Diana masuk ke dalam kamarnya dan mengambil ponsel yang berada diatas meja hias.
Tut..
Tut..
Tut..
"Kemana sih Alex ini, Kenapa nggak anggakt Aku telpon."gumam Diana.
Dia pun mematikan ponselnya kemudian mengganti pakaiannya.
"Aku akan ke rumahnya, mungkin dia masih tidur."
Diana segera keluar dari kamar mengambil kunci mobil dan dia segera menuju ke rumah Alex
Di tempat lain, di sebuah toko bunga. Nampak Rico sedang mencari bunga lily sesukaan Clara.
Setelah berkeliling akhirnya dia memilih sebuah rangkaian bunga lily dan bunga mawar putih yang di rangkai sangat indah.
"Ini sangat cantik, semoga Clara suka."batin Rico.
Dia mengambil bunga tersebut lalu membayarnya pada kasir.
Rico melangkah menuju ke toko perhiasan, dia membeli sebuah cicin bermata berlian putih untuk Clara.
"Tolong bungkus yang ini Bang,"kata Rico.
Pegawai tersebut melakukan apa yang Rico katakan.
"Delapan juta Pak. Atau mau yang lebih bagus lagi. Biar kami pesan?"kata Pegawai toko.
"Ini saja dulu, nanti jika kekasih saya tidak suka, Saya akan kembali lagi ya?"kata Rico seraya menyerahkan kartu kreditnya.
Dengan rasa bahagia Rico bersiul-siul menuju ke mobilnya.
"Clara. Aku mencintai Kamu."lirih Rico
Mobil pun melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Hanya dalam waktu setengah jam dia sudah sampai di rumah Clara.
Bel rumah pun di tekan, keluarlah Bi Ani dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Mari masuk Tuan, cari siapa?"tanya Bi Ani.
"Clara ada Bik?"
"Ada, silakan duduk. Biar saya panggilkan."
Bi Ani meninggalkan Rico sendirian di ruang tamu.
Tuk.
Tuk.
Tuk.
"Non. Ada tamu cari Non."
"Ia Bi. Sebentar Aku keluar tolong suruh tunggu."
Bi Ani segera kembali menemui Rico.
"Non Clara sebentar lagi keluar, Dia minta Tuan menunggunya."ucap Bi Ani.
"Ia Bik. Terimakasih."
Bi Ani kembali ke dapur untuk membereskan dapur dan juga memasak
Selang waktu lima belas menit Clara keluar dengan drees merah maron.
Sangat cantik dan mempesona, wajahnya di poles dengan make up seadanya.
"Sayang. Kamu cantik banget mau kemana?"tanya Rico
Dia sampai terkesima dengan penampilan Clara
"Mau ke toko, sekalian antar undangan pernikahan anak kawan Ayah. Ngapain Kamu kemari? Hubungan kita sudah usai."jawab Clara.
Dia duduk berjauhan dari Rico.
Namun Rico duduk di sampingnya dan langsung memeluk Clara dari samping.
"Sayang. Maafkan Aku. Kemarin Aku khilaf. Aku datang kemari mau lamar kamu."ucap Rico.
Clara menolak tubuh Rico dan berdiri menjauh darinya
"Pantang bagiku untuk dihianati Ric. Tolong pergilah. Biarkan Aku sendiri."pinta Clara.
Rico pun mengambil kotak cincin di saku jasnya dan meletakkan di meja.
"Ini cincin buat Kamu. Jika Kamu berubah pikiran, tolong chat Aku. Hanya Kamu yang Aku cintai Clara. Percayalah."Rico memelas pada Clara.
"Tolong pergi Ric. Aku benci dengan pendusta seperti Kamu."teriak Clara. Dia sangat marah dengan kata-kata Rico. Dia tidak percaya apapun yang di katakan Rico.
Suara Clara sangat keras membuat Bi Ani datang dan memeluknya.
"Non Clara. Tenang Non. Ada Bibi disini."
Pelukan Bi Ani membuat Clara sedikit tenang.
"Pulanglah Rico, bawa pulang semua ini. Kita putus."
Tunjuk Clara pada kotak cincin dan juga bunga yang dibawa Rico.
Akhirnya tanpa berkata apa pun lagi Rico mengambil semua yang dia bawa dengan hati yang sangat kecewa.
Clara kembali ke kamarnya, dia mengambil semua barang-barang yang diberikan Rico padanya.
Clara memasukkan semuanya kedalam sebuah kardus. Dia berniat akan membakarnya.
"Aku akan membakar semua kenangan ini, Rico Aku nggak percaya Kamu tega tidur dengan banyak gadis.hikks.."terdengar suara isak tangis Clara didalam kamarnya.
Sementara itu di luar rumah Clara, Rico masih duduk di taman.
Dia masih sangat syok dengan penolakan Clara.
"Clara maafkan Aku. Ya Tuhan. Apa yang mesti Aku lakukan? Agar dia percaya jika Aku benar-benar tulus mencintainya."ucap Rico lirih.
Dia menjambak rambutnya dengan tangannya begitu kuat.
"Aaaaaaaa. Clara Aku mencintaimu." Teriak Rico.
Dia berharap Clara akan keluar dan menemuinya.
Sudah satu jam lamanya Rico berada di halaman rumah Clara. Namun Clara masih juga tidak keluar dari kamarnya.
Dengan langkah gontai Rico masuk ke dalam mobilnya menuju ke kantornya.
Didalam perjalanan, dia masih saja berpikiran dengan Clara.
"Apa Aku suruh Ayah dan Ibu ke rumah Clara saja ya? Biar dia percaya kalau Aku benar-benar mencintai dia."gumam Rico.
Dia melaju mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga dia pun tiba di tempat tujuannya.
Setelah memarkirkan mobilnya Rico langsung masuk ke kantornya.
"Dania. Kamu ke ruangan saya sekarang ya?"pinta Rico pada sekretarisnya.
Wanita yang dipanggil Dania iti sangat senang hatinya.
"Aku akan merayu Rico, Akan Aku buat dia jatuh kepelukanku."batin Dania.
Dia membuka kancing bajunya hingga menampakkan belahan dadanya.
Kemudian dia masuk ke ruangan Rico.
"Ada yang bisa saya bantu Pak Rico?"ucap Dania mendayu manja. Dia mengelipkan matanya pada Rico.
Kemudian dia mendekati Rico dan duduk di pangkuannya, Dania melingkarkan tangnnya pada leher Rico.
"Kenapa wajah Kamu kusut gitu?"tanyanya.
"Aku putus dengan Clara."
"Kan masih ada Aku."
Dania membungkam bibir Rico dengan bibirnya.
Merekapun berciuman dengan sangat brutal.
Rico terhanyut dalam rayuan Dania.
Hasrat lelakinya datang tiba-tiba. Dia mencium leher putih Dania, menggigit kecil hingga meninggalkan bekas kemerahan.
Rico kembali beraksi dia membuka kemeja Dania, kedua bukit kembar indah milik Dania di lumatnya silih berganti.
Desahan halus terdengar dari mulut Dania.
"Aahhh. Sayang.."
Namun panggilan telpon menghentikan aktivitasnya dan membuat Dania kecewa.
Rico mengambil ponselnya dan langsung keluar dari ruangannya.
"Siapa sih yang ganggu Aku dan Rico, padahal Aku hampir saja bisa buat dia tidur denganku lagi. Apa Clara yang menelpon Rico? Aku akan menemui Clara dan meminta dia menjauhi Rico." gumam Dania.
Dia pun keluar dari ruangan tersebut dengan hati yang sangat marah.
Sementara itu Diana sudah sampai di rumah Alex. Dia langsung masuk ke rumah Alex.
"Alex. Alex kamu dimana?"teriak Diana.
Tak lama kemudian Alex muncul dari kamarnya dengan wajah khas orang baru bangun tidur.
"Apa sih Tante ini, pagi-pagi ganggu orang tidur aja."kata Alex. Dia berjalan menuju ke tempat Diana berada.
Alex menjatuhkan badannya di kursi.
"Alex. Gimana nih? Clara rupanya dia sudah punya pacar lagi."kata Diana.
"Ya sudah, jika dia punya pacar Aku dengan Delia aja."jawab Alex.
Diana mendekati keponakannya itu dan memukul bahu Alex.
"Kalau Kamu menikahi Delia, mana dapat hartanya Clara Alex. Kenapa sih bodoh Kamu pelihara?"sungut Diana.
"Jadi yang kaya itu Clara Tante? Bukannya Om Martin?"tanya Rico.
"Ia Clara yang memegang semua aset milik keluarga Marti. Apa Kamu ada ide agar Clara pisah dengan pacarnya Rico?"
Alex berpikir beberapa saat, hingga senyum jahat terukir di wajah tampannya.
"Sini Tante Aku punya ide."kata Alex.
Diana pun bergeser untuk duduk di samping Alex.