BOOOOOOOM!!!
Ketika tiga tokoh diatas langit masih bertarung, sebuah serangan membuat ketiganya jatuh dari langit dan menghantam tanah menciptakan sebuah kawah besar dan dalam.
Peng Wei yang barusaja hendak membawa Hao Xian pergi terkejut karena hal mendadak tersebut, pandangan Peng Wei dan lainnya segera terarah ke langit, disana terdapat sosok pemuda yang terlihat dua puluh tahun melayang dan menatap dengan sorot datar yang sangat dingin ke bawah, lebih tepatnya pada ketiga tokoh tiga aliran yang kini terbaring tidak berdaya di dasar kawah.
Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari sosok tersebut, dia terbang merendah dan mendarat di depan desa.
Para Cultivator yang sebelumnya mencoba masuk ke desa tetapi tidak bisa segera mundur saat melihat pemuda itu berjalan menghampiri mereka.
"Kau tidak akan bisa masuk kedalam, desa itu dilindungi oleh Tabir tidak terlihat yang sangat kuat." Pria dari Thousand Poison Valley terkekeh.
Pemuda berjubah putih dengan wajah dingin itu tidak memperdulikan pria Thousand Poison Valley dan terus melangkah, saat dia sampai di depan desa. Dengan mudahnya masuk kedalam. Dia terus berjalan hingga sampai di hadapan Peng Wei, Riu Lue dan Hao Xian yang terdiam tidak bisa bergerak karena hawa yang secara tidak sengaja menguar dari tubuh pemuda itu.
Sebuah sinar kelembutan muncul pada wajah pemuda tersebut, dia sedikit membungkuk dan menatap wajah Hao Xian. Senyum tipis terurai pada bibir pemuda itu.
"Kau mewarisi mata biru gelap ayahmu, wajahmu lekat pada ibumu." Pemuda itu berkata ringan sebelum mengalihkan pandangannya pada Peng Wei dan Riu Lue.
"Hao Xian akan kubawa untuk pelatihan, orang itu menitipkan ini untuk kalian." Pemuda berjubah putih itu mengambil Cincin Spasial dan memberikannya pada Peng Wei.
"Tidak! Kau siapa?! Kau tidak bisa membawa Hao Xian seenakmu saja!" Riu Lue mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk menolak Hao Xian dibawa oleh pemuda yang bahkan tidak pernah mereka lihat.
Peng Wei ketakutan saat Riu Lue melawan, dia takut pemuda di hadapan mereka tersinggung dan membunuh mereka!
Pemuda itu mengerutkan dahinya, "Aku akan mengembalikannya," ujar pemuda tersebut, dia tidak mengatakan apapun lagi, dia mengambil Hao Xian dan membawa anak kecil itu terbang keluar dari desa.
Melihat Hao Xian yang dibawa, Riu Lue berteriak histeris, dia berulangkali meminta Peng Wei untuk mengambil Hao Xian kembali, tetapi Peng Wei hanya bisa diam dan pasrah, walaupun dia adalah Cultivator Silver Realm, tetapi dia belum memiliki kemampuan untuk terbang, kemampuan terbang akan dimiliki ketika mencapai Gold Realm.
"Lue'er. Aku tidak bisa melakukan apapun, pemuda itu bahkan bisa membuat tiga tokoh besar dari tiga aliran seperti itu dalam satu serangan, apa yang bisa aku lakukan di Silver Realm tingkat kedua?" pasrah Peng Wei.
Riu Lue tidak perduli pada hal itu, dia terus meraung untuk meminta Hao Xian kembali, Hao Xian sendiri yang dibawa memiliki keinginan untuk melawan dan kembali pada Riu Lue. Namun, perkataan sebelumnya dari pemuda berjubah putih ini menyerang langsung bagian hati terdalamnya.
"Kau mewarisi mata biru gelap ayahmu, wajahmu lekat pada ibumu." Itu selalu terngiang di kepala Hao Xian, membuat dia sangat penasaran pada sosok yang membawanya ini. Dia ingin tahu Ayahnya! Mungkin ibunya sudah mati, tetapi sebagai anak, Hao Xian ingin melihat sosok ayahnya.
"Ibuuuu! Aku akan kembali!" teriak Hao Xian dengan sangat lantang.
Pemuda itu menatap sedikit ke arah Hao Xian dan hanya menggelengkan kepalanya ringan, dia terbang tepat dimana tempat dia muncul sebelumnya, tatapannya sangat dingin ketika melihat tiga tokoh yang kini terduduk untuk menyembuhkan luka mereka.
"Jangan ada satupun yang menyentuh atau melukai orang dari desa ini, jika ada yang berani sedikitpun menyentuh desa ini. Aku akan menghancurkan Sekte kalian hingga menjadi debu," ujar pemuda itu sebelum menghilang bersama Hao Xian yang dibawanya.
Hawa berat yang dibawa pemuda itu langsung menghilang bersama kepergiannya, tiga tokoh menghela napas lega, tekanan sebelumnya biarpun tidak berfokus pada mereka seluruhnya, tetapi itu sangat menakutkan dan menekan mereka sangat banyak.
"Kau mengetahui siapa dia? Kekuatannya, itu puluhan atau ratusan kali diatas Patriach." Pria dari Eternal Garden bertanya.
Wanita dari Nine Mountain Sect mendengus dingin, "Kau bertanya padaku, lalu aku bertanya pada siapa?"
"Kekuatannya kemungkinan Black Gold Saint?" Pria dari Thousand Poison Valley berspekulasi, itu karena sejauh ini. Cultivator terkuat di Kekaisaran Qin, Great Monk dari God War Temple diketahui berada di Black Gold Realm Mortal tingkat empat.
"Mungkin, kekuatannya sangat besar." Pria dari Eternal Garden tidak berniat lagi diam disana, dia bangkit dan segera pergi dengan orang-orang yang dibawanya.
Wanita dari Nine Mountain Sect tentu juga tidak berniat lebih lama, dia pergi setelah kepergian pria sebelumnya, melihat dirinya ditinggalkan. Dia juga segera pergi dengan kesal, dari pertarungan kali ini, dia mengetahui bahwa dirinya masih menjadi yang paling lemah dari mereka bertiga.
Setelah ketiganya kembali ke Sekte, mereka langsung mengeluarkan peraturan baru, yaitu melarang murid mereka untuk menyentuh desa Hao Xian.
Sementara itu, di tempat yang tidak diketahui, muncul sesosok pemuda berjubah putih dengan anak kecil di sampingnya, mereka tidak lain adalah Hao Xian dan pemuda yang sebelumnya.
Mereka kini berada di sebuah tempat seperti lereng gunung, terdapat sebuah Kastil di dekat mereka.
"Ah aku lupa bertanya, siapa namamu gege?" Hao Xian melihat pemuda itu seperti berumur dua puluh tahun, sehingga dia memilih untuk memanggilnya sebagai kakak.
Pemuda itu memiringkan kepalanya, "Gege? Panggil aku Paman, aku sudah hidup melebihi lamanya dunia dimana Kekaisaran Qin berdiri."
"Paman? Baiklah terserah, aku masih ingin bertanya," ujar Hao Xian.
"Katakan," balas pemuda itu seraya berjalan masuk ke Kastil.
"Kau berkata, aku mewarisi mata ayahku, apakah Paman mengetahui ayahku?" tanya Hao Xian.
Pemuda itu hanya terdiam dan terus berjalan, sudah didalam kastil. Tepat di tengah aula, pemuda itu menunjuk sebuah lukisan, terdapat dua pemuda tampan dan tiga perempuan yang sangat cantik bagai bidadari.
"Yang berambut biru gelap, itu ayahmu," ujar pemuda tersebut.
"Apakah itu ibu?" Hao Xian menunjuk sosok perempuan yang berada di pangkuan pemuda berambut biru gelap tersebut.
Sebuah anggukan menjadi jawaban untuk Hao Xian, anak itu langsung terdiam dan menatap terus lukisan kedua orang tuanya. Persis seperti apa yang dideskripsikan oleh Riu Lue, kecantikan ibunya sungguh tiada tara, bahkan dari ketiga perempuan di lukisan, ibunya masih paling cantik.
"Paman, apakah itu istrimu? Kau mempunyai anak juga?" tanya Hao Xian seraya menunjuk perempuan berjubah hitam yang berada di pangkuan pemuda berjubah putih pada lukisan.
Tidak ada jawaban, pemuda itu terus bergeming. Barulah setelah beberapa saat dia membawa Hao Xian ke tempat lain dari Aula.
Masih banyak pertanyaan pada benak Hao Xian, dia masih penasaran dengan siapa perempuan riang yang berada di tengah antara pasangan ayah ibunya dan Paman yang satu ini.
"Eh Paman! Kau tidak mengatakan namamu!" Hao Xian teringat lagi akan pertanyaan yang sempat dia berikan tapi belum mendapat jawaban.