Rekannya marah besar. Ia tentu saja tidak terima melihat sahabatnya tewas mengenaskan seperti itu. Golok yang digenggam tiba-tiba bergetar keras. Seolah-olah golok itu mendapat satu aliran tenaga listrik yang tak kasat mata.
Wutt!!!
Pendekar sesat tersebut melesat. Ia meluncur deras bagaikan meteor yang melintas di langit malam. Jurus hebat yang dimiliki olehnya digelar dengan sempurna.
Bacokan dan tusukan golok datang secara bergantian. Ia menyerang dengan kalap, sehingga pendekar sesat itu tidak lagi memikirkan pertahanan dan keselamatan sendiri.
Siapa pun orangnya, kalau ia berada di posisi si pendekar sesat, maka pastinya orang tersebut pun akan merasakan hal yang sama.
Manusia mana yang akan terima menyaksikan sahabatnya tewas mengenaskan di depan mata?
Walaupun dia adalah pendekar dari aliran sesat, tapi ia pun selemah manusia. Ia hanya salah memilih jalan hidup. Bukan salah memilih sahabat.