"Gadis cantik, siapa pria itu barusan?" Telapak tangan besar Erlangga mencubit dagunya dan memaksanya untuk menatapnya. Dia bertanya dengan nada dingin dengan sedikit amarah.
Dia berpikir kalau Erlangga baru saja menggosok rambutnya dengan penuh kasih sayang, dia hampir tidak bisa mengendalikan terburu-buru.
Hannah bahkan tidak menolak sentuhan pria itu, dia merasakan api yang berkobar di dadanya.
Hannah berkedip sekali. Setelah melihat pria di depannya, dia menghela nafas lega dan dia sedikit marah.
Dia tidak menjawab pertanyaannya, tetapi dia bertanya, "Mengapa kamu datang?"
Dia berpikir tentang Erlangga yang menghilang begitu saja selama beberapa hari. Namun, sekarang dia malah tiba-tiba muncul tanpa petunjuk. Hal ini tentunya membuat dia menjadi sedikit marah.
"Biar kutanya, siapa orang yang baru saja mengantarkanmu kembali?" Tanya Erlangga dengan nada dingin.
Dia sangat prihatin dengan keberadaan pria itu, apalagi pikirannya penuh keintiman di antara mereka berdua.