Satu-persatu dari para pendekar aliran sesat itu meregang nyawa. Mereka tewas di bawah ujung pedang Huang Yaosi. Darah segar langsung mengaliri membasahi tanah yang ia pihak.
Ujung pedang masih meneteskan darah segar. Hawa pembunuhan masih terpancar keluar tubuh Datuk Dunia Persilatan itu.
Ia kemudian melesat pergi dari sana. Huang Yaosi ingin mencari lawan yang berikutnya.
Sementara di sisi lain, ada pula Biksu Lin Feng yang sedang bertarung melawan tujuh orang pendekar kelas satu. Biksu Suci Dari Kuil Buddha tersebut bertarung dengan tenang dan santai.
Wajahnya tenang. Ia tidak panik meskipun dirinya sudah dikelilingi oleh tujuh orang musuh. Dari tujuh orang tersebut, tiga di antaranya adalah pendekar pilih tanding.
Semuanya menggunakan senjata. Sedangkan Biksu Lin Feng sendiri, ia tidak memakai apa-apa. Ia hanya bertarung mengenakan kedua tangannya. Kadang-kadang, ia pun mengebutkan lengan bajunya yang longgar.