Uap air mengaburkan netra, semerbak kusuma memenuhi semesta yang menyambut semburat jingga. Semburat jingga masih malu-malu untuk menampakkan senyumnya, namun bunga ibu kota itu sudah pergi keluar rumah.
Surainya yang melambai-lambai menunjukkan kecantikan seorang gadis. Bunga ibu kota itu pergi mengantar suapan pagi ke kemah ayahnya, sudah sejak kemarin ayah dan ibunya tidak pulang karena urusan pekerjaan. Bunga ibu kota itu ingin berbakti dengan mengirimkan suapan hangat di pagi hari.
Perjalanan cukup jauh, embun masih turun dengan tebalnya diiringi kicauan burung di pepohonan. Udara dingin terasa menyelimuti bunga itu dari kepala sampai ujung kaki. Namun hal itu tidak mengurungkan niat harinya untuk berbakti kepada orang tuanya.