Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Karamah Of Waliyullah

🇮🇩KiaAldzakiyya
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab I –Awal yang pahit

Hallo namaku Dzakiyaa Al mulana, biasa di panggil Kia. Umurku sekarang kisaran 3 tahun lebih. Di umurku yang sudah beranjak 4 tahun aku mendapatkan banyak sekali masalah,mulai dari hal ghaib sampai terkena dampak pertengkaran, semua sudah ku alami.Di umurku yng beranjak usia 5 tahun, ayahku yang berprofesi sebagai bos, mendapatkan sebuah kiriman yang tidak mengenakan dari saingannya. Ayahku sakit keras hingga 1 bulan lebih lamanya. Alhamdulillah ayahku bisa melakukan aktifitas seperti biasa atas bantuan temannya. Seminggu kemudian hal yang samapun terjadi,tetapi sekarang yang terkena dampaknya bukan ayahku, melainkan diriku sendiri.Di hari pertama aku mengalami kejang", diriku menggigil seperti orang kesurupan, 2 hari berlalu tapi tidak ada perubahan yang ku alami. Orang tua ku bingung apa yang harus mereka lakukan . Segala cara pun dilakukan supaya anak tercintanya bisa sembuh dan keluar dari permasalahan. Hingga akhirnya, di titik dimana aku koma, ayah dan ibuku membawaku ke rumah sakit, masuk lah kami di ruangan UGD, ayah ku memanggil suster dan perawat lainnya, dengan sigap dan cepat mereka membawaku ke sebuah ruangan. Segala cara telah dilakukan, namun naas, dokter berkata umurku tidak akan sampai 2 menit lagi. Sebagian keluarga yang menunggu di ruang tengah, menangis ter isak", ibuku pingsan, dan ayah ku memeluk ibuku sambil menangis.Sodaraku mengabari keluarga lainnya. Ayah ku menelepon salah seorang temannya lulusan ponpes Darmaga, Cianjur, Jawa Barat, untuk datang ke rumah sakit dimana jasad ku di isolasi. Tak lama datang lah seorang kiayi dan seorang kakek tua, ayah ku beserta kiayi dan kakek tua, masuk ke ruangan mayat, mereka mengambil jasad ku yang sudah membiru. Mereka memegang sebuah botol air dan mulai membacakan sebuah doa, kakek tua itu memegang dada dan mataku. lalu mewudhukan jasad ku dengam air yang telah ia beri doa. Sebuah keajaiban muncul ketika mataku mulai bergerak dan terbuka, tubuhku terasa kesemutan dan mulai hangat kembali. Ayah ku tercengang keheranan dan semua perawat yang ada mengucapkan "Allahuakbar" secara serentak dan lantang sambil menangis. Ibu ku sujud di hadapan kakek tua tadi, dan ayahku melakukan hal yang sama. Sampai akhirnya aku tersadar dan bertanya kepada kedua orang tua ku, kedua orang tua ku menangis kembali sambil memelukku dengan erat dan kuat. Kiayi dan kakek tua tadi tersenyum, lalu pamit untuk pulang kepada kedua orang tua ku. Ketika aku sampai di rumah keluargaku tercengan tidak percaya dan sekali lagi mereka mengucapkan kalimat "Allahuakbar".