Chereads / Terpaksa Menjadi Tunangan Palsu / Chapter 12 - Orang Sekitar Mark

Chapter 12 - Orang Sekitar Mark

Suara riuh seketika terjadi di toilet itu. "Wihhh~ Elisa lo keren."

'Elisa? Anaknya Pak Damian dengan Bu Rahma?' tebak Keysa tanpa mengeluarkan suaranya.

"Rebut aja. Selagi jamur kuning belum melengkung," dukung gadis lain.

"Tapi…kayanya Mark sayang banget sama Kay."

"Masa Mark gak jatuh sama pesona gue? Gue ini Elisa," ucap Elisa sombong.

"Hahaha, kalau Mark beneran jatuh sama lo…gue kasih tas dior keluaran terbaru deh," janji gadis lain.

Keysa hanya dapat memperkirakan ada tiga orang yang membicarakan Mark. Tiga orang itu meninggalkan toilet dengan tawanya. Ia kesal sendiri karena Mark secara tak langsung dijadikan bahan taruhan.

"Ck. Berani – beraninya kalian berniat merebut tunangan Kak Kay," kata Keysa pelan. Keysa segera memasang sepatu hak tingginya dan keluar dari salah satu bilik toilet. Keysa mencuci tangan di wastafel kemudian ia menatap pantulan dirinya di cermin. Ia sedikit merapikan penampilannya.

"Semangat Key!" Keysa menyemangati dirinya sendiri. Ia keluar dari toilet dan mencari sosok Mark. Keysa melangkahkan kakinya dengan percaya diri ke Mark yang dikelilingi oleh gadis centil.

"Mark aku udah selesai," suara Keysa bagaikan penyelamat bagi Mark.

Mark melewati para gadis dan menatap Keysa lega, "Gosh. Kamu lumayan lama ya di toilet."

Keysa tersenyum manis, ia melirik ketiga orang gadis itu, kemudian menatap Mark lagi, "Maaf. Tadi aku harus rapihin gaun dulu."

"Gak papa, sayang," Mark mengusap rambut Keysa lembut.

"Mark gue belum kenalin diri,"intrupsi salah satu gadis dari ketiga gadis itu. Ketiga gadis itu melangkahkan kakinya hingga berhenti di hadapan Keysa dan Mark.

"Oh iya, sayang…tadi mereka ngenalin diri masing – masing," ucap Mark.

Keysa menatap ketiganya dengan senyumnya, "Oke. Gue ingin tau nama kalian."

Seorang gadis dengan rambut pirang berkata, "Gue Jessy."

"Gue Thalia," sahut seorang gadis dengan rambut sebahu.

"Gue Elisa. Lo kan tau gue, Kay," ucap gadis dengan rambut dikepang.

"Ah iya. Lo anaknya Tante Rahma sama Om Damian ya," ucap Keysa menatap gadis dikepang dari atas kebawah. "Lo beda ya, mungkin karena terlalu di make up."

'Maaf, Elisa. Gue ketemu lo baru sekarang. Tapi, lo duluan yang berniat jahat.' Batin Keysa sedikit merasa bersalah.

Mark tampak menahan tawanya mendengar ucapan Keysa. Elisa mengepalkan tangannya karena kesal dengan ucapan Keysa, ia merasa dipermalukan. Thalia dan Jessy hanya menyenggol satu sama lain.

"Kalian masih kuliah?" tanya Mark berusaha mencairkan suasana yang tiba - tiba menggelap.

"Kita bertiga satu kampus, Mark. Makanya akrab," jawab Thalia.

"Mark kenapa lo tunangan sama Kay?" tanya Elisa tiba – tiba.

Thalia dan Jessy membulatkan matanya mendengar celetukan Elisa yang berani. Mark mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Elisa. Keysa terkejut mendengar pertanyaan Elisa.

'Ayo mikir.' Keysa berusaha memaksakan otaknya untuk menjawab pertanyaan Elisa.

"Gue ra-" Mark hendak mengatakan sesuatu sebelum Keysa akhirnya menyela.

Keysa terkekeh kecil, "Sebenernya pertanyaan lo gak bermutu. Tapi, Mark itu…" Keysa menatap Mark sekilas, "sayang sama gue. Jadi, kita tunangan biar gak ada hama yang ganggu hubungan kita."

Ucapan Keysa membuat terjadi keheningan. Keysa menelan ludahnya gugup saat matanya menatap Elisa yang kesal.

"Hehehe, lo kenapa sih El…" ucap Thalia canggung. Thalia mengkode Jessy untuk membantunya.

"Kayanya, El lagi pusing. Kita mau cari udara segar dulu," Jessy menyenggol lengan Elisa.

Elisa masih menatap tajam Keysa.

"Kenapa El?" tanya Keysa sok polos.

"Kita mau cari minuman dulu ya," Thalia menarik tangan Elisa karena gadis itu tidak bergeming sama sekali.

"Selamat atas pertunangan kalian," kata Jessy sopan kemudian ia menyusul langkah kedua temannya.

Mark terdiam menatap ketiga gadis itu yang sudah menjauh dari pandangannya. Ia menoleh ke Keysa yang menatap ketiga gadis itu datar. Mark segera berdiri di hadapan sang tunangan. Keysa mengangkat wajahnya hingga bertatapan dengan Mark.

"Apa?"

Mark terkekeh kecil, kemudian jari telunjuknya memegang hidung Keysa, "Udah dong lihat merekanya."

Keysa berkedip beberapa kali, ia tersenyum manis, "Hehehe iya. Jadi, mana rekan kerja kamu?"

Mark berbalik, ia mencari sosok rekan kerjanya. "Disana. Lagi makan puding."

"Ayo samperin," ajak Keysa sembari menarik tangan Mark.

"Oh, Mark," sambut sosok rekan kerja Mark, Rayner.

"Ini rekan kerja aku, namanya Rayner," Mark memperkenalkan Rayner pada Keysa.

"Gue kan sohib lo bukan sekedar rekan kerja," tanggap Rayner.

"Ssst, diam," Mark menyenggol Rayner.

Keysa tersenyum memperhatikan interaksi sepasang sahabat itu. "Hai Ray. Gue Kaysha." Keysa mengulurkan tangannya.

"Gue Rayner, sohibnya si anak nyebelin ini," balas Rayner santai sembari menerima uluran tangan Keysa.

"Sialan lo," umpat Mark pelan.

"Kay, tunangan lo kasar," adu Rayner bercanda.

Keysa tertawa kecil, "Gak apa. Aku tetap sayang kok."

'Aduh! Bahasa gue.' Batin Keysa jijik sendiri dengan ucapannya.

Rayner tersenyum menggoda pada Mark, "Cieee…lo dibela tuh."

"Sumpah, lo berisik banget," ucap Mark.

Keysa menatap Rayner, di matanya lelaki itu tampak tak asing, "Lo anaknya pemilik perusahaan Bakeryou ya?"

Rayner menatap Keysa balik kemudian ia mengangguk.

Mata Keysa berbinar, ia dengan semangat berkata, "Gue suka banget sama rasa donat alpukat. Itu unik banget. Pokoknya, beneran beda sama yang lain."

Keysa memang menyukai makanan yang dibuat oleh Perusahaan Bakeryou. Ia pernah membaca artikel tentang anak dari pemilik Perusahaan Bakeryou yang mencetuskan ide donat alpukat. Disitu, Keysa langsung jatuh cinta dengan rasanya.

Rayner melirik wajah Mark yang sedikit keruh. Rayner tersenyum pada Keysa, "Terima kasih sudah menyukai donat alpukat."

Keysa dengan senang mengangguk, ia masih tak sadar kalau Mark menatapnya dengan wajah ditekuk.

"Tapi…"

"Tapi?" Keysa menatap Rayner bingung.

"Tunangan lo kayanya pundung. Jadi, gue mau mencari tempat aman dulu. Dadah~" pamit Rayner kemudian lelaki itu berlalu dengan cepat.

Keysa menoleh pada Mark. "Jangan cemburu…aku cuman suka sama donatnya aja," bujuk Keysa.

Mark tidak cemburu, ia hanya merasa tidak dianggap. "Iya iya paham, sayangku~"

"Kalau gitu, mana lagi rekan kerja kamu?" tanya Keysa kembali menatap sekelilingnya.

"Aku gak undang semuanya. Ini pertunangannya privat. Aku cuman ngundang Rayner dan Karin," tutur Mark.

"Karin? Dia siapa?" tanya Keysa bingung.

"Bisa dibilang sekertaris aku selama di kantor," jawab Mark jujur.

"Dia gak datang?" tanya Keysa lagi.

"Katanya terlambat," info Mark. Keysa mengangguk, hati kecilnya sedikit penasaran dengan sosok Karin.

"Ternyata disini itu banyaknya rekan kerja orang tua kita ya…" kata Keysa memperhatikan tamu yang datang. Rata - rata pria dan wanita yang sudah berumur yang menjadi tamu.

"Tapi, ada juga yang bawa anaknya," ucap Mark mengingat beberapa orang yang seumuran dengannya.

Keysa mengangguk setuju. Meskipun,tidak semua anak mengikuti acara pertunangan itu. Mungkin para orang tua berpikir di lain waktu saja akan mengenalkan anak mereka.

"Biasanya yang banyak seumuran sama kita itu..pas acara perayaan perusahaan," info Mark.

'Wah, ribet juga ya. Kalau Kak Kay ada di posisi ini dia pasti banyak protes. Meskipun, ujungnya tetap dikerjakan.' Batin Keysa mengigat sifat Kaysha.

"Marka," panggil seorang wanita dengan nada lembut.