Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Only He

Princes_Sky
--
chs / week
--
NOT RATINGS
798
Views
Synopsis
Pelajaran dalam hidup yang paling berharga adalah Masa lalu.

Table of contents

Latest Update1
Part 12 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Part 1

Suasana pagi hari disebuah taman tampak begitu indah dan menyegarkan mata bagi siapa saja yang menyaksikannya. Nuansa taman tampak asri dengan pepohonan hijau yang tumbuh dengan begitu rindang. Suara burung - burung berkicau ria saling bersautan diatas dahan pohon. Sinar cahaya matahari saling mengintip dari sela - sela dedaunan. Menambah kesan yang begitu asri untuk taman tersebut.

Secercah sinar cahaya matahari langsung menembus masuk kedalam sebuah kamar saat seorang wanita membuka tirai berwarna putih dari dalam sebuah kamar yang berada dilantai 2 rumah tersebut. Cahaya itu langsung masuk dengan leluasa menerangi tempat tidur king size bernuansa putih dan semua ruangan yang berada didalam kamar bernuansa putih tersebut. Wanita itu berjalan kesebuah cermin panjang yang berdiri disamping meja kerja untuk melihat penampilannya sekali lagi. Disana dipantulan kaca tersebut tergambar seorang wanita cantik memakai setelan celana jeans dan atasan tanpa lengan dengan tali spageti dileher serta rambut panjang yang tergerai indah, yang entah mengapa tampak begitu pas dan cantik dikenakan olehnya.

Dia bernama Nessa Imanuel, berusia 19 tahun. Dia tampak begitu tinggi dan langsing. Sangat serasi dan pas dengan wajah cantiknya. Nessa memutar kembali tubuhnya untuk melihat apakah tidak ada masalah dengan penampilannya kali ini. Setelah dirasa cukup Nessa berjalan kesamping, disebuah meja kerja dan mengambil sebuah kertas kecil serta bulpoin kemudian menulis sesuatu diatas kertas tersebut. Setelah selesai, Nessa menempelkannya sebuah Magnet kecil dibelakang kertas tersebut dan menempelkan kesebuah cermin panjang tadi. Tiba - tiba ponsel Nessa berbunyi, tertera nama sahabatnya dipangilan tersebut. Nessa bergegas mengambil earphone dan memasang ditelinganya kemudian memulai pembicaraan ditelepon. Masih dengan berbicara ditelefon, Nessa bergegas mengambil tas tangannya dan tidak lupa mematikan lampu kamar mandi kemudian berlalu pergi meninggalkan kamar untuk pergi kekampus barunya. Hari ini adalah hari pertamanya masuk kuliah disebuah Universitas yang menjadi impiannya sejak kecil, Shiwa Univercity.

Universitas yang dikenal dengan murid dari kalangan orang kaya raya. Ya banyak anak kolomerat yang bersekolah disana.

Masih dengan asik bercanda gurau ditelfon, Nessa menutup pintu rumahnya dari luar. Dihalaman rumah sudah terpakir sebuah mobil mahal berwarna Putih. Nessa mulai berjalan meninggalkan rumahnya, membuka pagar besi rumah tersebut . Namun, bukannya kembali kedalam dan membuka pintu mobil kemudian menaiki mobil tersebut, Nessa malah dengan santainya keluar dari pagar dan menaiki taksi yang sudah terpakir didepan rumah setelah menutup pagar rumahnya.

Didalam sebuah kamar, terdengar suara laki - laki sedang berteriak - teriak dari dalam kamar mandi dan terdengar suara beberapa benda yang jatuh kelantai.

Tak lama kemudian keluar seorang pria dengan handuk putih yang menempel pada pinggangnya. Membiarkan bagian atas tubuhnya terekspos bebas memperlihatkan tubuhnya yang tampak kekar dan berisi. Tangannya yang kekar mengusap - usapkan handuk kecil kekepalanya, mengeringkan rambut basahnya tersebut. Sekilas pria tersebut melihat kearah saklar lampu yang menunjukan jika saklar itu bertanda mati atau Off. Setelah selesai mengeringkan rambutnya, pria tersebut bergegas berganti pakaian diwalk in closet ( ruang baju ).

Selesai memakai baju pria tersebut berjalan keatas cermin panjang disamping meja kerja , disana didalam cermin tersebut terpampang seorang pria tampan yang sangat mempesona. Dia bernama Mike Jonatan. Mike beberapa kali meneliti tubuhnya didalam cermin. Hingga pandangannya tertuju pada sesuatu, dia tersenyum melihat sesuatu yang menempel dicermin, bertuliskan hal manis yang ditujukan padanya.

~~~~~~~~~~

Terlihat dari kejahuan terpapang sebuah gedung terbesar dan tertinggi, ketika mendekat akan terlihat jelas tulisan besar SHIVA UNERVECITY.

Ya, ini adalah gedung kampus Shiva Unervecity, kampus terbesar dan termewah dikota B, Sekolah terbesar tang mencangkup, TK, SD, SMP, SMA dan KULIAH. Kampus tersebut terkenal dengan kampus orang kaya. Banyak anak - anak kolomerat kuliah disana dan hanya anak golongan dari orang kaya yang mampu kuliah disana.

Nessa melangkahkan kakinya memasuki kampus tersebut, banyak pasang mata yang memerhatikannya. Namun Nessa mengacuhkannya dan mulai memasang eraphone ketelinganya mencoba menghubungi sahabatnya.

`` Kamu dimana ? aku sudah didepan. ? " Tanya Nessa setelah panggilan telefonnya tersambung.

`` Ya, Aku sudah melihatmu. `` Jawab orang diseberang telfon, eh lebih tepatnya orang itu sudah ada dibelakang Nessa, karena yang terdengar bukan lagi suara ditelpon tapi suara dari belakang Nessa. Dengan segera Nessa membalikan tubuhnya dan langsung bertatap muka dengan sahabatnya, Letty. Mereka langsung berpelukan saling melepas rindu. Mereka adalah teman satu kelas waktu smp kemudian terpisah saat lulus SMA dan akhirnya bersama lagi dibangku Kuliah.

`` Apakah kita akan satu kelas lagi seperti waktu Smp.?'` tanya Nessa setelah mereka selesai berpelukan.

`` Tentu dong, Kita bukan hanya satu kelas tapi malah satu bangku. `` Jawab Letty penuh semangat sembari mengengam kedua tangan Nessa.

`` Ah, Senangnya. Ayok ajak aku keliling - keliling. `` Ajak Nessa yang diagukin oleh sahabatnya tersebut .

Namun teryata sahabat Nessa yang berkuliah disana bukan hanya Letty teryata masih banyak juga yang lainnya. Namun mereka beda kelas.

Hal itu membuat Nessa bahagia karena bisa berkumpul bersama sahabatnya kembali.

Setelah 2 jam mengikuti pelajaran dikelas barunya, kini Nessa dan para sahabatnya Letty, Gita, Triya sedang berjalan menuju kantin. Sesekali mereka tertawa dan bersenda gurau Hingga beberapa suara yang sangat bising menganggu telinga mereka.

" Ada apa sih, kenapa mereka berkerumun berisik pula? " ujar Nessa seraya melihat kearah seberang tempatnya berdiri. Disana terdapat gerombolan wanita yang sangat berisik. Seperti semut yang sedang mengerubungi gula. begitulah.

"Itu pasti pada ngerubungi siganteng idola kampus, karna desas desus yang beredar dia akan masuk kuliah lagi setelah cuti 2 bulan. " jelas letty dan hanya mendapat jawaban oh dari Nessa.

" Kok cuma Oh sih Nes. Dia ganteng bangets loh. Yakin deh, kamu bakal kepincut kalau lihat kegantengannya. " terang Triya menambahi dengan wajah sumringah membayangkan kegantengan idola kampus.

" Acchh sudahlah, ayuk kekantin aku lapar nih. " Nessa langsung mengajak para sahabatnya kekantin, mengacuhkan gerombolan mahasiswa yang bergerombol seperti semut itu.

Nessa dan sahabatnya mulai mengambil tempat duduk dan memesan makanan. Beberapa menit menunggu akhirnya makanannya sudah datang.

Mereka mulai menikmati makanan mereka masing - masing. Hingga suara berisik itu terdengar lebih jelas lagi ketingga Nessa.

Nessa masih tampak acuh menikmati makanannya. Namun tidak dengan para sahabatnya. Mereka terus ikut berbicara dan berbisik membicarakan beberapa pria yang digeromboli para siswa.

`` Ness, lihatlah dia sungguh begitu tampan. `` Letty berusaha membujuk Nessa agar mengikuti apa yang ia arahkan.

Nessa melirik acuh pada gerombolan wanita tersebut.

`` Asal kalian tau aku sudah menikah, Jadi kalian berhentilah mempunyai niat menjomblangkan aku lagi. `` ucap Nessa yang berhasil membungkam mereka semua.

Namun hal itu malah membuat para sahabat Nessa tertengun sesaat kemudian tertawa terbahak bahak. Menggangap perkataan Nessa barusan hanya sebagai bualan saja. Tentu karena alasan yang jelas yaitu agar Nessa tidak dicomblangkan lagi oleh para sahabatnya tersebut seperti dulu.

"Kali ini Aku serius, Aku sudah menikah. MENIKAH . Jadi kalian berhentilah tertawa." ucap Nessa seraya menekan lebih pada kata MENIKAH, untuk menyakinkan para sabahatnya tersebut.

" Acch , Jangan ngaco deh Nes, Kita hanya berpisah 2 bulan setelah lulus SMA. Masak iya kamu udah nikah aja Ness. Acch gk percaya deh aku Nes. " Ujar Triya meragukan ucapan Nesaa, dan diangukin juga oleh kedua temannya.

"Nih, Apa ini sudah cukup untuk membuktikannya. " Nessa menyodorkan tangan kirinya kearah sahabatnya . Memperlihatkan sebuah cincin mungil yang bertenger manis dijari manisnya. Cincin pernikahan.

"Ness, Cincin mah banyak ditoko cincin Ness. Masak iya cuma karena kamu pakai cincin dijari manis bisa diartikan Cincin tanda pernikahan / Cincin Kawin. " sergah Triya lagi.

" Bener Ness, buktinya kurang Real deh Nes. " tambah Gita.

" Baiklah.... " Ucap Nessa seraya mengetikan sesuatu ke handphone ditangannya. Namun usaha itu hanya sia sia saat suara gaduh terdengar lagi dan menyita perhatian Nessa sepenuhnya. Membuat Nessa mengurungkan niatnya untuk mencari sesuatu didalam ponselnya.