"Owh..."
Icho Regald, menengok ke atas dan melihat langit. Seekor burung terbang tinggi di bawah awan gelap yang sangat besar.
"Langit memang luar biasa ya"
Sambil Icho mengayuh sepedanya ke jalan menanjak, dia terus menengok ke atas.
Langit sore hari ini sangatlah indah. Awan berwarna putih besar dengan permukaan atasnya berwarna kuning kejinggaan sedang terbang ke arah kotanya. Kontras antara awan lapisan bawah yang berwarna gelap dengan awan lapisan atas yang berwarna cerah pasti akan terlihat bagus jika di potret.
Burung yang Icho lihat ternyata satu burung yang keluar dari kerumunannya, karena jauh di depannya Icho melihat banyak burung terbang membentuk sebuah pola.
"…"
Melihat burung itu, sebuah ide terlintas di benaknya.
"Apa kayuhanku ini bisa melampaui kecepatan burung itu ya?"
Apakah dirinya seorang manusia, siswa SMA biasa bisa mengayuh sepedanya lebih cepat dari seekor burung yang terbang dengan sayapnya di angkasa sana.
"Baiklah burung, bersiaplah. Satu, dua, go!"
Icho mengayuh sepedanya secepat yang bisa.
Melewati tanjakan pertama, kayuhan Icho masih cepat
Melewati tanjakan kedua, kayuhannya mulai melambat.
Melewati tanjakan ketiga, nafasnya semakin berat.
"Haaa…. Ha….Mungkin …ini…emang….Mustahil…ya…"
Di tanjakan keempat, Icho memberhentikan sepedanya.
"Ha….capek…."
Meskipun tahu itu mustahil dan juga bodoh, kalau tidak menemukan jawaban dari pertanyaan yang menghantui kepalanya, dia akan terus berusaha untuk menemukan jawabannya. Seperti itulah anak lelaki bernama Icho Regald.
Icho Regald, itulah namaku. Seorang siswa SMA yang tinggal di sebuah kota kecil bernama Ekasia.
Tidak ada yang mencolok disini, karena kota ini jauh dari perkotaan, terletak di sebuah pinggiran gunung. Bangunan disini kecil-kecil, tidak ada mall, hotel, pabrik atau semacamnya, Disini kebanyakan yang tinggal orang-orang yang sudah berumur dan cucu mereka yang ditinggal orang tuanya.
Di keluarga kita pun juga sama.
Disini aku hanya tinggal bersama kakak. Terkadang ayah pulang ke rumah jika kerjaannya tidak begitu sibuk, tetapi sehari-hari di rumah hanya ada aku, kakak dan anak perempuan yang tinggal di dekat kita.
Untuk mereka para pemuda yang umurnya lebih dari 20 tahunan kebanyakan sudah pergi dari kota ini, karena disini tidak ada yang bisa dicapai.
Kakak aku yang sebentar lagi akan lulus SMA juga berencana akan pergi dari kota ini.
Tentu saja, aku pun ingin pergi dari kota ini. Tidak ada lagi yang bisa menarik rasa penasaranku disini. Aku merasa sudah mengetahui semua informasi yang ada di kota ini.
Aku berencana untuk pergi mengelilingi dunia ini. Pasti banyak hal yang menarik jika dibanding disini. Aku ingin lebih tahu, ingin lebih mengerti tentang dunia ini.
Apapun itu. Teknologi, budaya, alam, bahasa, sejarah dan masih banyak lainnya. Pengetahuan macam apa yang bisa aku dapatkan dari negara lain. Apapun yang bisa membuat rasa penasaranku meledak-ledak, aku ingin mengetahui semuanya.
Tapi aku harus menahannya. Setidaknya sampai 2 tahun, sampai lulus SMA.
Sampai saat itu tiba, aku harus menahan perasaan gelisah ini.