Untungnya Ketua Han selalu siap siaga. Lagi pula, serangan semacam itu baginya hanya serangan biasa. Untuk menghindarinya, ia tidak membutuhkan banyak tenaga.
Terbukti sekarang, hanya dengan gerakan sederhana saja, tebasan pedang wanita itu telah luput dari sasaran.
Serangannya mengenai tempat kosong.
Namun ternyata, dirinya sudah memperkirakan hal tersebut. Sehingga pada saat pedangnya cuma membelah angin, dengan sigap dirinya segera memberikan serangan susulan lainnya.
Kaki kanannya diangkat. Ia melancarkan tendangan tepat mengincar batang leher.
Ketua Han mengangkat tangan kirinya.
Plakk!!!
Benturan antar tulang terjadi. Benturan itu lumayan keras, sampai-sampai wanita tadi terdorong mundur sejauh dua langkah. Ia merasa punggung kakinya panas. Seolah-olah dirinya baru saja menerjang api yang berkobar.
Wajahnya langsung berubah. Ia meringis menahan rasa sakit yang sekarang mulai mendera tubuhnya.
