Chereads / Lea Rela / Chapter 3 - Tumbuh Rasa

Chapter 3 - Tumbuh Rasa

Sesampainya di rumah Lalea mandi dan langsung istirahat, ayah dan buda menanyakan kondisi kaki lalea apa masih sakit atau sudah mendingan, lalea menjawab kalau kakainya sudah mendingan berkat Alden, lalea menceritakan bagaimana saat Alden menjaganya selama camping, ayah dan bunda Lalea tersenyum dan mulai meledeki lalea lagi, "lihat bun anak kita udah mulai suka sama cowok" ledek sang ayah, bunda hanya tertawa kecil, tiba2 lalea cemberut karena di ledeki kedua orang tuanya, "ihh ayah mah gitu, suka banget ledekin lea, kan lea Cuma cerita"

"iya ayah tahu sayang, tapi kalau kamu beneran suka sama Alden ayah dukung kok tenang aja, bener kan bun" ujar ayahnya dengan tertawa meledek

"iya yah Alden juga kayaknya baik, perhatian lagi"

"tuh kan ayah bunda jangan ledekin lea terus" saut lalea dengan wajah cemberut dan sedikit kesal

Kedua orang tua lalea keluar dari kamar lalea, disitu lalea mulai bingung kenapa dia harus cerita ke orang tuanya tentang Alden, dia terus kebingungan sambil menggaruk2 rambutnya, dan ngomong2 sendiri, dia bimbang kenapa dia terus2san memikirkan Alden, lalea mencoba mengalihkan pikirannya dengan membaca buku, tetapi wajah Alden terus menghantuinya. malam pun tiba, bibik menyiapkan makan malam untuk semua orang, tetapi lalea tidak ikut makan bersama di meja makan, karena kakinya masih agak sedikit sakit, saat keluarga lalea makan bersama tiba2 ting tong bel pintu berbunyi, bibik membuka pintu rumah dan yang datang adalah Alden, "siapa ya?" tanya bibik kepada Alden

"saya Alden temennya lalea" jawab Alden

"ohhh temennya non lea, silahkan masuk" sambil mempersilahkan Alden masuk

Orang tua lalea bertanya kepada bibik siapa yang bertamu, bibik pun bilang kalau yang bertamu adalah Alden teman lalea, kedua orang tua lalea menghampiri Alden dan mempersilahkan masuk, kedua orang tua Lalea sangat welcome kepada Alden, mereka bertanya niat kedatangan Alden, Alden menjawab kalau dia ingin menjenguk Lalea, Alden membawa buah tangan, orang tua lalea bilang kalau Alden tidak usah repot2, Alden marasa tidak enak kepada orang tua Lalea karena mereka harus meninggalkan meja makan untuk mempersilahkan Alden dan menyambut Alden, tapi orang tua lalea tidak mempersalahkan hal itu, Alden malah disuruh makan bersama, awalnya Alden menolak, karena bujukan dari iarang tua Lalea akhirnya Alden makan bersama keluarga Lalea, orang tua lalea juga memperkenalkan adik lalea yaitu syiena, dan disitu Alden mulai bertanya kemana Lalea kok tidak ikut makan bersama, "sebelumnya maaf om tante, lalea kemana ya kok nggk ikut makan bareng?" tanya Alden

"lalea dikamarnya, katanya dia mau istirahat, nanti makanan lea" dianter sama bibik, kalau kamu mau ngejenguk lea nanti bareng bibik aja pas nganterin makanan" jawab bundanya lalea dengan raut wajah tersenyum

"iya, terimakasih tante"

Makan malam selesai, bibik mengantarkan makanan kepada Lalea bersama dengan Alden, tiba2 ditengah perjalanan menuju kamar lalea, Alden menghentikan bibik dan menyuruh bibik untuk memberikan makanan itu kepada Alden, agar dia sendiri yang mengantarkan makanan tersebut, Alden bertanya kepada bibik dimana kamar lalea, setelah bibik menunjukkan kamar lalea, Alden bergegas pergi ke kama lalea, tok tok tok, Alden mengetuk pintu kamar lalea, lalea yang mengira itu kalau itu bibik, langsung mempersilahkan masuk "masuk bik kamar lea nggk di kunci", Alden langsung membuka pintu dan masuk, lalea tidak menyadari kalau itu Alden karena saat itu dia sedang membaca buku "ada apa bik" tanya lalea yang masih belum menyadari kalau itu Alden

"nganterin makanan kamu" ujar Alden dengan sedikit tersenyum

"taruh aja dimeja" jawab dengan santai, dan tiba2 menyadari kalau itu bukan suara bibik, lalea langsung menoleh dan kaget, ternyata Alden yang mengantarkan makanannya

"kak alden kok bisa ada disini"

"iya tadi aku kesini, sama ayah dan bunda kamu diajak makan dan disuruh kesini buat jengukin kamu"

"emmm i iya kak (duh kenapa kak alden pakek kesini sih kan jedi deg deg an jantung gue)"

"ini makanan kamu, aku suapin ya"

"nggak usah kak, aku bisa makan sendiri kok, kak Alden taruh aja di meja situ, dan maaf kalau ngerepotin"

"nggk ngerepotin dek, aku malah seneng"

"kenapa nggk bibik aja yang ngenterin tadi kan ada bibik"

Alden menceritakan kalau sebenarnya tadi bibik yang ngenterin makanan tapi Alden mencegahnya agar dia sendiri yang membawakan makan kepada lalea, lalea yang spontan langsung memukul Alden dan ngomel2, Alden meminta maaf kepada lalea karena telah membuat dia terkejut, alden mengambil makanan lalea agar lalea bisa makan,

"nih makan, aku suapin"

"kak aku bisa makan sendiri"

"udah diem aku suapin"

Akhirnya lalea mau disuapin oleh Alden, lalea memakan makanannya dengan lahab, dan berterimakasih atas kunjungannya dan kemaren2 yang udah nolongin dan selalu membantu dia saat camping, karena sudah malam Alden berpamitan pulang kepada lalea, Alden keluar dari kamar lalea dan saat turun di ruang keluarga ada orang tua lalea dan adik lalea, Alden berpamitan kepada kedua orang tua lalea, dan orang tua lalea berterimakasih karena Alden telah banyak membantu lalea saat camping "alden terimakasih ya kemaren kamu sudah bantuin lea dan hari ini repot2 jengukin lea" ujar ayahnya dengan mengelus pundak Alden

"iya nggapapa kok om, saya nggk ngerasa di repotin, justru saya minta maaf karena bertamu malem2" jawab Alden dengan perassan tidak enak karena bertamu malam2

"tenang aja nggak papa kok, om sama tante welcome kok kalau kamu ma kesini, kemaren lalea cerita banyak tentang kamu yang selalu bantuin dia"

"iya makasih" om, kalau gitu Alden pamit dulu om tante (ternyata lea cerita tentang gue sama orang tuanya)" ujarnya dalam hati sambil tersenyum, dan menjulurkan tangannya untuk salaman kepada orang tua lalea

Iya hati2 den"

Dikamar lalea, dia senyum2 sendiri karena Alden datang menjenguk dirinya, dia terus membayangkan kejadian barusan yang telah terjadi, tiba2 dia sadar kenapa dia senyum2 dan terus membayangkan Alden "ehh kenapa gue mikirin kak Alden, sadar lea sadar" tapi bayangan tentang Alden tidak bisa lepas dari pikirannya, rupanya sinyal2 suka mulai ada pada diri lalea, lalea mencoba untuk tidur, tapi dia tidak bisa tidur karena fikirannya mulai penuh dengan Alden, lalea semakin bingung dan bimbang, hari mulai larut lalea masih terbangun karena tidak bisa tidur, lalea baru bisa tidur pukul 00.30 malam.

Dikamar Alden, dia terbangun dari tidurnya, tepat pukul 02.30 malam, saat terbangun dia terus memandangi foto lalea sambil tersenyum, Alden tidak menyangka kalau dia akan benar2 suka pada lalea, dia terus membayangkan saat mereka bernanyi di tempat camping dan saat dia menyuapi lalea, dia tidak percaya kalau dia akan menyukai sosok gadis seperti lalea, di belum perbah nerasakan rasa seperti saat ini, biasanya kalau dia deket sama cewek dia Cuma sekdedar suka saja, tapi lalea beda, dia merasakan rasa nyaman saat di dekat lalea, jantungnya mulai berdeguk kencang,

Pagi hari pun tiba, Alden bersiap2 berangkat kekampus, dia sangat bersemangat untuk berangkat, dia sengaja berangkat pagia2 agar bisa menjemput lalea, di perjalan menuju rumah lalea di terus tersenyum dan membayangkan hal2 tentang lalea, tak lama kemudian Alden sampai dirumah lalea, Alden mengetok pintu rumah lalea tok tok tok, "assalamualaikum", pintu rumah dibuka oleh adik lalea, "waalaikumsalam, ehh kak Alden ya, pasti nyariin kak lea"

"iya syeina, kakak kamu ada"

"ada kak, kak lea masih di kamarnya, yaudah silahkan masuk kak"

Alden masuk kedalam rumah lalea, dia disambut dengan senyuman oleh orang tua lalea, lalea yang baru turun dari kamarnya kaget karena dirumahnya tiba2 ada Alden, orang tua lalea bertanya kenapa Alden datang pagi2, Alden pun menjawab kaau dirinya ingin menjempu lalea untuk berangkat ke kampus bersama, bunda lalea menawarkan Alden untuk sarapan tapi Alden menolak, mereka langsung berangkat ke kampus bersama, di perjalanan mereka terlihat canggung satu sama lain, percakapan mereka di mulai denga Alden menanyakan keadaan kaki lalea, yang di jawab oleh lalea dengan singkat kalau kakinya baik2 saja sekarang, lalea bertanya kenapa Alden menjemput dia, "kak alden kenapa repot2 jemput aku, aku kan bisa nyetir sendiri" tanya lalea kepada Alden

"ya nggak papa, kemaren kaki kamu belum sembuh2 banget jadi aku jempt kamu hari ini"

Mereka mulai mengobrol, saat di perjalanan lalea ingin pergi ke mini market sebentar untuk beli minum dan roti, alden berhenti di salah satu mini market dan mengantarkan lalea untuk membeli minum dan roti untuk dia makan, setelah selesai mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju kampus, didalam mobil lalea memakan roti yang tadi dia beli, dam menawarkan kepada alden, "kak, tadi kan kak alden udah sarapan belum?"

"belum" jawab alden singkat

"ini buat kakak biar nggak kelaperan nanati"

"aku kan lagi nyetir lea, jadi nggak bisa makan, kamu bisa nggk nyuapin aku" sambil tersenyum dan berharap lalea bisa menyuapi dirinya

"emmm i iya kak" dengan nada gugup dan canggung

Akhirnya mereka sampai di kampus, semua mata tertuju pada lalea dan alden, alden sosok yang cukup terkenal dikampus tiba2 berangkat bareng lalea, hal itu mennngemparkan satu kampus, banyak yang iri dengan lalea karena bisa sedekat itu dengan alden, bahkan teman sekelas alden yang suka sama alden pun terlihat begitu cemburu lalea merasa gugup dan takut, "kak besok nggk usah jemput aku ya, aku bisa berangkat sendriri kok"

"kenapa, kamu nggak suka ya aku jemput"

"bukan gitu kak, aku takut aja kalau harus di serang sama satu kampus kayak gini"

"udah lea biarin aja mereka, jangan di hiraiun"

Lalea langsung bergegas masuk kedalam kelasnya, tak lama kemudian jam pelajaran di mulai, dosen membagikan tugas kepada setiap mahasiswa untuk presentasi minggu depan, karena mereka masih maba maka dosen hanya membagi tugas dan berkenalan dengan para mahasiswa, kelas selesai, saat itu lalea keluar dari kelas bersama mayla dan fisya, tiba2 3 teman sekelas alden yang salah satunya suka pada alden menghampiri lalea dan menegaskan kepada lalea agar tidak memdekati alden, karena Alden adalah cowok yang dia suka, ehh lu mahasiswa baru, jangan sok caper ya lu buat ngedeketin Alden, Alden itu milik gue, ujar seniornya yang merupakan teman sekelas Alden, lalea yang memang pemberani itu langsung menjawab seniornya itu "sebelumnya maaf ya kak, aku tegasin sama kakak kalau aku nggk pernah ngedeketin kak Alden" Alden melihat dari kauh kalau lalea sedang di bentak2 oleh temannya itu, Alden langsung menghampiri mereka, "lu keanapa gangguin dia, lu sebaiagai senior itu beri contoh yang baik pada junior2 lu"

"ehh den lu kenapa sih belaain dia, mendingan lu sama gue , yang udah jelas cantik"

"dia cewek gue, dan kalai lu berani ganggu dia lagi, lu gue laporin ke dekan biar lu dapet hukuman, dan asal lu tahu ya, dia sama lu masih jauh cantikan lea, lu nggk ada apa2nya dibanding dia" ujar Alden dengan tegas

Akhirnya ketiga senior itu pergi meninggalkan Alden lalea, mayla, dan fisya, dan lalea terkaget kaget kenapa alden ngomong kalau lalea adaah pacar dia, fisya dan mayla pergi meninggalkan mereka berdua karena ngerasa nggk enk berada diantara mereka berdua, lalea bertanya kenapa alden ngomong kayak gitu ke temannya, "kok kak alden ngomongnya aku cewek kakak, kan bukan"

"kalau boleh jujur ya, sebenarnya aku suka sama kamu, ya kalau itu kamu mau sih jadi pacar aku"

Lalea kaget karena secara spontan Alden mengungkapkan perasaannya dan menembak lalea, tapi lalea belum menjawab apa2, dia ingin Alden memberikn waktu kepada lalea untuk menjawab semua itu,

Hari sudah mulai siang, lalea pulang diantar oleh alden, sampai dirumah lalea mempetsilahkan alden masuk tapi alden menolak dan langsung pergi karena dia harus pergi menemani mamanya berbelanja, alden pun pergi dan lalea masuk kedalam rumahnya, saat masuk lalea terus memfikirkan jawaban apa yang ahrus dia berika pada alden, lalea mulai dilema, awalnya dia ingin fokus pada pendidikannya dan tidak ingin pacaran dulu, tetapi tidak di pungkiri kalau lalea muali timbul rasa suka pada alden,

Senja mulai datang lalea semakin bimbang dan tidak karuan, bundanya yang tidak sengaja melihatnya kebingungan saat melewati kamarnya, akhirnya menemui lalea dan menanyakan kenapa lalea terlihat bingung, lalea menjawab kalau dirinya baru saja di tembak oleh alden, bundanya memberi saran kepada lalea, "kalau lalea suka lalea terima aja karena alden juga orangnya sangat baik dan bertanggung jawab, tapi kalau lalea tidak suka, lea bilang aja kalau lea nggk suka",ujar bundanya, tapi lalea masih bingung kepada perasaannya sendiri, lalea berkata kalau dia ingin fokus kuliah dulu, tapi bundanya tidak menghruskan lalea pintar dalam bidang apa pun, bundanya hanya ingin lalea nyaman dengan kuliahnya, dan kalau dengan adanya alden lalea bisa lebih semangat maka bundanya tidak melarang lalea berpacaran, mendengar ucapan bundanya membuat lalea semakin lega.

Hari demi hari lalea lewati, dia teryus tertawa saat di samping Alden, dia selalu merasa aman dan nyaman, Alden membuktikan kalau dia benar2 tulus kepada lalea, setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama meski hanya sebentar, tawa lalea membuat hati alden measa tenang begitupun dengan lalea, satu bulan berlalu, lalea semakin yakin dengan alden, karena alden membawa pengaruh positif kepada dirinya, akhirnya lalea menjawab pertanyaan alden waktu itu, lalea bersedia menjadi pacar alden, alden merasa gembira dan senang, dia hanya bisa tertawa dan tersenyum saat itu karena lalea telah membuka hati dan menerima dia di dalam hidupnya.