"Judgement Wind!" Gwydion Willow meliukkan tongkat sihirnya ke atas sembari merapalkan mantra yang akan ia keluarkan. Sontak saja, awan yang awalnya terang benderan berubah menjadi gelap dengan awan yang berkumpul di atas kepala Gwydion.
Dedaunan mulai berterbangan mengikuti irama angin yang bertiup dengan kencang. Para Dark Sorcerer mulai panik saat melihat Gwydion merapalkan mantra pamungkasnya untuk melenyapkan para Dark Sorcerer yang telah menodai tanah kelahirannya.
Petir mulai saling menyambar di angkasa, bersatu dengan angin yang bertiup dengan liar. Setelah mantranya sudah siap, Gwydion mengarahkan tongkat sihirnya ke arah para Dark Sorcerer yang ingin melarikan diri dari serangan yang Gwydion siapkan.
"Kalian pikir bisa melarikan diri dari sihirku." Gwydion bergumam pelan, bersamaan dengan itu sekumpulan awan gelap itu menurunkan petir yang terus menyambar dengan angin yang terus bertiup menerbangkan kumpulan Dark Sorcerer itu.
Dengan satu mantra pamungkasnya itu, Gwydion telah melenyapkan sisa dari Dark Sorcerer yang masih tersisa. Hari ini Gwydion telah membawa Kerajaannya menjadi pemanang melawan para Dark Sorcerer.
Segera sorak sorai dari para teman-teman seperjuangannya terdengar nyaring, setelah Gwydion melenyapkan Dark Sorcerer yang tersisa. Kedamaian telah kembali pada Kerajaan Rinsewind, hal ini segera di sambut dengan suka cita oleh seluruh rakyat Kerajaan.
Gwydion dan yang lain, segera bergerak untuk kembali ke Kerajaan. Mereka harus melaporkan bahwa Dark Sorcerer telah lenyap dan tidak akan kembali lagi untuk memporak porandakan Rinsewind.
Di sepanjang perjalan Gwydion dan rombongan pulang kembali ke Kerajaan, banyak warga yang berjejer di tepi jalan untuk menyambut kepulangan para Pahlwan yang telah menyelamatkan Kerajaan mereka.
"Terima kasih telah berjuang!"
"Tuan Gwydion!"
"Jayalah para Pahlawan!"
Terdengar banyak seruan yang dari kerumunan para rakyat yang berkumpul di tepi jalan menyambut kedatangan para Pahlawan mereka.
Di ujung jalan, terlihat para Ksatria utusan Kerajaan yang datang untuk menjemput rombongan Gwydion. "Salam para Pahlawan. Aku akan membawa Tuan dan Nona ke dalam Istana," ucap perwakilan Ksatria itu segera memimpin jalan untuk masuk ke dalam Istana Kerajaan Rinsewind.
"Terima kasih," jawab Gwydion menjawab dan menundukkan kepalanya sedikit untuk menghormati Ksatria itu. Rombongan mereka pun segera mengikuti langkah para Ksatria.
. . .
Di dalam Istana, rombongan Gwydion di sambut dengan hangat oleh para anggota Kerajaan. Bahkan, mereka semua menundukkan kepala mereka saat Gwydion dan kawan-kawan masuk ke dalam ruangan Raja.
"Selamat datang kembali, Pahlawan!" ucap Raja dengan penuh kegembiraan saat menyapa kembali para Penyihir dan Ksatria yang telah berperang melawan para Dark Sorcerer.
"Terima kasih, Yang Mulia," jawab Gwydion dengan tenang dan menunjukkan hormatnya pada Sang Raja. "Kami telah melenyapkan seluruh Dark Sorcerer yang tersisa, mereka tidak akan berani kembali merusuh ke Kerajaan." Gwydion segera melaporkan situasi medan perang yang berhasil mereka menangkan.
Teman-temannya pun mulai menyela untuk berbincang-bincang dengan Raja, Gwydion tidak tertarik untuk melakukan hal yang sama. Gwydion lebih tertarik melirik ke arah sekelilingnya dan mengamati perbedaan yang didapatnya setelah kepulangannya menjadi seorang Pahlawan.
Awalnya, semua orang yang ada di sini, bahkan Yang Mulia Raja sekali pun, tidak memgindahkan keberadaannya. Gwydion hanya dikenal sebagai seorang penyihir biasa yang memiliki kemampuan rata-rata, keberadaan dirinya hanya dilirik ketika ia menampilkan performa yang bagus di medan perang saat melawan Dark Sorcerer.
Sekarang, lihat lah wajah penjilat-penjilat ini. Setelah mengetahui kekuatannya yang besar mereka menjadi mengelu-elukan mereka dengan segala kepalsuan yang diwajah mereka. Gwydion benci ini, bukan ini alasannya memenangkan perang, Gwydion tidak memerlukan segala popularitas dan kemulian yang di dapatnya dengan memenangkan peperangan.
"Aku mengundang kalian untuk datang ke pesta kemenangan kita nanti malam." Raja mengumumkan sebuah berita gembira, para Pahlawan selain Gwydion menyambut undangan Sang Raja dengan hangat.
Karena undang itu termasuk dalam petuah Raja, maka Gwydion dengan berat hati mengiyakan dan bersiap untuk datang ke pesta yang diadakan Raja nanti malam.
Setelah pengumuman itu, Gwydion dan rombongannya diperbolehkan untuk pulang kembali ke rumah mereka masing-masing. Smereka telah di luar Istana Kerajaan, Gwydion yang hendak beranjak untuk pulang ke rumahnya di datangi oleh sahabat karibnya, Lucius.
"Hey! Kau akan pulang?" tanya Lucius merangkul pundak Gwydion dengan akrab. "Tentu saja," jawab Gwydion dengan heran kepada Lucius, apa lagi yang bisa dilakukannya selain pulang ke rumah.
"Kenapa tidak berkunpul dahulu bersama dengan kami. Lagi pula, tidak ada yang akan menyambutmu di rumah, ingat kau hanya tinggal sendiri." Lucius segera mengajak Gwydion untuk berkumpul dengan teman-teman yang lain.
Gwydion lama berpikir sebelum menjawab ajakan yang ditujukan padanya itu, "Baiklah." Akhirnya, Gwydion memutuskan untuk ikut bersama dengan Lucius.
Mereka pun berkumpul di salah satu kedai yang terdapat di pusat Kerajaan. Gwydion masuk ke dalam kedai itu dan segera mengernyitkan dahinya tidak senang sesaat setelah ia memasuki kedai itu. "Terlalu banyak orang di sini," batin Gwydion sedikit terganggu.
Lucius segera menyeret Gwydion untuk mengikutinya ke meja panjang yang ada di dalam kedai itu. Kedai itu langsung ramai, berbagai bisik-bisik mulai terdengar setelah rombongan mereka masuk ke dalam. "Bukankah mereka Pahlawan yang mengalahkan para Dark Sorcerer itu?" Gwydion mendengar bisik-bisik di belakang punggungnya.
"Kami pesan sepuluh beer!" Lucius meneriakkan pesanannya pada pelayan yang ada di sana, pesanan Lucius langsung di sambut dengan ramah. Tak lama kemudian pesanan mereka datang, Lucius segera mengangkat cangkirnya dan mengajak seluruh Pahlawan untuk bersulang dengannya. "Untuk kemenangan kita," ujarnya dengan mata yang berkilau.
Gwydion dengan berat hati ikut mengangkat cangkirnya dan bersulang dengan teman-temannya. Tak lama kemudian, banyak orang menghampiri mereka dengan segala sanjungan yang mereka berikan.
Bahkan, ada seseorang yang terang-terangan mendekati Gwydion dan menggoda pria itu, "Halo, Tuan," sapa seorang gadis pada Gwydion sambil meletakkan tangannya di lutut Gwydion.
Gwydion masih dengan wajah datarnya tidak menanggapi sapaan gadis itu, Gwydion berpikir memang seharusnya ia tidak ikut kemari. Pria itu segera menyingkirkan tangan gadis muda itu dari lututnya dan beranjak pergi ke luar dari kedai.
Gwydion berjalan menyusuri jalanan ramai itu sambil mengibaskan jubahnya dengan tangan untuk membersihkannya. Dirinya hampir menabrak seorang anak kecil yang tiba-tiba berlari, Gwydion segera mengelak supaya tidak menabrak anak kecil itu, sayangnya, anak kecil itu memang berhasil ia hindari, tapi anak kecil itu tidak bisa menghindari kibasan jubah Gwydion dan menyebabkan bocah itu jatuh tersungkur.
Gwydion segera menghampiri anak kecil itu dan membantunya, "Maafkan aku membuatmu terjatuh," ucap Gwydion meminta maaf pada anak kecil yang tersungkur itu.
"Aku yang seharusnya meminta maaf, Tuan. Maafkan aku tidak melihatmu. Aauuww..." Anak kecil itu meringis kesakitan saat merasakan luka lecetnya mulai berdenyut nyeri.
"Biarkan aku membantumu." Gwydion memeriksa luka bocah itu dan segera mengarahkan tongkat sihirnya dan menggumamkan beberapa mantra, "Bless of Wind!" Secercah cahaya kehijauan muncul dari ujung tongkat sihir Gwydion dan mengarah ke luka bocah itu, dalam sekejap luka lecet bocah itu segera sembuh dan tak lagi berbekas.
"Wahhh! Sihir yang indah!" ucap bocah kecil itu terperangah saat melihat Gwydion mengeluarkan sihirnya dan membuat lukanya sembuh.
Tak jauh dari sana, Gwydion mendengar teriakan beberapa orang, "Hentikan anak kecil sialan itu! Beraninya dia mencuri barang daganganku!"
Seakan mendengar apa yang didengar oleh Gwydion, bocah kecil itu mengumpat pelan lalu, buru-buru berdiri dan melarikan diri dari sana, meninggalkan Gwydion di sana sendirian.
Gwydion pun menegakkan dirinya dan melihat orang-orang yang mengejar bocah kecil yang ditolongnya tadi, dengan sedikit rapalan mantra Gwydion membuat angin bertiup dengan cukup kencang, "Wind Breeze!" gumam Gwydion pelan. Setelah itu, sosok Gwydion ikut hilang dengan berhembusnya angin di sana.