Raden Tejo mulai menyusup dan memasukkan prajurit prajurit terlatih dari kerajaan Tengger dan Dadap, untuk melakukan kudeta nanti nya.
Saat prajurit prajurit khusus ini datang, mereka langsung di periksa oleh penjaga gerbang.
Raden Tejo Alu datang dan menyuruh agar penjaga gerbang membiarkan mereka masuk tanpa memeriksa nya terlebih dahulu.
Penjaga gerbang tidak menghiraukan perkataan Raden Tejo Alu dan tetap akan melakukan pemeriksaan, para penjaga juga berkata, jika mereka tidak berkenan untuk di periksa silahkan kembali ke kerajaan asalnya.
Mendengar perkataan dari penjaga gerbang, Raden Tejo Alu marah dan ingin melawan penjaga gerbang ini.
Mendengar keributan seperti ini, adipati Surya yang kebetulan sedang berpatroli langsung menuju ke arah gerbang. "Ada keributan apa ini ?", tanya adipati Surya.
"Maafkan hamba tuan adipati, raden Tejo Alu Pati membawa beberapa prajurit dan ketika kami ingin memeriksa mereka, Raden Tejo Alu pati menyuruh kami untuk membiarkan mereka masuk tanpa Pemeriksaan, tapi kami menolaknya dan tetap memeriksa nya, karena itu terjadi keributan seperti ini", kata penjaga itu.
"Maaf Raden Tejo Alu apa yang di katakan penjaga gerbang ini sudah benar, setiap yang masuk dan keluar memang harus di periksa terlebih dahulu, ini semua Sudah sesuai dengan hukum kerajaan kita Raden", kata adipati Surya.
Raden Tejo Alu akhirnya mengalah, ia membiarkan para prajurit khusus nya di periksa oleh penjaga gerbang, saat ini tak mungkin bagi nya untuk melawan adipati Surya, selain dia memiliki ilmu kanuragan yang lebih hebat darinya, adipati Surya adalah tangan kanan sang Raja, jadi mencari masalah dengan nya sama saja dengan mencari masalah dengan sang Raja.
Setelah kejadian tadi sang adipati melaporkan nya kepada sang Raja tentang kecurigaan nya itu.
Sang Raja yang percaya kepada adik nya itu, tidak curiga ketika ia Mendengar laporan sang adipati dan juga ia melihat banyak orang orang baru di kerajaan nya, Raja berfikir mungkin ini semua untuk menjaga keamanan di lingkungan dalam kerajaan nya.
Bahkan Adipati Surya sudah memperingatkan sang raja agar mau menyelidiki masalah ini.
"Raja ini sudah hampir lima belas orang prajurit yang baru dan semua itu bawahan dari Raden Tejo, bukannya itu sangat aneh yang mulia, karena kerajaan kita tidak sedang mengalami krisis keamanan", kata Adipati Surya.
"Adipati Surya, saya kenal siapa adik saya itu, tidak mungkin dia berniat untuk melakukan hal buruk bagi kerajaan Lawu, biar saja dia melakukan apa yang di inginkan oleh nya, selama itu tidak membahayakan bagi kerajaan lawu", jawab sang raja.
"Baik jika memang itu keinginan dari sang raja, maaf saya hanya menyampaikan keresahan di hati saya", kata Adipati Surya.
Sebenarnya sang raja pun, memiliki pemikiran yang sama dengan Adipati Surya, hanya saja dia berusaha tenang agar tidak terjadi kekacauan di kerajaan nya. Raja diam diam menyuruh orang kepercayaan nya, untuk menyelidiki apa sebenarnya yang di rencanakan oleh Raden Tejo itu.
Bahkan Raja diam diam sudah mengambil antisipasi, jika memang adiknya itu ingin melakukan kudeta kepada nya, keamanan sang ratu itu yang paling utama, raja sudah mempersiapkan pelarian sang ratu jika terjadi sesuatu yang membahayakan sang ratu, ini dikarenakan sang ratu sedang hamil anak pewaris kerajaan nya itu, sang raja tidak ingin mengambil resiko untuk sang ratu dan anak yang di kandung nya.
Raja kemudian pergi menemui sang Ratu untuk melihat apakah Ratunya itu sedang sehat atau tidak, karena malam ini akan diadakan upacara siraman untuk sang ratu.
"Dinda bagaimana persiapan untuk nanti malam, kanda tak ingin dinda terlalu memaksakan dan sakit nanti nya", kata sang Raja.
"Kanda tenang saja dinda dan anak dinda sedang sehat, jadi kanda tak perlu risau soal ini", kata sang Ratu.
"Kanda lega mendengar nya, semoga dengan kita adakan acara siraman ini, dinda dan anak kita bisa sehat dan di lindungi oleh yang maha kuasa", kata sang Raja.
semua orang beserta raja raja yang bergabung dengan kerajaan nya, telah datang dan memberikan selamat serta hadiah untuk sang ratu.
Terimakasih banyak atas kedatangan para raja dan ratu dari kerajaan lain, yang sudah bersedia datang di acara kerajaan kami ini, saya Raja Batara Lawu sangat senang dengan kedatangan raja raja dan ratu ratu, serta para undangan lainnya, saya akan mengadakan acara ini selama tiga hari tiga malam, semoga para raja dan ratu bisa menikmati acara ini, kata sang raja.
Raja membuka acara ini dengan melakukan siraman pertama pada sang ratu, kemudian para Resi dan Brahmana mendoakan agar kelak sang bayi, bisa menjadi pria yang kuat dan sakti sehingga bisa menjadi penerus kerajaan nya itu.
acara itu berlangsung sangat baik, tetapi di malam ke empat setelah acara selesai, hal buruk yang di takutkan sang Adipati terbukti, saat raja rapat dengan beberapa penasihat kerajaan, Raden Tejo masuk mendobrak pintu bersama prajurit prajurit pilihan nya, perang tak terelakkan, prajurit istana yang sudah di lumpuhkan membuat sang raja terdesak, raja menerobos keluar dengan mengayunkan kerisnya ke arah adiknya itu, Raden Tejo yang belum siap terkena sabetan keris sang raja pada tangan nya, saat sang raja ingin menyerang adiknya itu, para prajurit milik Raden Tejo tidak tinggal diam, mereka melindungi tuanya itu dan menyerang sang raja, raja kewalahan menghadapi prajurit prajurit terlatih ini, raja memutuskan untuk mundur, saat mereka ingin menyerang sang raja, Adipati Surya datang bersama prajurit kerajaan.
prajurit prajurit terlatih milik Raden Tejo sangat lah kuat, prajurit, Adipati Surya dan Raja tidak bisa menandingi kekuatan mereka, raja menyuruh Adipati untuk mundur dan lari membawa sang ratu kembali ke kerajaan asal nya, Adipati Surya terpaksa harus meninggalkan sang raja yang sedang bertarung dengan prajurit prajurit terlatih milik Raden Tejo.
sang ratu kemudian di bawa pergi oleh Adipati Surya dan prajurit kerajaan yang setia kepada sang raja, sedang sang raja sedang bertarung mati mati an dengan para prajurit milik Raden Tejo.
Adipati Surya berhasil membawa sang ratu kembali ke kerajaan asal nya, di sana telah terdengar kabar bahwasanya, sang raja yang bijaksana telah meninggal dan kerajaan telah dikuasai oleh Raden Tejo Alu.
sang ratu kemudian menangis dan tak rela, jika suami nya itu harus mati di tangan adik iparnya itu, bahkan sang ratu bersumpah bahwasanya, manusia keji itu akan meninggal di tangan anak nya itu.
beberapa bulan kemudian sang ratu melahirkan seorang anak laki-laki, sang ratu sangat bahagia meski sang ratu tau, jika anak nya itu akan besar tanpa seorang ayah, tapi itu semua adalah takdir dari yang kuasa, sang ratu ikhlas dan sabar menjalani itu semua.
upacara kelahiran sang anak di lakukan di kerajaan Blambangan, kerajaan orang tua sang ratu. Acara di lakukan dengan besar besaran, sang kakek memberi nama cucu nya itu dengan nama Rajasa Akshara Azmathkan.