"Kalau memang kalian memaksa aku untuk bertindak lebih jauh, silahkan turun tangan," kata Li Yong dengan nada sedingin es.
Melihat pandangan matanya, mendengar ucapannya yang seperti itu, mau tak mau keempat orang itu semakin merasa serba salah.
Tanpa sadar, mereka juga merasa jeri oleh sikap yang ditunjukkan oleh pemuda berpakaian merah itu.
"Baik. Sekarang juga kami akan maju," kata orang bersenjatakan kapak.
Mulutnya berkata demikian, tapi orangnya tetap diam di tempat. Bukan hanya dia saja, bahkan ketiga rekannya pun sama pula. Sampai sekian lama, keempat orang itu tetap berdiri di tempatnya.
Apakah mereka benar-benar takut?
Li Yong masih menunggu di sana. Ia pun tidak bergerak. Bahkan tidak pula melepaskan pandangannya dari keempat orang itu.
Angin malam berhembus. Dedaunan bergoyang karena hembusan angin itu. Suara gesekan ranting pohon terdengar. Membawa perasaan lain, membawa hawa lain.