenal nak",Jean dengan sikap tenang ke arah Panji setelah bertarung melawan manusia berkepala singa
"aku Sayu dari Inazuma", ucapan Sayu terhadap Panji sangat ramah dan serius,"mau main kesana?",tambahnya
"tidak Kak Sayu, aku hanya sama Kak Ganyu saja disini",jawab dengan sedikit kecapean
"nah, mereka semua dari berbagai daerah Panji",Ujar Ganyu dengan lesu
"ooh, kau dari mana Panji? aku belum pernah melihatmu didaerahku",Ucap Albedo dengan baik kepada Panji
"dari Bandung, aku bukan asli dari sini",ujar Panji dengan jawab dengan sopan kepada Albedo yang sedang mendengarkan Panji yang sedang berbicara
"Bandung? tempat apa itu?", Sayu bertanya dengan kebingungan tentang daerahnya Panji,"dan disana ada apa? Apakah sama sepertiku atau bagaimana Panji?",tambahnya lagi ke arah Panji yang sedang mendengar darinya
"ditempatku seperti kalian tapi, sudah mengenal modern tapi maaf semuanya, di daerahku telah mengenal teknologi",ujar Panji dari pertanyaan Sayu yang ingin tau tentang daerahnya
Siangnya, Ganyu dan Panji melihat mereka pergi untuk berpetualang hingga Ganyu mengajak Panji ke kota, namun ditengah jalan melihat makhluk yang sedang bertarung melawan kawan-kawan Ganyu, Keqing yang sedang menggerakkan pedangnya melawan bayangan laki-laki tampak seperti ninja yang dianggap sebagai perampok yang sedang menghindar dari serangan pedang darinya, Keqing. Ganyu melihatnya, dimana Keqing berusaha menghindar karena, kehabisan tenaga untuk melawan para perampok tersebut hingga bersiap melepaskan tembakkan kearah empat perampok yang secara terpisah hingga sang pemanah melepaskan beberapa anak panah ke arah mereka. Keqing, kecapean sambil melihat ganyu sendirian bertarung melawan mereka termasuk Panji yang berada disamping bukit hingga turun serta mengeluarkan beberapa snowball ke arah mereka namun, bisa dihindar dengan cepat.
"wah, ternyata mereka kuat sekali rupanya",ujar Panji didalam hati sambil mengeluarkan jarum es di setiap sela jarinya dan mengenai dua tusukkan dibagian badan atas perampok,"yaaah, bagus",ujarnya sambil menemui perempuan yang sedang kesakitan,"kau tidak apa-apa kan Kakak?",melihat perempuan tersebut tidak bisa bertahan dalam melawan perampok tersebut
"duh, terimakasih nak",kata Keqing dengan perasaan sakit dibagian kaki dan lutut karena serangan perampok
Panji melihat perempuan tersebut pingsan, lalu melihat Ganyu mencoba untuk menjauh dimana perampok sangat pintar untuk menghindar dari serangan Ganyu bahkan, mengeluarkan batu besar yang menerjang ke arah mereka. Ganyu kaget melihat pergerakkan mereka sangat lincah dan mampu membunuh Ganyu, Panji tidak akan diam sambil mengeluarkan katepel dan melihat pergerakkan mereka dengan mata Panji yang tajam. penglihatan Panji melihat pergerakkan mereka sangat lambat walaupun kenyataannya tidak, lalu melepaskan satu bola salju dari katepelnya dan membuat mereka menjadi beku didalam tubuh. Ganyu melihat mereka merasakan kengerian beku didalam tubuhnya dan mereka tewas seketika dan menghilang begitu saja sambil melihat Panji menyimpan katepelnya.
"Panji, kau melihat Keqing?",ujar Ganyu melihat Panji yang sedang bengong
"aku melihatnya di sana",jawab Panji sambil menunjuk ke arah kanan sambil melihat Ganyu mencoba menemui Keqing yang tidak sadar
"Keqing, kau tidak apa-apa kan?",Ujar Ganyu sedang khawatir dengan kondisi Keqing yang sedang sakit pada kaki kanannya
Panji melihat Ganyu mencoba mengobati Keqing yang terluka dan beberapa saat, Kaki Keqing sembuh hingga mereka pergi menemui dirinya sambil mengajak Panji ke kota Liyue, namun, begitu sampai dikota melihat pemandangan kota Liyue banyak orang-orang disekitarnya untuk membeli makanan, pakaian, dan lain sebagainya serta Ganyu mengajak Panji pergi ke jembatan melihat pemandangan kota yang indah dari jembatan.
"disini indah sekali bukan Panji?"ujar Ganyu memberi pertanyaan kepada Panji yang sedang melihat pemandangan kota Liyue
"aaah, tidak indah Kak"jawab Panji yang telah melihat kota Liyue,"tidak indah sama sekali Kak",tambahnya
"Malam minggu, kita hadir disini karena nanti ada pesta kembang api",ujar Keqing kepada Panji yang tidak senang melihat pemandangan indah di kota Liyue
"kembang api?! Wah seru banget Kak",ujar Panji yang sangat senang mendengar perkataan Keqing
"emangnya ada pesta kembang api Keqing?",Ganyu yang sedang kebingungan tentang pesta kembang api minggu depan"
"iya, Ganyu aku dengar dari warga akan ada pesta kembang api didepan sana",balas Keqing ke arah Ganyu dengan benar sambil melirik ke arah Panji,"oh iya namamu siapa?",ujar Keqing kepada Panji
"aku Panji, Panji Purnama Syahputra",jawab dengan nama panjang dan memanggilnya,"nama Kakak siapa?",ujar Panji dengan balas nama dirinya
"aku Keqing, salam kenal",jawab kepada Panji,"yaaah, aku pergi dulu ya Ganyu, Panji. Nanti malam kita tunggu disini",meninggalkan Ganyu dan Panji di jembatan kota
"huuuh, dasar Keqing",ujar Ganyu selalu ditinggal olehnya sambil menatap Panji yang tersenyum ke arah dirinya,"apa Panji?"
"Kakak, sore-sore, kita keliling kota boleh tidak?",ujar Panji ingin sekali keliling kota bersama Ganyu
"boleh Panji",ucap Ganyu membolehkan Panji membuatnya anti lelah untuk jalan bersama-sama sambil memegang tangan Panji,"jalan kemana?",tambahnya
"kita lihat kesana aja yuk Kakak",menuju ke arah kanan melihat orang-orang sedang beramai-ramai membeli barang berharga membuat Panji tidak senang di tempat kerumunan termasuk Ganyu
"aaah, sebaiknya kita ke kiri saja itu lebih baik dibandingkan ketempat ini Panji",berbalik kebelakang bersama Panji dan meninggalkan orang-orang yang sedang berkerumunan
"iya, aku tidak suka ditempat yang berkerumunan",ujar Panji yang omongannya sombong,"aku ingin sekali melihat kota ini bersama Kakak",lanjutnya
Panji diajak Ganyu pergi keliling kota hingga melihat ditempat sana terdapat penjualan bunga yang terkenal sampai bunga langka, lalu melihat anak-anak sedang asyik bermain kincir angin dan permainan asyik lainnya. Lalu, melihat orang-orang yang sedang terburu-buru untuk pergi kesuatu tempat bahkan, disetiap toko terdapat penjualan beraneka ragam mie hingga bau yang sangat enak diperut Panji.
"bau apa ini? kelihatannya enak sekali"ucap Panji dengan air liurnya tidak bisa ditahan,"Kak, sepertinya enak deh bau mie disekitar sini",Panji mulai merasa lapar bahkan, pergi ke restoran mie
"mau apa kesana Panji?! Tidak ada uangnya kan?",ujar Ganyu yang tidak punya uang untuk makanan tersebut,"yuk kita lanjutkan perjalanannya",tambahnya
"ooh jangan khawatir Kak aku bawa uang kok",ngeluarkan dompet disakut celana berupa uang logam emas untuk membeli mie ditempat tersebut
"huuh, baiklah kalau kau punya uang sayang",ujar Ganyu sambil pergi ke restoran mie dan masuk kedalam restoran yang indah didalam ruangan, berupa kursi dan meja yang identic dengan budaya tiongkok, sambil mengajak Panji pergi kesamping untuk duduk
"selamat datang Nyonya! mau pesan apa?",ujar sang pelayan dengan sopan kepada Ganyu sambil membuka daftar menunya,"silahkan Nyonya mau pesan apa",tambahnya
"aaah, aku tidak mau pesan apa-apa",ujar Ganyu kepada pelayan,"anak ini yang mau pesan",tambahnya sambil memberikan daftar menu makanan kepada Panji,"ini Panji silahkan"
"oh, baik Kak",ujar Panji sambil mengambil mengambil buku daftar menu sambil mengambil pesanan yang dia inginkan
Panji pun memberi pesanan tersebut hingga sang pelayan mengambil buku menunya serta catatan pesanan yang Panji pesan makanan, Ganyu pun meminum air putih saja dibandingkan dengan air teh pahit. lalu, tak lama kemudian pesanan darinya sudah datang dan mangkuk mie untuk Panji menyimpannya di atas meja makan hingga minumannya yang dia sukai. sang pelayang pergi untuk memberi pesanan dari sang pembeli, Ganyu melihat Panji sedang makan bahkan, Ganyu ingin makan mie tersebut walaupun upahnya kurang dibandingkan dengan Panji. Lalu, makanan sudah habis bersama minumnya, kemudian dibayar dengan koin Mora di dalam kasir membuat Ganyu kebingungan melihat koin emas yang dimiliki Panji sangat banyak hingga keluar dari restoran. sampai sorenya, Ganyu mengajak Panji jalan-jalan dan melihat orang-orang ditempat tadi, awalnya banyak sekali orang untuk membeli barang-barang bahkan, menjadi sepi hingga Panji bisa jalan-jalan ke sana bersama Ganyu. Lalu, meraka berada dipelabuhan melihat para nelayan pergi ketempat jauh selain mencari ikan di setiap samping.
"wah banyak yang mencari ikan disana rupanya",ujar Panji melihat mereka sedang menarik jala
"Hmmm, iya Panji. mau kemana lagi?",ujar Ganyu sedang merasakan angin berhembus ke arah kanan
"mungkin ke gunung tadi Kak, gimana?"jawab Panji sedang berfikir dan kebingungan,"oh iya, bagaimana ke gunung Tianheng? Apakah disana indah?",ujar Panji ingin pergi ke gunung tersebut
"boleh",ucap Ganyu dengan lemah lembut kepada Panji
Mereka pergi meninggalkan kota dan mencoba untuk pergi ke gunung Tianheng, Panji mulai semangat perjalanan sorenya yang merupakan perjalanan terakhir baginya walaupun sangat jauh ke pegunungan Tianheng. Malamnya, Panji dan Ganyu telah sampai di atas gunung Tianheng sambil melihat pemandangan indah dilangit biru membuat Panji senang melihat pemandangan langit yang dipenuhi bintang yang berkejora. Lalu, mereka asyik melihat memandangnya ke atas langit hingga bersandar di atas rumput hijau bahkan, Ganyu merasa enak sambil kedua tangannya di atas kepalanya.
"pemandangan yang indah Kak",ujar Panji melihat pemandangan indah diudara sambil melihat Ganyu sedang tenang sambil memandang langit keudara,"Kakak, Kakak",mencoba untuk membangunkan Ganyu namun, tidak sengaja memegang ketiak Ganyu membuatnya tidak enak namun, saat menciumnya sangat wangi,"hmmm, wangi sekali ketiak Kakak ini",tambahnya
"Panji! kenapa?!",ujar Ganyu yang sedang kaget melihat Panji memegang ketiaknya,"hey kau memegang ketiakku Panji",ucap yang marah sedikit kepada Panji
"oh, maaf Kak",jawab Panji dengan wajah memerah,"aku mencium ketiak Kakak wangi sekali, membuatku malu. Aku tau Kakak sudah mengerti tentang aku dari kemarin atau bulan kemarin",tambahnya
"Hmmm, tentang apa Panji?",mencoba mendengar jawaban dari Panji yang sedang malu hingga dia memberi senyuman kepada Panji yang misterius
"aaah, Kakak yakin tidak akan marah kepadaku?",ujar Panji dengan melihat wajah Ganyu tersenyum,"gawat kalau aku menjawabnya maka aku akan dipukul dengan bebatu es,aku taku dikeluarkannya es",lanjutnya didalam hati
"diam saja Panji. Kenapa takut sama Kakak?",mencoba merayu Panji dengan lemah lembut
"aku.... apakah Kakak yakin aku.... masih ragu-ragu Kak",ucap Panji yang sedang gemetar karena, membuka jawaban langsung ditolak dengan Ganyu
"Kakak tidak akan marah Panji",balas dengan wajah Ganyu dengan wajah tersenyum kepada Panji,"Kakak tau kau takut ditolak bukan?",balasnya kepada Panji dengan rayuannya kepadanya
"aku jujur, tapi Kakak tidak akan marah kan?"ujar Panji dengan merenung karena Ganyu akan siap menolak dengan ucapan dirinya hingga mengeluarkan hati yang panas dingin tampak ingin merasakan rasa sakit hatinya,"aku.... tidak hanya suka dan sayang.....",merasakan kejantungan yang memberatkan hatinya untuk diuji mengeluarkan kata-kata yang jujur disembunyikan,"tapi, aku..... aku....",membuang nafas serta menariknya dengan cepat
"apa Panji? katakan",ujar Ganyu sambil memegang kedua pundak Panji serta senyumannya kepadanya agar Panji tetap percaya diri,"jawab Panji",lanjutnya
"Haaaah",menutup matanya sambil membuka hatinya kepada Ganyu hingga menatap Panji dengan percaya diri sambil mengeluarkan kata yang lemah lembut bercampur keras kepadanya yang dipandang dirinya seorang laki-laki,"aku.... aku memang mencintaimu",ujar Panji yang telah membukakan hatinya kepada Ganyu
Ganyu tersenyum mendengar isi hati Panji untuknya dan berkata,"aku memang mencintaimu tapi, kau masih anak-anak, tapi tidak apa-apa Panji. anggap aja aku ini Kakakmu walaupun kau adalah orang yang kau sayangi padaku, aku juga sayang padamu",ujar Ganyu dengan suara pelan seperti membisik,"Kakak sayang padamu lebih dari cinta kepadamu, kau harus rajin mencari ilmu kau boleh berpacaran, sekarang kau boleh dekat sama Kakak sayang",tambahnya kepada Panji
"terimakasih Kak,ternyata Kakak sayang padaku",ujar Panji merasakan lega didalam hatinya namun, muncul cahaya dibalik katepel membuatnya kebingungan,"Kakak kenapa katepelku bercahaya?",Ucap Panji dengan nada kebingungan
"entahlah, Panji",Ganyu kebingungan melihat cahaya dibalik katepel milik Panji dan tiba-tiba bintang dilangit mengeluarkan cahaya ke katepel milik Panji,"apa?! Cahaya apa ini?!",Ganyu tersinggung melihat cahaya tersebut
Panji melihatnya, katepel akan berubah menjadi pemanah dari cahaya bintang dilangit, Ganyu melihatnya dan heran melihatnya, lalu panah berwarna putih tulang,biru, serta hitam dan merah yang merupakan setengah garis.
"Panah yang bagus Kak",ujar Panji melihat katepel menjadi pemanah,"entah kenapa katepelku berubah menjadi pemanah ini",tambahnya sambil heran melihat fenomena tersebut termasuk Ganyu ingin memegangnya
"boleh Kakak pinjam pemanahmu Panji?",ujar Ganyu ingin memegang pemanah milik Panji"
"boleh",memberi pemanah ketangan Ganyu
Ganyu memegang pemanah milik Panji yang terasa lebih ringan dibandingkan dengan pemanah miliknya dan berkata,"pemanah ini cocok untukmu memang ringan dan bisa digunakan melawan musuh jarak jauh",ujar Ganyu sambil mengembalikan panah ketangan Panji
"aaah, malam yang indah Kakak, sebaiknya kita pulang Kak",Panji mengantuk hingga melihat Ganyu menunggu Panji yang sedang berdiri dan pulang telah melihat bintang putih yang bersinar,"mungkin awalnya katepel menjadi pemanah merupakan tingkatan atau hal lainnya?",ujar Panji yang menjadi penasaran tentang kejadian tadi