Begitu juga dengan Lin Yong. Begitu ia melihat air mata Siau Yam kembali menetes membasahi pipinya, tanpa sadar hatinya kembali tersentuh. Tangan kanannya segara dijulurkan. Ia langsung membersihkan air mata yang bening itu.
"Baik, baiklah. Maafkan aku kalau terlalu keras kepadamu. Jika ingin ikut, besok aku akan membawamu," katanya dengan suara lemah lembut.
"Benarkah? Kakak Li, kau tidak berbohong bukan?" tanya Siau Yam seraya memandanginya.
"Tidak, aku tidak berbohong,"
"Terimakasih,"
Senyuman manis kembali tersungging di bibirnya yang mungil dan berwarna merah itu.
"Malam ini dingin, aku ingin yang hangat," lanjut wanita itu sambil menggigit bibirnya.
Li Yong tidak menjawab dengan mulut. Ia menjawab dengan perbuatan.
Pemuda serba merah itu bangkit dari tempat duduknya. Ia segera memangku Siau Yam dengan manja lalu segera pergi ke kamarnya.