setelah masuk kedalam cermin, Rei merasa. dirinya adalah sesosok manusia egois. bagaimana mungkin dia merusak kehidupan gadis baik-baik kemudian membuat perempuan itu membatalkan pertunanganya.
kehidupan perempuan itu benar benar dirusak olehnya, harga dirinya diambil, anak yang dilahirkanya diambil dan pertunanganya dihancurkan begitu saja. dan setelah hal hal pahit yang tisya alami, Rei dengan kejamnya hanya menjadikan tisya seorang selir.
bertahun tahun tisya mengalami penderitaan karena menjadi selir di rumah Rei, ia sering ditindas oleh kerabat Rei karena tidak ada istri sah Rei otomatis tanggung jawab rumah bisa diatur dengan mudah oleh kerabat Rei.
kehidupanya cukup menderita, sedangkan Rei tidak memiliki sedikit rasa kasihan.
" Jangan terlalu membenci masa lalumu, walaupun kau begitu jahat setidaknya kau hanya punya satu istri "
peramal itu seolah-olah membaca pikiran Rei, " aku bisa memutuskan takdir kalian berdua "
peramal itu mengucapkan kalimat itu dengan penuh sungguh sungguh.
Rei menggeleng ia tidak mau berbuat jahat selama hidupnya ini, jika memang ia ditakdirkan bersama tisya dia tidak akan menentangnya.
" baiklah jika itu keputusan kamu, silahkan keluar sekarang juga "
Rei keluar dengan binggung, ia tidak menyangka jika peramal itu mengusirnya padahal masih ada banyak hal yang ingin ia tanyakan.
saat keluar ia melihat udara menjadi dingin, ia melihat temannya Leo sedang datang berlari kearahnya.
" Rei kamu kamana aja sih, kami mencari kamu kesana kemari "