"Tapi… tapi dia menangis." Hannah sangat tertekan, sehingga dia tidak bisa melangkahkan kakinya, dan ingin melangkah maju untuk memeluk putranya. Tetapi pria itu memelototinya dan dan melarangnya untuk melangkah.
"Dia harus sudah menyapih, dan tidak bisa selalu bersamamu sepanjang waktu," ucap Erlangga dengan tegas.
Saat ini Hannah melihat pria itu seperti pemimpin yang otokratis.
"Apa yang dia makan tadi malam?" Dia masih bertanya dengan gelisah, khawatir putranya akan lapar sepanjang malam.
"Itu, seperti yang kamu lihat sekarang." Dia menunjuk bubur sereal dan susu di atas meja.