Aron Regald duduk di bagian belakang mobil pick-up tertutup. Wajahnya terlihat sangat lelah, dan tubuhnya masih lembab karena hujan. Meskipun begitu dia masih harus bersikap kuat, setidaknya di depan wanita yang tidur pulas di bahunya.
"July benar-benar lelah ya"
Yang mengatakan itu adalah laki-laki berjubah hitam di depannya. Aron sangat mengenal laki-laki ini meskipun dia hanya bertemu dengannya setengah tahun sekali. Dia adalah Horrick Regald, ayahnya melihat mereka berdua dengan ekspresi datar.
Dia mulai berekpresi datar seperti itu sejak istrinya, yang merupakan ibu Aron dan Icho meninggal. Aron masih ingat dulunya dia itu lebih banyak tertawa dan tersenyum.
"Ayah, aku ada yang mau kutanyakan"
"Tentang Icho ya?"
"Tentu saja. Kenapa ayah mengijinkannya pergi ke tempat berbahaya seperti itu? Apa ayah tidak khawatir dengan anak sendiri?"
"Tentu saja khawatir. Tapi Icho... ayah berpikir kalau dia memang ditadirkan untuk pergi ke langit"
"Apa maksudnya itu?"
"Kamu sendiri tahu, Icho itu memiliki sifat dan tingkah yang sangat mirip seperti ibu kalian. Mau diubah seperti apapun, pada akhirnya sifat orang tua itu memang menurun ke anaknya"
Kalau Icho memiliki sifat seperti ibu, maka aku... ayah ya?
"Terlebih lagi, Icho yakin bisa melanjutkan petualangan yang dari ibu kalian"
"Ap- Jangan-jangan?"
"Benar, Ibu kalian dulunya pernah ke langit sebelumnya. Jauh sebelum nikah, sewaktu dia masih muda dulu"
"Aku belum pernah dengar itu"
"Nanti akan ayah ceritakan semuanya ketika sudah sampai di kota sebelah"
Begitu ya, kalau begitu wajar saja ayah menyebutnya sebagai takdir. Mungkin saja arwah ibu merasuki tubuh Icho untuk melanjutkan petualangannya itu. Untuk mencari kebeneran.
Tapi menurutku itu adalah hal yang bodoh.
Apa yang Icho lakukan. Apa yang ibu lakukan.
Semuanya itu dilakukan berdasarkan egoisnya sendiri.
Aku tidak bisa menerimanya
Lalu bagaimana dengan mereka yang ditinggalkan? Apakah sebegitu pentingnya hingga harus meninggalkan semua hal yang sudah dimiliki, kehidupan dan hubungan.
Aku akan mengambil jalan lain.
Maaf ibu aku tidak bisa memegang janji untuk melindungi satu-satunya saudara kandung yang kumiliki. Tapi dia sendiri yang tidak mau dilindungi dan memilih pergi.
Sebagai gantinya, aku akan berjanji Ibu, untuk melindungi orang-orang yang berharga di hidupku.
Untuk melakukannya aku akan melakukan apapun. Meskipun harus membunuh semua makhluk asing itu.
Pertama aku membutuhkan kekuatan untuk bisa mengalahkan mereka. Dan aku tahu dimana aku bisa mendapatkannya.
"Ayah, bawa kita ke tempat kerja ayah"
"Oh, memangnya mau apa disana?"
Ayah tersenyum. Dari wajahnya, sepertinya dia juga sudah memperkirakan ini.
"Aku membutuhkan kekuatan, untuk melindungi orang yang berharga bagiku"
"Jawaban yang bagus. Dan bersama July juga?"
"Tentu saja, aku tidak bisa melindunginya kalau dia jauh dariku"
"Hmph. Greg, bawa mobil ini sesuai rencana"
"Baik bos"
Lalu aku menggengam tangan July erat-erat.