Chapter 7 - Ciuman

Asisten itu juga terkejut saat melihat Yan Xi. Terkejut atas perubahan temperamennya. Kerutan suram di antara alisnya menghilang, Yan Xi terlihat sangat mengagumkan.

Dia tidak berani banyak melihat, jadi dia dengan cepat menarik tatapannya kemudian dengan hormat membukakan pintu untuk Yan Xi.

Yan Xi dengan sopan berterima kasih padanya. Dia mengangkat roknya, masuk ke dalam mobil, kemudian duduk di samping Gu Shen .

Begitu dia duduk, dia langsung berkata dengan tidak sabar, "Bagaimana? Bukankah aku tepat waktu kali ini?" Matanya berkilat, seolah-olah ingin dipuji.

Gu Shen merasakan tatapannya lalu berkata, "Sudah seharusnya."

Yan Xi bergumam 'oh'. Ekspresinya tidak berubah saat dia duduk lebih dekat dengan Gu Shen.

Nafas hangat mereka menjerat satu sama lain, dan parfum yang dia semprotkan ke tubuhnya juga menempel di tubuh Gu Shen. Nafas di tubuhnya berpadu kuat dengan Gu Shen, sangat intim.

"Lalu, apakah menurutmu aku sangat cantik hari ini?"

Karena salah tingkah Gu Shen mengambil nafas dalam-dalam. Lalu melihat dokumennya dalam diam.

Apa yang muncul di depannya adalah penampilan seorang gadis muda. Dengan gaun mermaid berwarna silver, dan bibir merahnya yang berkilau seperti berlian.

Menekan kekaguman di hatinya, Gu Shen menjawab dengan asal, "Bagus."

Yan Xi mendengus, merasa tidak senang, "Tapi kamu bahkan tidak melihatku!"

Asisten yang mengemudi di depan mendengar semua percakapan di kursi belakang, dengan tangan gemetar hampir menurunkan partisi pemisah itu.

Hubungan suami istri ini seperti musuh. Saat Yan Xi tidak berteriak pada suaminya, itu sudah bisa dibilang bagus. Dia tidak pernah bermimpi Yan Xi akan berinisiatif mengajak bicara presdir apalagi menggunakan nada suara manja seperti itu.

Suara Gu Shen masih dingin, tapi dia berbicara dengan cepat.

"Aku sudah melihatnya."

"Kalau begitu lihatlah lagi." Jari-jari lentiknya mendarat di dokumen itu, menarik perhatian Gu Shen.

Gu Shen menuruti keinginannya dan menatap Yan Xi dengan tatapan dingin.

Kedua orang yang sudah sangat dekat itu, menjadi lebih dekat saat Gu Shen memajukan tubuhnya. Mereka hampir bisa menyentuh satu sama lain.

Yan Xi lah yang panik lebih dulu, dia berpegangan pada sandaran kursinya, dia merasa gugup sekaligus menantikannya.

Apa yang mau Gu Shen lakukan?

Sebelum dia merapikan pikirannya yang berantakan, Gu Shen menarik pandangannya dan menatap dokumennya lagi.

Dengan nada ringan berkata, "Rambutmu berantakan."

Yan Xi mengeluarkan kaca dari tasnya dan merapikan penampilannya. Dia merapikan beberapa helai rambutnya. Dia menyentuh telinganya lalu ingat jika dia belum memakai anting saat dia pergi tadi.

Dia terburu-buru tadi, dan lukanya belum sembuh sepenuhnya. Jadi dia tidak ingat.

Lukanya masih belum sembuh sepenuhnya, tangannya akan gemetar saat diangkat. Setelah mencoba beberapa kali akhirnya dia menyerah.

Dia berbalik melihat Gu Shen di sebelahnya, dengan jelas dia berkata.

"Aku tidak bisa memasang anting, apa kamu bisa membantuku?"

Gu Shen mengerutkan kening, "Coba beberapa kali lagi."

"Tapi ini akan menarik lukaku." Yan Xi menyodorkan antingnya pada Gu Shen. "Aku tidak bisa mengontrol kekuatanku. Telingaku jadi merah dan sakit, tolong bantu aku." Setelah mengatakan semua itu, dia juga menambahkan, "Kumohon, kumohon."

Asisten yang menyetir di depan menghela nafas. Dia merasa nyonya-nya sangat pintar, menggunakan aksesoris untuk meningkatkan kontak fisik, hingga membuat suasana menjadi cangggung.

Telinganya dijepit oleh jari-jari dingin pria itu, sentuhan itu membuat Yan Xi merasa mati rasa. Dengan tangannya yang lain, dia mengambil anting-anting dan bersiap memasangkannya di lubang di telinga Yan Xi.

Gu Shen mendekat dan melihatnya dengan hati-hati, akhirnya dia memasukkan anting-anting itu di tempat yang pas.

Mobil tiba-tiba di rem.

Dia tanpa sadar memegang anting-anting, agar Yan Xi tidak terluka terkena sudut tajamnya.

Karena gerakan mendadak itu, Yan Xi juga mencondongkan tubuhnya, membuat bibirnya bersentuhan dengan bibir pria itu.