Chereads / Raja Akshara / Chapter 3 - Rajasa Akshara Azmathkan

Chapter 3 - Rajasa Akshara Azmathkan

Rajasa Akshara Azmathkan, itulah aku seorang anak yang terlahir tanpa sempat mengenal dan merasakan kasih sayang seorang ayah.

Sejak kecil aku sudah di gembleng oleh kakek untuk menjadi penerus kerajaan nya, kakek sangat keras dalam mendidik ku. Bahkan kakek tak pernah memberikan aku waktu untuk bermain, semua waktu ku di gunakan untuk belajar, baik itu ilmu pengetahuan maupun ilmu Kanuragan dan bertapa untuk meningkatkan kultivasinya.

mengapa aku dari kecil hingga sekarang selalu berlatih seperti ini, sehingga aku tidak bisa menikmati masa kecil ku, terkadang aku merasa iri jika melihat anak anak di lingkungan luar kerajaan yang sebaya dengan ku, sedang bermain bersama dengan teman temannya.

Bahkan ibu ku sendiri melarang ku untuk keluar dan bermain dengan anak anak di luar, jika aku melanggar nya ibu akan menghukum ku dengan tegas. Sebenarnya aku tidak tahu apa alasan ibu melarang ku untuk berinteraksi dengan orang lain di luar kerajaan, karena sepengetahuan ku ibu ku ini termasuk putri kerajaan yang sangat ramah kepada rakyat nya, bahkan ku dengar dari beberapa pelayan kerajaan, jika ibu ku itu merupakan putri terbaik yang pernah ada di kerajaan Blambangan ini.

Sungguh aku bingung kenapa kepada ku ibu sangat keras dalam mendidik ku, keadaan ini terus berlanjut sampai aku berumur sembilan belas tahun, ibu mulai mengubah sikap nya, tidak cuma ibu bahkan kakek pun tidak sekeras sebelumnya, sampai suatu hari kakek memanggil ku untuk menemui nya di kamar nya, ketika aku sampai di kamar kakek, aku melihat ibu sudah berada di dalam kamar kakek.

"Sembah salam kakek, sembah salam juga untuk ibu", kata Akshara pada kakek dan ibu nya itu.

"semoga panjang umur cucu ku", jawab sang kakek.

"Semoga panjang umur anak ku", jawab sang ibu.

"Ada apa gerangan kakek dan ibu memanggil ananda, apakah ada hal penting yang akan dibicarakan dengan ananda", tanya Akshara.

"Iya cucu ku ada hal yang penting yang harus kamu ketahui cucu ku, sebelumnya kakek dan ibu mu ini ingin meminta maaf kepada mu, karena selama ini kami telah keras dalam mendidik mu, ini semua untuk kebaikan mu sendiri cucu ku, karena kamu memang sedang mengemban tugas yang sangat berat nantinya, apa kamu pernah mendengar tentang kerajaan Lawu"?, tanya sang kakek.

"iya kakek aku pernah mendengar tentang kerajaan ini sebelum nya, yang aku dengar dari guru dan Adipati, kerajaan Lawu adalah tiga kerajaan besar selain kerajaan Tengger dan Dadap, tapi aku juga mendengar jika Raja mereka yang bijaksana dibunuh dan dikhianati oleh Raden Tejo yang tak lain adalah adik kandung dari sang raja itu, hanya itu yang ananda ketahui tentang kerajaan ini kek", kata Akshara.

"Berarti kamu belum tahu tentang siapa jati diri raja yang di bunuh itu", tanya sang kakek.

"Belum kek, karena saat saya tanya pada guru dan Adipati, mereka tidak pernah memberi tahu tentang siapa raja yang di bunuh itu kek", jawab Akshara.

"sekarang akan kakek beritahu siapa sebenarnya raja yang di bunuh itu, sebenarnya raja itu adalah ayahmu cucu ku", kata

"Apa kata kakek barusan, apa benar yang kakek katakan itu Bu",? tanya Akshara.

"Benar anakku apa yang di katakan oleh kakek mu itu", kata ibu yang membenarkan perkataan ayahnya itu.

"Berarti selama ini ibu dan kakek menyembunyikan kebenaran ini, kenapa bu"? tanya Akshara.

"Maaf anak ku ibu memang menyembunyikan ini dari mu, karena jika kamu mengetahui yang sebenarnya, ibu takut jiwa mu terganggu dan tidak bisa fokus dalam melatih ilmu pengetahuan dan ilmu Kanuragan mu", kata ibu menjelaskan.

"Berarti benar jika yang membunuh ayah adalah paman bu"?, tanya Akshara.

"Soal itu ibu belum tahu, bahkan ibu masih meragukan kematian ayah mu itu anak ku, karena ibu belum mendapatkan berita yang sebenarnya, sampai saat ini paman Adipati mu itu masih belum kembali dan menceritakan apa yang terjadi sebenarnya setelah ibu meninggalkan kerajaan itu anakku", kata ibu.

"Berarti ada kemungkinan ayah masih hidup bu"?, tanya Akshara.

"Bisa jadi anak ku, ibu masih berharap ayah mu itu masih hidup dan bisa bertemu lagi dengan nya", jawab ibu.

"Karena itu kakek meminta mu agar bisa lebih kuat lagi cucu ku, kakek ingin kamu pergi menemui teman Kakek yang seorang brahmana yang bernama kakek Baladewa Parikesit yang terletak di gunung Ijen gunung yang berada paling timur di tanah Jawa ini, kakek Baladewa akan mengajari mu ilmu kesaktian brahmana, sehingga melawan musuh sekuat apapun kamu akan bisa melawannya cucu ku", kata kakek.

"Baik kakek secepatnya ananda akan menjalankan perintah kakek untuk menemui kakek Baladewa", kata Akshara.

Akshara kemudian mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan nya mencari kakek Baladewa, ibunya telah menyiapkan bekal untuk di makan selama di perjalanannya. setelah semua nya selesai Akshara kemudian pamit kepada kakek dan ibu nya itu.

"Ibu ananda mohon pamit dan meminta restu untuk menemui kakek Baladewa ibu", kata Akshara pada ibunya.

"Tentu ananda ibu akan merestui mu, semoga kamu selalu dilindungi oleh yang maha kuasa dan bisa bertemu dengan kakek Baladewa", kata ibu.

"Terimakasih atas doanya ibu, kakek ananda mohon izin pamit, ananda minta maaf kepada kakek atas perbuatan dan perkataan yang menyakiti hati kakek", kata Akshara

"Tidak cucu ku, kamu adalah cucu ku yang paling baik, kakek bangga dengan mu, cepat lah kau kembali cucu ku", kata kakek.

Setelah berpamitan Akshara kemudian berjalan keluar meninggalkan kerajaan kakek nya itu, ini kali pertama Akshara akan keluar dan melihat dunia luar yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Ada perasaan takut dan gelisah. Akan tetapi demi membalas dendam kepada sang paman, semua ini harus dilakukan. terlepas apakah ayah nya masih hidup atau tidak, tetap keadilan harus ditegakkan dan dijalankan, supaya bisa menjadi contoh bagi orang lain agar tidak terjadi lagi kejadian seperti ini.

Pangeran berkelana dengan menyamar sebagai orang biasa, bahkan para penjaga kerajaan pun tak ada yang mengenalinya. Saat pangeran akan keluar gerbang ia melihat seorang ibu yang sedang terjatuh karena tertabrak oleh kuda, penjaga yang melihat itu lalu menghentikan kuda liar itu, semua penjaga kesusahan menghentikan kuda itu, dengan cepat pangeran berlari mengejar kuda itu, dengan sigap Pangeran sudah berada di atas punggung kuda itu, lalu ia menepuk kuda itu dengan pelan dan lama kelamaan kuda itu terdiam dan menurut perkataannya.

Pangeran kemudian meminta tolong kepada penjaga, agar kuda ini di bawa ke istana dan dipelihara untuk di jadikan kuda peliharaan sang pangeran. penjaga gerbang seperti nya enggan untuk mengikuti nya. Pangeran yang mengetahui itu langsung menunjukkan keris yang di bawa nya itu, ketika penjaga melihat itu mereka ketakutan dan bersujud mohon ampun.

Pangeran lalu menyuruh mereka untuk bangun, kemudian menyuruh penjaga untuk membawa kuda itu ke istana, penjaga gerbang lalu bergegas membawa kuda itu.

Pangeran kemudian melanjutkan perjalanannya menuju gunung yang di katakan oleh kakeknya itu.