"Baik-baik dan jaga rumah" sahut Yohanna menepuk pundak Jisung "Sebaiknya kamu membersihkan kekacauan yang kamu buat ini sebelum Ibu sampai rumah" lanjutnya sembari menunjuk betapa berantakannya rumah hanya karena satu orang saja
"…" Han Jisung tidak bisa membantah kata-kata Yohanna karena apa yang sudah dia lakukan
Perjalanan mereka berdua menuju Bandara terbilang sangat lancar, hingga mereka berdua tiba di Bandara satu jam sebelum pesawat datang
"Kamu mau makan siang terlebih dahulu?" tanya Jonathan setelah melirik jam tangannya
"Tidak, aku masih kenyang"
"Kamu bahkan tidak sarapan pagi ini"
"Apakah kamu lapar?" Yohanna balik bertanya mengingat mereka berdua langsung kembali ke rumah pagi ini melewatkan sarapan yang sudah di sediakan pihak Hotel
"Sedikit" jawab Jonathan jujur
"Oke, masih ada satu jam sebelum pesawat datang. Kamu ingin makan apa?"
"Apa saja, aku tidak pemilih soal makanan" menggandeng Yohanna menuju makanan cepat saji terdekat karena dia mengingat Yohanna sangat menyukai makanan itu
"Benarkah?" tanya Yohanna tidak percaya, Jonathan bahkan biasanya akan mengomel jika mengetahui Yohanna makan makanan cepat saji
"Iya, aku tidak akan mengomel dan melarangmu lagi. Asal kamu tidak memakannya setiap hari" kata Jonathan bisa menebak apa yang kini Yohanna pikirkan
"Ini tidak buruk" respon Jonathan setelah menghabiskan satu Burger
Yohanna hanya tersenyum saat mendengar itu, akhirnya Jonathan paham apa yang dia rasakan. Tak lama setelah mereka menghabiskan semua makanan itu ponsel Yohanna berdering.
Ibu Han tersenyum saat melihat anak perempuannya yang menjemputnya di Bandara, dia sempat tercengang melihat siapa yang berdiri di belakang anaknya itu.
"Apakah ini Nathan?" tanya Ibu Han ragu
"Iya Bibi Han"
"Liat seberapa tinggi dirimu sekarang"
Ibu Han terlihat menahan air mata haru melihat seorang anak laki-laki yang dulu pernah dia rawat kini tumbuh dengan baik
Jonathan dengan sigap membawakan tas Ibu Han yang kini masih terlihat seolah terjebak dalam memory masa lalu menatap Jonathan dengan haru
"Kamu sudah makan? Kamu menginap dirumah?" tanya Ibu Han
"Iya" jawab Jonathan kini terlihat canggung
"Ibu, tidak melihatku?" protes Yohanna mengalihkan perhatian Ibunya karena Jonathan terlihat tidak nyaman
"Tentu saja Ibu melihatmu" bantah Ibu Han tersenyum melihat putri bungsunya protes "Apa kakakmu tidak merawatmu dengan baik? Kemana perginya pipi chubby yang susah payah Ibu rawat ini" lanjutnya penuh sayang
"Benarkah? Aku merasa tidak ada bedanya" elak Yohanna sembari memegang pipinya dengan kedua tangannya lalu tertawa
"Ibu akan di rumah, akan Ibu buatnya lebih Chubby dari sebelumnya" ujar Ibu Han tertawa merangkul anaknya itu "Ayo kita pulang, Ibu akan memasak banyak makanan hari ini"
"Ibu, cuma ini barang Ibu? Aku tidak melihat koper Ibu" kata Yohanna heran karena hanya ada tas yang kini di bawah oleh Jonathan
"Ah… Ibu lupa, koper Ibu sedang di ambil"
"Di ambil?"
"Ibu datang bersama Lucas" ujar Ibu han membuat Jonathan segera waspada mendengar nama itu
"Han Yoona" panggil seorang pemuda tersenyum lebar mendekat dengan menarik koper di kedua tangannya
"Lucas?" respon Yohanna
"Kamu lebih tinggi dari terakhir aku melihatmu" ujar Lucas mengacak rambut Yohanna
"Yah!!! Jangan sembarangan menyentuh kepalaku" elak Yohanna "kita tidak seakrab itu" lanjut Yohanna merapikan rambutnya yang berantakan tanpa di duga ada tangan lain yang ikut merapikannya membuat Yohanna sadar bahwa Joanthan juga berada disitu
"Siapa ini? Pacarmu?" tanya Lucas canggung melihat Jonathan membantu Yohanna tapi tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya
"Dia Nathan, dia tinggal di negara A. Anak dari Paman Lee, Ibumu juga mengenalnya" jelas Ibu Han yang juga tercengang melihat apa yang dilakukan Nathan dan Yohanna tidak menepisnya. Berpikir ternyata anaknya sudah akrab dengan Nathan
"Ayo kita pulang" ajak Ibu Han
Ibu Han dan Yohanna berjalan beringan di susul oleh Jonathan dan Lucas yang berjalan di belakang mereka
"Apa kamu akan menetap di sini?"tanya Lucas ramah kepada Jonathan yang kini terlihat acuh
"Tidak"
"Kamu sedang berlibur?"
"Tidak"
Mendengar dua jawaban singkat yang sama membuat Lucas mengerutkan alisnya, sepertinya ada sesuatu antara Yohanna dan Jonathan
"Kamu menyukai Yohanna?" tanya Lucas kemudian membuat langkah Jonathan berhenti lalu menatap Lucas
"Tentu saja aku menyukai Istriku" jawabnya lalu kembali melanjutkan langkahnya segera menyusul Yohanna dan Ibu Han yang sudah agak jauh dari mereka
Di perjalanan Jonathan menyetir dengan tenang mendengarkan cerita nostalgia antara Lucas, Yohanna dan Ibu Han. Dia sangat tidak nyaman tapi dia bahkan tidak bisa melakukan apapun.
"Nathan, kamu bilang Istrimu sedang mengunjungi keluarganya. Jika tidak mengganggu apa kamu bisa menganjak Istrimu berkunjung?" kaya Ibu Han yang kini duduk di kursi belakang bersama Yohanna
"Baik" jawab Jonathan melirik Yohanna dari kaca spion
"Kamu sudah menikah?" respon Lucas yang duduk di kursi co-pilot
"Jonathan sudah menikah, siapa sangka bukan? Tidak banyak orang yang menginginkan pernikahan di usia muda" sahut Ibu Han "Mereka berpikir Karir adalah nomer pertama, entah kapan Bibi bisa mengendong seorang cucu" lanjutnya
"Bibi masih terlalu muda untuk dipanggil nenek" sela Lucas "Lagi pula, Kak Henry dan Jisung tidak mungkin menikah dalam waktu dekat. Tapi mungkin itu bisa terjadi jika Han Yoona menikah lebih awal" lanjutnya tertawa
"Aku masih sangat muda untuk di panggil Ibu" timpal Yohanna melihat senyuman kecil di bibir Jonathan
"Kalian berdua masih sama saja" respon Ibu Han mengingat bahwa Yohanna dan Lucas tidak pernah akur saling mengejek
Han jisung langsung berlari keluar saat mendengar suara mobil berhenti, menyambut ibunya pulang
"Waw… celemek yang bagus" celetuk Lucas melihat apa yang di pakai Jisung lalu mulai mengambil barang-barang dari bagasi mobil di bantu Jonathan
"Kenapa kamu ada disini?"
"Lucas ada beberapa pekerjaan disini minggu depan" sahut Ibu Han
"Bibi Han mengatakan bahwa Han Yoona sedang berada di sini jadi aku memajukan jadwal keberangkatkanku" timpal Lucas
"Jadi kamu datang lebih awal hanya karena ingin melihatnya?" tanya Jisung yang dengan segera melihat reaksi Jonathan tapi tidak memiliki ekpresi apapun
"Begitulah" respon Lucas santai "Kurasa dia lebih tinggi dari sebelumnya" lanjutnya melihat kerah Yohanna yang tengah mengikuti Ibunya memasuki rumah
"Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan? Lebih tinggi atau lebih Cantik?" sindir Jisung
"Lebih cantik" timpal Lucas
Jisung merinding karena saat ini Jonathan berdiri tepat di belakang Lucas dengan ekspresi menakutkan
"Kamu harus lebih berhati-hati jika berbicara" kata Jisung
"Kenapa?" tanya Lucas tidak mengerti "Bukankah itu memang…" lanjutnya tapi terhenti setelah Jonathan melewatinya dengan dingin
"Ada apa dengannya? Dia tidak terlihat baik saat menatapku" keluh Lucas tentang Jonathan
"Kamu akan mengetahuinya nanti, aku yakin kamu pasti akan terkejut"
"Apakah dia menyukai Han Yoona?" tanya Lucas pelan sembari menenteng beberapa sisa barang bawaannya tapi masih bisa terdengar oleh Jisung yang membantunya
"Aku pikir kamu harus berhenti dari sekarang, saingan cintamu sangat berat" timpal Jisung lalu terburu-buru masuk karena Ibunya memanggilnya
"Bukankah dia sudah menikah?" gumam Lucas bingung mengikuti Han Jisung
Mereka semua mulai membenahi barang-barang yang baru saja mereka turunkan dari mobil, itu sebagian besar bahan makanan yang dibawa oleh Ibu Han.
"Kamu akan menginap disini?" tanya Jisung melihat Koper besar milik Lucas
"Ibu menyuruh Lucas menginap disini beberapa hari sebelum agensinya menyiapkan tempat untuk pekerjaannya"
"Ibu… bukankah satu kamar tamu sudah dijadikan gudang?" protes Jisung "Bagaimana jika William kembali?" lanjutnya