Elvira melihat jam yang menempel di dinding ruang keluarga sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Dia segera mematikan laptopnya setelah menyelesaikan laporan keuangan dari bisnis yang dijalaninya bersama Henry.
Elvira akan memasak makanan untuk makan siang mereka nanti. Dia kemudian segera mengembalikan alat kerjanya ke dalam ruang kerja lalu segera menuju ke dapur untuk memasak.
"Fatan, kamu ingin makan apa siang ini?"
Tanya Elvira pada Fatan yang langsung meletakkan jari telunjuknya di dagunya seolah sedang berpikir.
"Mama, aku mau makan siang dengan sop bakso dan ayam goreng."
Valentino mendului Kakaknya menjawab apa yang ditanyakan oleh Mamanya.
"Kamu kenapa mendahului, Kakak?"
Fatan agak kesal dengan kelakuan adiknya, dia paling tidak suka kalau di dahului.
"Sudah-sudah! Kamu mau makan apa? Sama dengan Valentino?"
Tanya Vira kepada Fatan yang kini langsung menganggukkan kepalanya.
Saat ini cuaca sangat terik sehingga sop bakso dan ayam goreng sepertinya sangat menggiurkan bagi Fatan dan Valentino.
"Baiklah, kalau begitu kalian tunggu di ruang makan, Mama akan memasak sebentar!"
Fatan dan Valentino segera berlarian menuju ke ruang makan sementara Vira kemudian mulai meracik bahan-bahan yang akan dia buat sop bakso.
Beberapa saat kemudian, Elvira sudah selesai memasak, dia segera memanggil kedua putranya dan mereka makan siang bersama.
"Waah, enak sekali masakan, Mama. Kami sangat merindukan masakan Mama, kalau Papa dirumah, pasti Papa yang akan memasak untuk kami."
Ucap Fatan sambil menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut mungilnya. Valentino tidak begitu mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Kakaknya jadi dia tetap meneruskan makannya dengan tenang, sementara Elvira merasa bersalah kepada kedua buah hatinya karena dia baru menyadari kalau selama ini dia sudah melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu dan istri hanya demi pekerjaannya.
"Maafkan Mama ya Sayang! Mama telah lalai mengurus kalian selama ini. Mungkin setelah ini Mama akan berusaha memperbaiki diri dan akan menebus kesalahan-kesalahan Mama pada kalian."
"Mama, aku juga minta maaf kalau salah bicara!"
Jawab Fatan yang kini merasa sangat tidak enak hati pada Mamanya.
Elvira menjadi sedikit tidak mood untuk meneruskan makan siangnya. Baru saja dia akan beranjak dari tempat duduknya untuk mengambilkan buah di kulkas, ponselnya berbunyi dan ternyata itu adalah telepon dari Henry.
"Halo, Assalamualaikum, Mas."
Sapa Elvira pada suaminya saat dia sudah menerima panggilan dari Henry.
"Waalaikum salam, maaf Sayang, aku baru bisa memberitahumu sekarang kalau aku sudah sampai. Tadi aku mengurus penginapan juga bertemu dengan rekan bisnis dulu karena beliau akan segera terbang ke luar negeri."
Henry merasa bersalah kepada Elvira yang mungkin menunggu kabar darinya.
"Tidak apa-apa kok, Mas! Aku baru saja makan siang bersama anak-anak. Kamu sudah makan belum, Mas?"
Tanya Elvira pada suaminya yang memberitahunya kalau saat ini dia juga sedang makan siang. Setelah berbincang beberapa saat, mereka memutuskan panggilan. Keduanya harus kembali bekerja.
Setelah meletakkan ponselnya, Vira segera melakukan sholat dhuhur bersama kedua buah hatinya dan dia meminta kedua putranya tidur siang setelah sholat.
Saat ini Elvira kembali membuka laptopnya, dia ingin menulis sebuah kisah karena dia baru saja mendapatkan ide, namun saat dia sudah membuka laptopnya, dia malah iseng ingin melihat blog yang baru dibuatnya dan ada beberapa buah pesan dari pelanggan pertamanya.
Elvira merasa sangat bahagia karena apa yang dia usahakan membuahkan hasil dalam waktu singkat. Dia mulai membalas satu persatu orang yang membuat janji ingin berkonsultasi dengannya.
Saat ini dia sudah sampai di orang terakhir yang pesannya belum dia balas. Elvira segera berkenalan dengan orang yang memiliki nickname Kai Ajjah.
"Halo, selamat siang Kai, anda telah mendaftar sebagai member baru kami dan sekarang silahkan anda menceritakan apa yang anda alami. Anda juga bisa bertanya dan kami akan menjawab setiap pertanyaan yang anda ajukan."
Tulis Elvira pada Kai yang kebetulan saat ini sedang online sehingga dia segera mendapat balasan dari Kai.
"Salam kenal Kakak, perkenalkan namaku Kai Julian, aku memiliki sebuah masalah yang akan aku diskusikan dengan anda, apakah langsung melalui blog ini atau bisa personal chatt pada whattshap atau messenger?"
Kai sepertinya merasa kurang nyaman saat harus menulis keluhannya di blog yang sudah aku buat karena mungkin dia membutuhkan ruang khusus agar dia bisa mengungkapkan isi hatinya.
"Maaf Kai, kalau kamu memang mau berkonsultasi bisa langsung di blog ini. Untuk kerahasiaan aman kok."
Elvira mencoba memberikan penjelasan kepada Kai agar dia merasa yakin dan bisa menceritakan semua masalahnya dengan bebas tanpa terbebani kalau-kalau rahasianya akan terbongkar dan menjadi konsumsi publik.
"Maaf sekali Kakak, bolehkah kalau aku chatt via messenger saja? Aku merasa kalau disitu lebih aman."
Kai masih menawar dan akhirnya Vira mengalah karena Kai harapan terakhir Elvira setelah empat orang sebelumnya hanya bertanya-tanya tentang konsep konsultasi seperti apa yang dia buat ini.
"Baiklah Kai, kamu aku beri akun media sosial aku agar bisa chat via messenger. Kamu juga bebas bertanya kapanpun dan maaf kalau aku telat membalas karena messenger memang slow respon."
Elvira menjelaskan kepada Kai yang langsung menambahkan pertemanan di akun sosial medianya. Elvira juga langsung mengkonfirmasi permintaan pertemanan Kai dan kini mereka sudah bisa chatting via messenger.
"Oke, Kai! Kamu bisa mulai menceritakan apa masalahmu, tapi maaf kalau sekarang aku harus offline dulu. Aku mau mengurus anak-anakku dulu. Kamu tulis saja semua, nanti akan aku respon setelah urusanku beres."
Ucap Elvira yang merasa langsung dekat dengan Kai, padahal seharusnya dia tidak boleh berbicara seperti itu kepada pelanggan pertamanya.
"Baiklah Kak, aku akan menghubungimu lagi nanti karena saat ini aku juga harus bekerja dulu."
Pamit Kai pada Elvira. Mereka berdua akhirnya sama-sama kembali pada rutinitas mereka.
Elvira segera memabangunkan kedua putranya karena hari sudah menjelang sore. Fatan dan Valentino harus segera mandi dan belajar karena besok mereka ada pertemuan secara daring dari sekolah mereka dan keduanya akan live dengan guru pembimbing mereka.
"Mama, aku ada PR, tapi sudah aku kerjakan tadi, coba Mama cek dulu jawaban aku!"
Fatan memberikan buku pekerjaan rumahnya pada Elvira yang langsung melihat pekerjaan putranya. Elvira tersenyum saat melihat jawaban Fatan, putra sulungnya itu memang sangat pandai.
"Bagus sekali sayang, hanya saja jawaban yang ini sedikit kurang lengkap. Kita tambah kata maaf di depan kata yang ini agar terkesan lebih sopan."
Elvira mengajari Fatan dengan sabar, dia memang guru terbaik bagi Fatan dan Valentino. Sementara bagi Henry, Elvira adalah orang yang paling dia sayang. Elvira asik mengajari kedua putranya hingga saat dia menyadari, waktu sudah menunjukkan pukul empat sore.
"Sayang, kalian mandi dan kita akan sholet berjamaah lagi. Kakak Fatan yang akan menjadi imamnya."
Ucap Elvira sambil membereskan alat tulis putranya sementara Fatan dan Valentino sudah berlari memasuki kamar mereka untuk mandi.