Dahlia kembali ke akal sehatnya, dan segera melepaskan Willy, dan bahkan tidak repot-repot mengurus idola sekolah, berbalik dan pergi ke sisi wanita itu, dengan senyum menyanjung di wajahnya.
"Bu Hana, dia adalah saudaraku, yang datang menjemputku."
Sekarang Dahlia hanya ingin menjelaskan kepada gurunya tentang Willy dan bagaimana dia masih ingin mendapatkan perhatian idola sekolah itu. Adapun Hilman, saat Bu Hana muncul, dia akhirnya menoleh. Willy dengan jelas melihat bahwa di kedalaman mata seorang anak laki-laki pada usia ini, ada jejak keserakahan yang tersembunyi!
Sungguh anak kecil yang serakah, bahkan seorang guru juga ditargetnya...
"Benarkah?" Wanita bernama Bu Hana melihat ke atas dan ke bawah Willy, matanya masih penuh kecurigaan. Jelas tidak percaya kata-kata Dahlia.
"Sungguh, Bu Hana, kalau kamu tidak percaya padaku, kamu bisa menghubungi ibuku atau Kak Lily."